Bad Girl

33.8K 295 10
                                    

"Bram, lo pernah nggak suka sama gue?"

Merasa dipanggil, Bram menoleh ke arah samping. Di sampingnya, gadis cantik berusia 18 tahun yang tahun ini mendapat gelar primodana di sekolah itu menatapnya lekat. Bram menggeleng, lalu kembali menulis catatan fisikanya yang menurutnya lebih penting daripada perkataan Vera.

Vera berdecak sebal, begini jadinya kalau duduk sebangku dengan orang culun, dikacangin terus.

Lama mereka saling berdiam diri, tak membuat suasana menjadi canggung. Ya karena memang hal ini sudah sangat biasa.

Tiba - tiba saja tangan kiri Vera menyentuh paha Bram. Sontak saja Bram terkejut, merasa tak nyaman. Ia berusaha menyingkirkan telapak tangan itu, namun Vera seakan tak peduli dan masih menyentuh kulit polos pahanya.

Vera mengusap lembut, membuatnya sedikit mendesah. Sensasi apa ini?

Vera terkikik geli, lalu dengan nakalnya membuka kancing celana Bram tanpa diketahui oleh sang pemilik dan langsung saja ia memegang kejantanan Bram dari luar celana dalamnya.

Bram menoleh, kembali mencoba memberontak, namun pemberontakan kecilnya membuat Vera semakin lihai melancarkan aksi kecilnya.

Ia memasukkan tangannya ke dalam, lalu meremas - remas kejantanannya, naik - turun dengan tempo lembut sampai - sampai membuatnya terbuai.

Ia meremas meja ketika gejolak aneh dari dalam dirinya ingin membuncah keluar, ia seperti ingin buang air kecil.

Mengetahui Bram yang mengeluarkan pelepasannya, Vera berbisik kecil, namun entah kenapa di telinga Bram suara itu sangat seksi.

"Keluarin aja Bram, jangan ditahan".

Perkataan Vera yang langsung dimengerti olehnya membuat Bram mengeleuarkan pelepasan pertama kali dalam hidupnya. Oh ini gila, Vera sangat ahli dalam melakukannya.

"Kamu kenapa Bram? Sakit?"

Pertanyaan dari Bu Gita sontak membuatnya gelisah. Dengan cepat ia menggeleng, lalu tersenyum ala kadarnya. Untung saja Bu Gita kembali menjelaskan materinya, kalau tidak bisa habis dia.

Bram menoleh menatap Vera dengan seringaian seksinya. Vera sudah memberhentikan aksinya sejak tadi, namun entah kenapa hal itu masih seperti dirasakannya.

"Nggak malu udah gede masih ngompol? Nggak takut diejek?" tanya Vera jahil.

Perkataan Vera membuatnya malu. Dengan cepat ia meminta izin pada Bu Gita untuk pergi ke UKS dengan alasan sakit, yang sebenarnya kesempatan itu ingin ia pakai untuk mengganti celananya.

Bel pulang pun berbunyi. Bram pergi ke kelasnya untuk mengambil tas setelah diizinkan pulang oleh petugas UKS, namun tiba - tiba saja Vera menggandeng tangannya untuk pergi ke ruang laboratorium yang sudah tak terpakai.

Entahlah, ia tidak tahu apa yang akan dilakukan Vera pada dirinya, namun yang ia tahu ia sangat gugup sekarang.

Vera mengunci pintu dari dalam, lalu berjalan ke arahnya dengan cepat.

"Sekarang lo jujur sama gue, lo mau atau enggak ngelanjutin yang tadi?"

Bram mematung, ia bingung. Di satu sisi, ia tidak mau melanjutkannya karena ia tahu ini hal yang tidak baik. Namun di satu sisi, ia ingin melakukannya, sangat.

Bram mengangguk dan langsung saja Vera menciumnya ganas. Ciuman ini sangat panas. Ini ciuman pertamanya dan ia tak menyesal telah memberikannya pada Vera yang sudah ahli.

Bram mengikuti ciuman itu, sama ganasnya. Ia melepas kacamata yang menjadi penghalang ciuman dalamnya itu ke lantai, lalu menekan kepala Vera semakin dalam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 28, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Birth Stories Where stories live. Discover now