Lalita 6

6 5 1
                                    

Follow dulu lah
.
.
.
.

“Bunda liat sepatu Litha yang warna putih gak?” rumah yang hampir menyaingi istana itu udah heboh pagi-pagi, mulai dari Litha yang kesiangan, kehilangan sepatunya, papinya yang ternyata lupa kalo ada meeting pagi, rasanya bunda mau pergi aja neliat anak sama suaminya yang apa-apa tanya dia.

“DIBAWAH TANGGA!!” teriak bunda dari arah dapur ke Litha yang dari tangga atas

“Beb tau dasi itemku gak?” tanya papi dari kamar, “Di gantungan lemari yang” jawab bunda masih sabar

“Bun, Litha berangkat dulu muah” kata Litha sambil lari keluar, Litha mengendarai mobilnya menuju gerbang depan dengan sedikit kencang sampai-sampai satpam yang menjaga di depan langsung panik dan langsung membuka gerbang

“MAAF PAK, SAYA BURU-BURU” teriak Litha dan dibalas acungan jempol oleh satpam nya itu

---

“Selamat pagi bu Litha” sapa karyawannya

“O o iya selamat pagi juga” kata Litha sambil lari kearah lift, tapi sayang liftnya sudah penuh dan Litha langsung balik arah buat naik tangga padahal semua karyawannya udah minggir buat kasih tempat ke Litha tapi Litha kebura lari ke arah tangga darurat.

“Baru kali ini gue liat bos rela naik tangga” kata salah satu karyawan dan diangguki karyawan lain, Litha memang dikenal sebagai boss yang rendah hati bahkan terkadang Litha lupa kalau dia sekarang adalah seorang bos.

Sesampainya didepan kantor Litha langsung masuk dan bener aja udah ada satu orang disana, orang yang dari semalem gak ngebales chatnya karna ngambek ke Litha siapa lagi kalau bukan Ravish, sahabatnya dari kecil yang emang suka ngambek.

“Hah.. hahh lo ngapain disini?” tanya Litha sambil mengatur napasnya, ya bayangin aja ruangan Litha itu ada dilantai 5 dan Litha berlari menaiki tangga dengan sepatu heels nya

“Lo beneran pacaran sama Yesaya?” tanya Ravish serius, seketika Litha langsung tegang berusaha buat menghindari pertanyaan ini tapi Litha gak pinter bikin alasan jadi kepalanya cuma ngangguk sebagai jawaban.

Ravish jalan ke Litha yang masih ada di balik pintu dan memeluknya, Litha berusaha ngelepas tapi bagaimanapun Litha adalah seorang perempuan yang kekuatan tidak sebanding dengan Ravish yang mantan atlet karate.

“Bilang ke gue kalo lo disakitin sama dia, gue gak mau ada orang yang nyakitin lo” kata Ravish sambil menahan tangisannya, bagi Ravish Litha itu adalah permata yang wajib ia jaga tapi sekarang permata itu sudah menjadi milik orang lain

“Minggir Vish gue keringetan, lo gak bau apa?” tanya Litha yang masih berusaha buat ngelepasin pelukan Ravish, tapi tiba-tiba Litha berhenti dan menepuk punggung Ravish yang bergetar.

“Maafin gue Vish, gue gak bermaksud ngebuat lo nangis” kata Litha yang benar-benar merasa bersalah.

Tiba-tiba pintu ruangan Litha dibuka secara tidak terhormat dengan Yesaya, Litha dan Ravish kompak buat ngelepasin pelukannya, Yesaya menjatuhkan bunganya dan tersenyum penuh makna sampai-sampai Litha takut buat natap Yesaya.

“Oh jadi gini lo dibelakang gue Put? sama sahabat gue?” Yesaya ngomong sambil tertawa tak percaya

“Apa salah kalau sahabat meluk sahabatnya? Lo terlalu posesif Yes” kata Ravish dengan tenang dan itu malah ngebuat Yesaya marah

Lalitha (Hiatus) Where stories live. Discover now