22

8.3K 723 42
                                    

Setelah berbicara pada Jojo, kala memutuskan untuk kembali ke ruang OSIS. Dia menyusuri koridor dengan santai dan melawati beberapa kelas juga ruang perkumpulan ekskul.

Tapi saat dirinya melewati aula olahraga, dia tak sengaja melihat pintunya terbuka. Karena penasaran dia memutuskan untuk masuk dan melihat kedalam.

Dia memang jarang masuk ke aula ini jika bukan karena ada mata pelajaran penjas, setelah membuka pintu dan melihat seluruh ruangan ternyata kosong membuat dirinya memutuskan untuk pergi dari sana.

Tapi saat kakinya hendak melangkah keluar, dia mendengar suara seperti seseorang yang sedang kesakitan. Lalu dengan segera dia menghampiri asal suara itu.

Asal suara yang dia dengar berasal dari ruang ganti pria yang terletak di ujung aula, kala terus berjalan hingga kakinya telah sampai di depan pintu ruang ganti.

"Akh" suara yang dia dengar semakin jelas, karena takut benar-benar ada yang terluka akhirnya kala meraih daun pintu dan membukanya perlahan.

Tapi saat pintu baru sedikit terbuka, matanya melihat dua orang pria yang sedang melakukan sesuatu yang dia tidak tau pasti mereka sedang apa.

Salah satu pria yang dia tau ternyata adalah nathan sedang memeluk tubuh pria lain dari belakang, dan anehnya batang kemaluan nathan berada di dalam pantat pria yang satu lagi.

Setelah memperhatikan beberapa saat tanpa bersuara, akhirnya kala tau siapa pria yang ada di depan nathan saat ini. Itu pak alken.

Kala bisa melihat jelas nathan sedang asyik menggoyangkan pinggulnya dan pak alken juga beberapa kali merancau tak jelas mengucapkan sesuatu yang kala tak mengerti.

"Nath..akh.. cepethh, nanti keburu ada yanghh.. yang liat"

Kala bisa mendengar beberapa percakapan aneh yang keluar dari mulut gurunya itu, seperti "lebih cepat" "sayang aku mau keluar" "iyah di situ" "jangan keluarin di dalem, susah bersihinnya". Dan beberapa kalimat aneh lainnya.

Melihat pemandangan seperti itu membuat tubuh kala merasakan sesuatu yang aneh, badannya mulai memanas dan sesuatu di balik celananya juga terasa sangat sesak.

Beberapa saat kemudian kala menutup pelan pintu ruangan itu lalu dengan segera berlari menuju ruang OSIS.

"Jangan lari-lari kala, nanti kecapekan lagi" ucap bara saat kala sampai di ruang OSIS.

Kala berjalan mendekati bara dengan wajah yang memerah, "kak bara.."

"Umm"

"Liat deh kak, ini aku bengkak" ucapnya sambil menunjuk sela celananya yang mengembung.

Bara sempat tersedak ludahnya sendiri mendengar pengakuan kala yang benar-benar polos, apakah dia belum pernah merasakan ereksi dalam hidupnya?

"Lu abis ngapain bisa kayak gini??" Tanya bara heran dan menuntun kala untuk duduk di pangkuannya.hm🌚.

Kala duduk dengan tenang di pangkuan bara dan menceritakan semua yang dia lihat di ruang ganti pria tadi.

"Jangan kasih tau sisapun tentang apa yang lu liat. Ngerti?"

"Kenapa gak boleh?" Tanya kala sambil mengerjap polos.

"Itu bukan hal yang baik kala"

"Tapi kenapa nathan lakuin hal yang gak baik? Kenapa pak alken juga lakuin hal yang gak baik kak?"

"Kerena.."

Bara benar-benar sudah kehabisan kata-kata sekarang, dia tidak tau lagi harus menjelaskan apa pada kala. 

"Gw juga gak tau, tapi kadang hal yang gak baik itu bikin seneng. Makanya beberapa orang lakuin itu" jelas bara seadanya.

Kala hanya mengangguk mengerti lalu menunduk menatap celananya yang masih menggembung.

Bara yang melihat raut wajah aneh kala membuatnya mengernyit heran "kenapa?" Tanyanya.

"Trus kenapa ini aku bengkak kak? Rasanya aneh banget aku gak suka"

"Gw bantu sembuhin mau?"

Kala hanya mengangguk setuju karena bendanya benar-benar sakit saat ini, lalu kemudian bara membuka resleting celana kala perlahan dan mengeluarkan benda keras milik kala. Benda kala tidak terlalu besar, hanya seukuran genggaman tangan bara.

Dengan lembut bara memegang benda keras itu dan mulai mengurutnya pelan, bara bisa melihat ekspresi aneh di wajah kala. Wajah pria itu kini sudah memerah sempurna dan juga terlihat bersusah payah mengatur nafasnya.

"Kakk- aku pengen pipis"

Bara hanya tersenyum kecil mendengar itu, terlihat juga batang kala sudah mengeluarkan beberapa tetes pre-cum dan dengan lembut bara mengusapkan jempol nya pada ujung lubang pipis kala hingga menyapu beberapa cairan bening itu.

Usapan jempol bara membuat kala menggelinjang hebat merasakan perasaan aneh di dalam tubuhnya "kakk!!" Kala berteriak tertahan saat merasakan sesuatu yang akan keluar dari lubangnya, tapi dengan cepat bara menutup lubang itu menghambat ciaran yang akan keluar.

Kala beberapa kali mendesah kecil merasakan nikmat di batangnya, bara yang melihat kala sudah kewalahan akan perlakuannya pun mempercepat gerakan tangannya agar kala bisa mencapai puncaknya karena dia sudah menghentikan keluarnya cairan kala sebelumnya.

Hingga beberapa kali gerakan tangan bara akhirnya kala benar-benar mengeluarkan cairan pertama di hidupnya di iringi lenguhan panjangnya.

Bara menahan punggung kala dengan tangannya yang tidak sibuk karena kala terlihat melemas setelah pelepasannya. Bara melihat tangannya yang terkena cairan kental milik kala, lalu kemudian dia menghirup dalam aroma cairan itu dan menjilatinya.

"Ka-k bara.. kena-pa di jilatin itu?" Tanya kala terbata karena masih menormalkan nafasnya yang memburu.

"Enak" jawab bara santai.

Lalu perlahan bara membuka kancing baju kala dan menciumi dada kala juga beberapa kali menggigitnya.

Kala yang baru selesai di buat lemas oleh bara mau tidak mau kini harus kembali melenguh merasakan nikmatnya ciuman bara di dadanya.

Meskipun dia tidak tau pasti apa yang bara lakukan pada dirinya, tapi itu benar-benar nikmat. Jika terus seperti ini bukan tidak mungkin akan membuat dirinya ketagihan.

"Aw, kak bara kenapa gigitin dada aku, jangan nanti berdarah" ucap kala saat merasakan gigitan di dadanya.

Bara hanya diam saja dan melanjutkan kegiatannya, kini bukan menggigit dada kala tapi menjilat lembut kedua puting kala.

Jilatannya berhasil membuat kala mengeluarkan desahan kecilnya dan dapat ia rasakan jari-jari kala tengah meremas punggungnya.

Hingga beberapa saat setelah tenggelam dalam kenikmatan menghisap dada kala, bara tersadar dan melepaskan ciumannya "sorry, gw kelewatan".

Kala dengan penampilan yang sudah berantakan sedikit memperbaiki duduknya di pangkuan bara karena merasa ada sesuatu yang aneh disana.

Setelah merasa cukup nyaman dengan duduk nya kala melihat bara yang tengah menundukkan kepalanya "kak bara kenapa? Jangan sedih. Tadi aku gak marahin kakak kok karena gigit gigit. Tapi lain kali jangan kenceng2 ya, sakit soalnya" ucap kala sambil memeluk kepala bara dan mengelusnya pelan.

Bara sebenarnya merasa bersalah telah "menodai" kekasihnya, tapi dia juga manusia normal yang akan gila jika manusia seimut kala menggodanya.

Kala melepaskan pelukannya dan mengangkat kepalanya bara lalu menatapnya lembut "nggak papa kok, jangan sedih ya. Mau gigit lagi?" Ucapnya sambil menurunkan bajunya.

.
.

Maap typo nya banyak bgt 😵

A R K A L A N G K AWhere stories live. Discover now