04.Mine

301 6 0
                                    

Azka baru saja selesai mandi dan melihat Laura yang sedang berbaring diranjang sambil menghirup minyak angin yang ada ditangannya.

"Apa kamu hamil??"tanya Azka to the point membuat Laura langsung melihat kearahnya.

"Are you crazy??baru satu bulan dan gak mungkin aku hamil secepat itu,lagipula aku belum mau menjadi ibu"jawab Laura membuat Azka menatapnya tajam sambil berjalan mendekatinya.

"Kamu mau ngapain?"tanya Laura yang langsung mengubah posisinya menjadi duduk saat Azka duduk dipinggir ranjang.

"Saya menginginkan seorang anak dan kamu harus siap melahirkannya,kalau tidak saya akan menceraikan kamu dan ayah kamu_"

"Jangan pernah ganggu ayah,ini masalah aku dan kamu bukan ayah.selesain berdua jangan pernah libatin oranglain dimasalah kita,aku hanya belum siap bukan tidak menginginkannya jadi aku harap kamu bisa membedakan antara belum dan tidak"ucap Laura mencela ucapan Azka yang ingin mengancamnya melalui ayahnya.

Azka menarik pinggang Laura agar lebih dekat dengannya lalu mengelus pipi Laura sambil menatap bibir Laura.

Laura susah payah menelan salivanya melihat tatapan Azka yang sangat dalam.

"Aku akan memberikannya tapi,nanti setelah mama dan papa kamu pulang"ucap Laura yang membuat Azka menatapnya dengan lesu lalu menenggelamkan wajahnya dileher Laura.

"Mengapa tidak sekarang saja?saya menginginkannya"ucap Azka dengan suara serak membuat Laura memberanikan dirinya untuk mengelus rambut Azka.

"Nanti sampai kamu puas atau sekarang hanya sebentar??"ucap Laura memberikan Azka pilihan membuat Azka menatapnya lagi.

"Baiklah,nanti saja"jawab Azka sebelum ia melumat bibir Laura tanpa aba-aba membuat Laura sedikit terkejut karnanya.

Cup

"see you later you will scream for mercy to me"bisik Azka setelah mengecup bibir Laura sambil tersenyum miring melihat Laura yang hanya diam menatapnya.

"prepare yourself because we will make love until morning,dear"ucap Azka sebelum keluar dari kamar membuat Laura memegang dadanya yang berdebar lebih kencang dari biasanya.

"he is serious"gumam Laura yang merasa merinding mendengar ucapan Azka tadi.

~~~~~~~

"Apa panggilan sayang kalian??"tanya Erika setelah sekian lama ia mendengar suami dan putranya membicarakan soal pekerjaan mereka.

"Hmm?panggilan?tentu saja saya memanggil namanya"jawab Azka membuat Erika melihat kearah Laura yang hanya tersenyum melihatnya.

"Maksud mama apa kalian tidak memanggil sayang?istriku?suamiku?atau panggilan lainnya??"tanya Erika lagi.

"Saya memanggilnya Laura dan dia memanggil saya Azka.itu sudah cukup ma"jawab Azka yang berpura-pura terlihat mesra didepan mama dan papanya ia merangkul Laura yang hanya diam.

"Oh no,rumah tangga macam apa ini??ah Laura kamu seharusnya mempunyai panggilan untuk Azka agar kamu terlihat lebih sopan memanggilnya.apalagi usia kalian terpaut 13 tahun kamu dan Azka_"

"Ma,mungkin ini keinginan Azka sudahlah jangan terlalu ikut campur_"

"Gak bisa pa,Laura itu harus punya sopan santun sama suaminya mama tau Laura gak akan mungkin ngerti soal ini karna dia dari kecil gak pernah dapat bimbingan dari orangtuanya.papa tau sendiri kan kalau pak Brian sama_"

"Emh_maaf ma,Laura emang gak pernah dapat kasih sayang ataupun perhatian dari bunda.tapi,Laura tau yang mana yang baik dan yang mana yang tidak ma.Laura memang tidak pernah tau siapa bunda Laura tapi Laura ada ayah yang selalu bimbing Laura dari kecil sampai sekarang."ucap Laura dengan mata berkaca-kaca menatap mama mertuanya cukup Laura lalu menundukkan kepalanya.

"Laura,bukan itu maksud mama.mama hanya_"

"Laura ngerti kok ma"

"Laura"panggil Erika yang merasa ia sudah menyinggung perasaan Laura.

"It's okay ma,mulai hari ini aku panggil kamu mas ya biar keliatan sopan"

"Terserah kamu"

"Laura,mama minta maaf karna mama_"

"Ma,sudahlah tidak ada yang perlu dimaafkan.lagipula apa yang mama katakan adalah fakta"ucap Azka membuat Laura tersenyum paksa.

"Lalu kapan mama dan papa akan pulang??"tanya Azka to the point saat kedua orang tuanya sudah cukup lama bertamu kerumahnya.

"Kamu mengusir kami??"tanya niko menatap putranya yang dari tadi seperti ingin melakukan sesuatu.

"Tidak,tetapi bukankah lebih baik kalian pulang dan menghabiskan waktu berdua apalagi yang saya tau papa sangat sibuk dan hampir tidak memiliki waktu berdua dengan mama.ya maksud saya_"

"Katakan saja jika kamu ingin mengusir kami"

"Ah,berbicara dengan orang tua sangatlah sulit.sudah saya katakan saya tidak mengusir kalian hanya saja saya ada janji sampai besok pagi"ucap Azka sambil melihat kearah Laura yang duduk disampingnya.

"Azka ingin membuatkan kita cucu pa,ayo kita pulang"bisik Erika kepada niko setelah melihat tatapan putranya kepada Laura.

"Ah,seperti itu.baiklah mari kita pulang ma"ajak niko langsung di iyakan oleh Erika.

Laura hanya bisa tersenyum kaku melihat mertuanya pergi meninggalkan mereka berdua.

"Bagaimana?bisa kita melakukannya sekarang??"tanya Azka setelah mereka berdua mengantarkan mama dan papanya sampai mobil.

"Ta-tapi mas_"

"Bukankah jika sudah berjanji harus ditepati nyonya Laura"ucap Azka mencela ucapan Laura yang terlihat sangat gugup dan tidak berani menatap Azka.

Drrttt....drrttt....drrttt....

"Oh,sebentar saya angkat telfon dulu.kamu bersiaplah didalam"ucap Azka sambil berjalan menjauh dari Laura setelah melihat nama yang tertera dilayar handphonenya.

"_"Laura hanya menuruti ucapan Azka,ia masuk kedalam membiarkan Azka yang sibuk berbicara dengan seseorang yang menghubunginya.

"Oh,sayang maafkan saya.saya tidak bisa menepati janji saya malam ini untuk menemani kamu dinner,ah bagaimana jika kita mengatur waktu lagi?"

"Kamu tuh udah satu minggu gak ketemu aku ka,lagian apasih istimewanya dia?bukannya kamu udah janji sama aku untuk gak jatuh cinta sama dia?dimana janji kamu itu ka??"

"Saya pasti akan menepati janji saya,tenanglah sayang jangan khawatir."

"Yaudah,aku tunggu kamu.sana puas-puasin waktu kamu sama dia.lagian aku ngerti kok kalau dia cuma kamu jadiin pemuas nafsu kamu aja"

"Itu kamu tau"

"I love you"

"I love you more"

Setelah selesai berbicara dengan shinta,azka langsung masuk kedalam rumahnya tanpa ia sadari lala yang sedang membuang sampah mendengar semua percakapannya dengan shinta.

"Mas Azka sama mbak shinta masih pacaran?trus mbak Laura gimana?"

"Mas Azka jahat banget masa cuma jadiin mbak Laura sebagai pemuas nafsunya,mbak Laura harus tau ini.tapi,lala gak punya bukti biar mbak Laura percaya.gimana ini??"

"Mbak Laura maafin lala,lala janji lala akan kumpulin bukti biar mbak Laura gak terus-terusan dibohongin sama mas Azka"

"Neng lala"panggil jojo.

"Apa??"

"Neng lala ngapain diluar??"tanya jojo yang sebenarnya menyukai lala sejak lama.

"Buang sampah,udah gak ada yang mau kamu tanyakan?lala mau masuk nih"

"Mau abang jojo anterin_"

"Gak,udah mending kamu balik ke pos jojo.nanti lala aduin mas Azka biar tau rasa kamu"

Bersambung.......

Mine (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang