Part 25: Back to University

1K 114 12
                                    



Empat bulan telah berlalu sejak baby Leo lahir. Kini Singto kembali menjalani rutinitas kuliahnya, sementara Krist sibuk mengurus bayinya sembari belajar. Krist berencana untuk mengikuti ulang ujian masuk universitas yang tak sampai satu bulan lagi. Krist diminta oleh orang tuanya untuk kembali melanjutkan kuliah dan ia juga menginginkannya. Meskipun cukup berat bagi Krist untuk belajar sembari mengurus seorang bayi.

"Huaaaa huaaa huaaa!!", tangis baby Leo terdengar nyaring seperti bayi sehat seusianya dan tidak terlihat sama sekali pernah terlahir sebelum waktunya.

"Cup cup cupp iya laper ya baby? Sini sini sama mama...", ujar Krist yang keluar dari ruangan belajarnya hanya untuk mengambil bayinya dari gendongan seorang babysitter. Baby Leo langsung berhenti menangis ketika sudah berada dalam dekapan Krist. Hal itulah yang membuat Krist menjadi lelah karena Leo hanya mau bersamanya. Ia harus memberi makan bayinya sembari satu tangan menggendong bayinya dan satu tangan lainnya memegang pena sedangkan otaknya berpikir mengerjakan latihan soal ujian.

Biasanya Krist dibantu oleh suaminya selama beberapa bulan terakhir, tetapi Singto juga harus kembali kuliah setelah mengambil cuti sejenak untuk merawat bayinya. Jadi kini Krist lebih sering dibantu oleh babysitter dan Leo nampaknya tidak senang dipegang orang lain.

Singto yang baru saja kembali kuliah harus mengulang beberapa mata kuliah yang sempat ia tinggalkan saat cuti. Singto mengambil kelas bersama adik-adik tingkatnya. Dalam kelas baru Singto, seorang wanita beta yang merupakan adik tingkat Singto sangat jelas menunjukkan ketertarikan pada Singto. Ia selalu mengajak Singto setiap ada tugas kelompok. Wanita itu juga sering memilih tempat duduk di dekat Singto.

"Memangnya apa yang membuatmu tertarik sama kak Singto? Dia seorang alfa. Kita hanya beta.", ujar teman sang wanita beta.

"Dari dulu aku memang lebih tertarik sama alfa. Alphas hit different. Mereka punya kharisma yang beda daripada beta cowok. Apalagi alfa dominan kaya kak Singto. Aku udah naksir dia dari semester lalu pas dia jadi komdis. Keren banget!! Keliatan dingin tapi aslinya ramah. Gak nyangka sekarang aku bisa satu kelas sama kak Singto. Kaya takdir banget gak sih?? Kyaaa!!", ujar wanita beta bernama Sara yang sudah terang-terangan mengatakan pada temannya bahwa ia menyukai Singto.

"Aku dukung kamu sih, Sar. Tapi biasanya alfa jarang ada yang tertarik sama cewek beta. Tapi dicoba gak ada salahnya. Semangatt!!", ujar temannya Sara.

Setiap menghadiri kelas yang ada Singto, Sara akan berdandan ekstra. Dalam kelas jam 7 pagi itu, Sara sudah berdandan full make up dengan rambut yang dicatok bergelombang.

"Pagi, kak Singto!!", sapa Sara sembari duduk di kursi sebelah Singto.

"Pagi Sara. Gimana ppt yang aku kirim ke kamu kemarin udah ok?"

Sara mengangguk-angguk sembari tersenyum. "Sudah bagus kok kak.... Nanti biar aku yang kumpulkan ke dosen."

"Ok. Thank you.", Singto hanya menjawab singkat lalu kembali hening. Memang Singto jarang memulai pembicaraan terlebih dahulu dengan Sara, tetapi Sara tak hentinya mencari topik untuk berbicara dengan Singto.

"Hmm kak Sing.", panggil Sara ketika kelas telah usai. "Mau makan siang sama aku dan Jane gak?"

Singto mengiyakan ajakan Sara dan mereka bertiga makan bersama di kantin kampus. Ketika sedang makan, Jane tiba-tiba ditelepon oleh seseorang yang membuat raut wajah Jane nampak gusar. Lalu Jane buru-buru pergi meninggalkan kantin. "Maaf kak Singto dan Sara, aku pergi duluan ya. Ada urusan mendadak. Aku lupa ada deadline tugas...", ujar Jane yang langsung buru-buru pergi meninggalkan Singto dan Sara berdua. Itu hanya idenya saja sebenarnya Jane tidak ada urusan mendadak. Ia dan Sara memang sudah merencanakannya.

My Alpha is My OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang