Part 21 : Jealousy

131 13 27
                                    

Tangan yang melingkar dan menyentuh dengan bebas. Tawa yang riang menampakkan kenyamanan satu sama lain. Mengobrol dengan bebas seakan dunia hanya milik berdua. Begitu dekat seakan tak bercelah.

Aku tak bisa melupakan interaksi itu. Kejadian itu terus terngiang-ngiang dalam benakku. Seperti kaset rusak terus berputar-putar dikepalaku. Karena dengan sangat jelas aku melihatnya di depan mataku. Bahkan beberapa saat lamanya mereka sampai tak menyadari keberadaanku yang tak jauh dari mereka berada saking asiknya dengan kebersamaan satu sama lain.. Terutama kamu hyung ... Bagaimana bisa kamu tak menyadari keberadaanku??

Sesaat aku tak tahu harus bagaimana menyikapi situasi ini. Seoalah-olah aku bisa mendengar suara retakan dari hatiku. Suara gemuruhnya membuatku tak tenang. Di sisi lain aku ingin pergi, tapi ego ku tak membiarkannya. Seakan egoku mengatakan jika aku pergi dari situasi ini aku akan kalah. Entah kalah dari apa dan siapa aku tak tahu. Akhirnya aku memutuskan untuk bertahan ditempatku berada. Sebisa mungkin aku berusaha cuek tak memperdulikan mereka yang di depanku dan berusaha fokus pada teman-temanku. Namun hatiku yang bercabang membuatku makin pusing. Dan entah sudah berapa lama aku sampai tak menyadarinya saking sibuknya mengatasi situasi hatiku yang bercabang tak tenang, akhirnya berkat kehebohan yang dilakukan oleh teman-temanku yang tak tahu malu itu dengan noraknya menggoda cewek-cewek dikantin dan finally 'sejoli' itu menyadari keberadaanku. Aku berusaha tak melihat ke arah mereka dan memaksakan diri ikut ricuh bergabung menggodai cewek-cewek dengan teman-temanku. Aku bersyukur aku sedang tak sendiri apa lagi dengan situasi begini. Aku bersyukur memiliki teman-teman norak kayak mereka jadi aku tak tenggelam begitu saja.

Dengan sembunyi-sembunyi di sela kericuhanku aku memijat kepalaku yang kurasakan makin pening. Sejak keributan yang dilakukan oleh teman-temanku aku sudah merasakan tatapan yang terus mengarah tepat padaku namun aku berusaha tak memperdulikannya. Karena aku tahu itu siapa. Tapi itu pula yang membuat nervesku makin tak menentu. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali melihat ke arah 'sejoli' tersebut berada. Dan taraaa, pandangan kami bertemu. Aku hanya memberikannya smirk😏. Dia yang masih sambil menanggapi kakakku yang sedang bicara menatapku dengan ekspresi yang tak bisa dibaca. Sedang kakakku yang otomatis mengikuti arah pandang Jiyong kepadaku melambaikan tangannya kepadaku sambil menjulurkan lidah mengejekku. Aku tahu dia bermaksud bercanda denganku seperti biasa bukan mengejekku karena Jiyong. Karena aku yakin dia tidak mengetahui perihal hubunganku dengan Jiyong. Aku berusaha bersikap cuek menanggapi kakakku seperti biasa hanya dengan menaikkan alisku acuh. Meski yang sebenarnya hal itu membuat gemuruh dalam hatiku semakin menggebu menekan kepalaku semakin sakit. Dan dirasa sesi acting ku sudah cukup, juga timing untuk menghentikan keributan teman-temanku sudah tepat, di sini aku memutuskan untuk mengajak teman-temanku pergi dengan alasan pindah tempat hangout. Setelah membuang nafas beratku, aku beranjak berdiri lalu melambaikan tanganku dengan santai ke arah Jiyong dan kakakku berada sebelum benar-benar pergi.

Ahh .. kepalaku benar-benar pusing. I need asupan alkohol deh kayaknya.

Hari itu aku menghabiskan waktuku dengan teman-temanku sampai puas. Dari mulai track-trackan sampai party di club malam. Esoknya sadar-sadar aku sudah bersama tumpukan teman-temanku yang pada teler akibat mabuk semalam tidur tumpang tindih ga karuan di apartmen salah satu temanku. Untung kami tersungkurnya di apartmennya temenku ga di jalanan coba, mengingat seberapa mabuknya kami semalam adalah sebuah ke ajaiban kami bisa sampai di sini dengan selamat. Karena hangover kami yang parah alhasil hari ini kami tidak ada yang ke kampus. Sebenarnya udah biasa sih kami bolos kayak gini. Jadi whatever ga peduli lah. Mending tidur lagi aja ahhh kepala mau pecah rasanya.

~syalalalala~ suara dering hp-ku mengusik sesi tidurku.

"Hem..." Gumamku dengan suara serakku masih dengan mata tertutup mengangkat telpon.
"Lagi dimana nak?" Suara mamaku dari seberang telpon.

Pria Cantikku ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora