13 - Kejujuran Darren

199 23 5
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ya😍😘

Ava sedari tadi hanya diam seraya memandangi tangan kirinya yang di balut perban, emosi dan rasa senang bercampur menjadi satu saat Ava melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ava sedari tadi hanya diam seraya memandangi tangan kirinya yang di balut perban, emosi dan rasa senang bercampur menjadi satu saat Ava melihatnya.

Emosi karena mengingat jika jaket kesayangannya sudah tidak ada, juga senang karena untuk pertama kalinya sejak SMP dia di obati oleh orang lain.

"Kava? Ck, gue cari-cari taunya disini!" Darren tiba-tiba datang dengan wajah cemberutnya, dari tadi ia mencari keberadaan Ava namun tidak ketemu.

"Orang gue udah chat, emang gak liat handphone?" tanya Ava seraya bergeser, memberikan ruang untuk Darren ikut duduk di sampingnya.

"Gak sempet, tadi abis rapat langsung cari lo ke kelas, gak ambil handphone dulu." Darren duduk di samping Ava dan menyodorkan minuman boba kesukaan cewek itu.

"Makasih." Ava mengambil minuman itu dan meminumnya. Membuat Darren tersenyum senang melihatnya.

"Tumben lo gak pakek jaket, biasanya juga pakek." Darren baru menyadari jika Ava dari pagi tidak memakai jaket yang biasa cewek itu pakai.

"Jaket gue—"

"Astaga Ava! Tangan lo kenapa?! Kok gue baru sadar sih? Sakit gak?!" tanya Darren baru menyadari jika tangan kiri Ava di perban.

"Kasih tau gue ini kenapa?!" Darren mengangkat tangan kiri Ava dan melihatnya dengan seksama.

Ava terdiam dengan pikiran jahat yang menghantui otaknya, Ava perlu orang yang pantas ia salahkan. Dan orang itu adalah ... Ave.

"Ini gue mau cerita, jadi tuh kemaren Kak Roy bakar jaket gue dan gue pengen nyelametin jaket itu, tapi gak taunya tangan gue yang luka."

Darren menatap Ava dengan alis terangkat sebelah. "Kenapa Kak Roy bakar jaket lo?"

"Ave ngadu kalo gue narik lo kemaren dari dia, jadi Kak Roy marah."

Wajah Darren menegang, tangannya terkepal kuat dengan urat-urat yang menonjol dari lehernya. Marah! Ava tidak pantas mendapatkan ini.

"Tunggu disini! Ave udah keterlaluan, gimanapun juga dia gak pantas ngadu kayak gitu ke Kak Roy!" Darren berdiri dan berlalu pergi dari sana.

Meninggalkan Ava yang sekarang tersenyum miring, Ava bukan orang baik bukan juga orang jahat. Dia hanya manusia labil yang mementingkan egonya.

Lo bisa ngendaliin Kak Roy sama Regan, gue juga bisa kendaliin Darren. Orang yang lo suka.

Eva R

Ave mojok dekat tangga gedung olahraga, ia tengah nonton drakor menggunakan handphone Rey, orang pemilik handphone? Mungkin sedang menggoda anggota cheerleader yang sedang latian. Ave tidak peduli yang terpenting handphone cowok itu berada di genggamannya.

Two First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang