-Takut-

1.5K 250 37
                                    

Rosie mengangguk singkat"Daddy sudah seperti Monctel"lirihnya membuatkan hati Jisoo berdenyut nyeri.

Jisoo menghampiri Rosie dan berdiri disamping kasur anak bungsunya itu. Dibawahnya Rosie kedalam pelukan"Ochie jangan takut ya. Mommy ada disini. Mommy akan berusaha untuk menjaga Rosie sama Jennie"ujarnya berharap agar anak bungsunya itu tidak mengalami trauma.

Rosie menatap kearah Jennie. Sedetik kemudian dia menyadari kalau mata sang kakak sudah terbuka"Nini tudah bangun!"ujarnya

Jisoo sontak menghampiri Jennie"Nini"panggilnya

Namun Jennie hanya diam. Tatapannya kosong dan air matanya tiba tiba mengalir keluar"Hey Nini"panggil Jisoo yang sudah panik itu. Dia menekan tombol merah yang ada diheadboard kasur sang anak.

Tidak butuh waktu yang lama,Dokter Sowon memasuki ruangan mereka. Dia menghampiri Jennie namun Jennie sepertinya kelihatan takut"Jennie"panggil Dokter Sowon dengan lembut.

Jennie mula terisak,dicengkramnya baju Jisoo dengan erat.

Dokter Sowon menghela nafasnya dengan kasar"Seperti yang saya bilang,Jennie mengalami trauma. Dia membutuhkan psikiataris"

Jisoo mengangguk lemah"Baiklah Dok"

Dia beralih memeluk Jennie yang sudah bangkit dari rebahan itu"Nini sayang,Nini jangan takut ya. Mommy disini"bisik Jisoo

Jennie hanya diam dan menenggelamkan mukanya didada sang Mommy.

"Saya tinggal duluan ya"pamit Dokter Sowon dan berlalu pergi dari sana.

Tidak lama kemudian,seorang pria memasuki ruang inap mereka"Glandpa!"pekik Rosie senang

"Cucu cucu Grandpa tidak apa apa?"tanya Jongki menghampiri kedua cucunya dengan panik

Rosie mengangguk"Kepala Ochie takit dikit aja si"sahutnya"Tapi kacian tama Nini"

"Nini"Jongki mengelus kepala Jennie namun Jennie tidak memberi respon

Jongki langsung menatap kearah Jisoo untuk meminta penjelasan"Nini mengalami trauma. Aku harus membawa dia ke psikiataris"jelas Jisoo

"Apa yang terjadi sebenarnya?"tanya Jongki soalnya dia hanya diberitahu kalau kedua cucunya itu masuk kerumah sakit"Dimana Limario?"lanjutnya

"Glandpa"panggil Rosie membuatkan perhatian Jongki tertuju kepadanya

"Iya sayang?"

"Daddy tudah menjadi monctel"

"Monster?"beo Jongki

Rosie mengangguk polos"Daddy mendorong Ochie terus kepala Ochie beldalah. Daddy juga memukul Nini"

Jisoo menyibak baju belakang Jennie untuk menunjukkan luka cambukan yang ada dipunggung sang anak"Lim mencambuk anak anak dan Nini memilih untuk melindungi Ochie dengan memeluk Ochie"jelas Jisoo dengan suara seraknya

"Astaga"gumam Jongki

"Pa,tolong jangan biarin anak anak aku ketemu sama Lim untuk sementara waktu. Aku tidak mau Nini sama Ochie semakin takut"lirih Jisoo

Jongki mengelus kepala Jisoo"Kamu tenang aja,biar Papa urusin soal Lim. Kamu fokus aja menjaga cucu cucu Papa ini"ujarnya"Sekarang Papa akan bertemu sama Lim. Permisi"dengan menahan emosinya,Jongki berlalu pergi dari sana untuk mencari keberadaan sang anak.








:
:

Disisi lain,terlihatlah Limario yang tersadar dari tidurnya. Kepalanya sedikit pusing"Gue ngapain disini"gumamnya ketika menyadari kalau sekarang dia tertidur disofa dikamar kedua anaknya.

"Ikat pinggang?"gumamnya lagi sambil menatap ikat pinggang yang ada ditangannya.

Deg

Matanya membulat kaget. Dia sudah ingat apa yang terjadi. Tangannya yang memegang ikat pinggang itu juga sudah gementar"A-apa yang sudah gue lakukan?"

"LIMARIO!!"teriakan dari lantai bawa itu membuatkan Limario terlonjak kaget.

Dengan segera dia berlari kelantai bawah dan terlihatlah Jongki yang sudah menatapnya tajam.

Brughhh

Satu tonjokan dipipinya itu membuatkan Limario tersungkur jatuh. Jongki yang masih emosi itu langsung menarik kerah baju sang anak"Apa yang sudah kamu lakukan hah?! Kenapa kamu memukul Nini sama Ochie!"teriaknya marah

"M-Maaf Pa"

"Maaf?! Ck,kamu pikiri dengan maaf kamu itu bisa bikin Ochie sama Nini baik baik aja hah?!"

"Apa yang terjadi sama mereka Pa? Dimana mereka? Lim mau meninta maaf sama mereka"

Jongki melepaskan kerah baju Limario"Nini trauma atas semua yang terjadi. Sepertinya anak anak kamu akan menjadi takut sama kamu"datarnya. Dia melemparkan selembar kertas didepan Limario"Itu tiket pesawat untuk ke Italy. Kamu tinggal disana untuk beberapa bulan dan jangan kembali sebelum trauma anak anak kamu bisa disembuhkan"lanjutnya

"Tidak mau!"bantah Limario"Aku mau bersama istri dan anak anak aku. Aku sadar kalau aku salah dan aku mau memperbaiki semua ini"

"Jangan membantah Limario!"marah Jongki"Ini hukuman untuk kamu! Kamu butuh waktu sendiri untuk kamu menyadari kesalahan kamu!"

"Aku sudah sadar semuanya Pa! Papa tidak berhak untuk menjauhkan aku dari keluarga aku!"

Jongki menggeram marah"Kalau itu yang kamu mau,Papa yang akan membawa istri dan anak anak kamu pergi dari sini dan Papa tidak akan membawa mereka kembali kepada kamu sebelum anak anak kamu yang meminta untuk bertemu sama kamu!"ujarnya dan berganjak pergi dari sana.

Limario mengacak rambutnya dengan frustasi. Dia benar benar merasa bersalah. Andai aja dia tidak mabuk,anak anaknya pasti tidak akan menderita"Nini,Ochie,maafin Daddy"lirihnya






  Tekan
   👇

Kwon Family✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang