Bab. 45 || Drama didalam Drama

23.3K 5.5K 3.6K
                                    

Komen di setiap part ya biar gue cepet update..

⚠️AWAS TYPO BERTEBARAN ⚠️

-o0o-
Happy
Reading
-o0o-

"Papa...tolong!"

"Jangan tinggalin aku."

"Kenapa papa ngga pernah peduli sama aku? Apa salah aku?"

"Selamat tinggal, Papa."

"—NGGAK!"

Zeus berteriak dan terbangun dari tidurnya. Peluh membasahi dahinya. Beberapa hari ini, Zeus sering bermimpi buruk. Mimpi dimana ia melihat putrinya berlumuran darah dan meninggal karena mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Zeus.

Tatapan Zeus beralih kesampingnya, tidak ada Miya yang biasanya tidur disaat karena setiap kali teman-temannya datang menginap, Miya akan tidur dikamarnya sendiri bersama Anna dan Stella.

Zeus beranjak dari kasur menuju kamar Miya. Detak jantung Zeus sedikit lebih tenang begitu melihat Miya yang masih tertidur pulas sambil memeluk Stella.

Dengan pelan, Zeus menggendong Miya dan mendekapnya, sesekali Miya merasa tak nyaman yang membuatnya menggeliat pelan.

"Sssttt...tidur aja ya," gumam Zeus sembari menepuk-nepuk punggung Miya membuat gadis kecil itu kembali terlelap.

Zeus membawa Miya pindah ke kamarnya. Lelaki itu meletakan Miya secara perlahan di kasurnya dan kemudian ikut berbaring sambil memeluk Miya.

"Gue takut. Entah kenapa mimpi itu kayak nyata. Gue gak tenang setiap kali gak liat Lo," ucap Zeus sembari menepuk-nepuk bokong Miya untuk membuatnya merasa nyaman.

"Itu cuma mimpi. Lo ada disini sama gue dan gue bakal baik-baik aja," ucapnya. Setelah itu, Zeus ikut terlelap disamping Miya.

-o0o-

"Nasi goreng spesial untuk anak yang spesial."

Miya tersenyum sembari mengayunkan kakinya ketika sudah duduk diatas kursi. Ini sudah seminggu Lucas bekerja dirumahnya sebagai koki. Miya sangat menyukai masakan lelaki itu karena memang sangat lezat.

Lucas sudah memutuskan. Dia akan memberikan air itu nanti, tapi tidak untuk saat ini karena Lucas masih ingin merasakan kehadiran 'Ailu' sedikit lagi.

"Morning," Zeus yang baru saja datang segera duduk disebelah Miya dan mengusap puncak kepala gadis kecil itu dengan sayang.

Hari ini adalah hari dimana pentas seni antarsekolah diadakan. Kemarin, Zeus bernegosiasi dengan guru agar dia dan Alarick bisa ikut tampil dalam drama itu. Meskipun ragu, guru Miya tetap menyetujuinya karena dia rasa Zeus bisa profesional. Berbeda dengan Miya yang justru merasa akan ada musibah besar datang.

"Papa udah hapal semua teksnya kan?" Tanya Miya.

"Udah, tenang aja."

"Jangan ada improvisasi yang aneh-aneh. Tetep ikutin naskahnya, awas aja kalo sampe papa sama om pedo buat ulah."

Zeus menumpukan kepala dengan lengannya sendiri dan menatap Miya secara intens. "Lo sekarang jadi lebih cerewet ya ulet. Padahal dulu Lo bahkan gak bisa ngomong dan kerjaannya rebahan Mulu kayak ulet."

"Itu kan aku masih bayi!"

"Apa bedanya sama sekarang," ucap Zeus sembari terkekeh pelan. Baginya, Miya masih sama saja seperti dulu. Tidak ada yang berubah.

Miya memilih diam dan melanjutkan memakan makanannya, terlalu lelah jika harus meladeni Zeus yang tidak pernah mau kalah.

Beberapa saat kemudian setelah makan, Miya dan Zeus bergegas pergi menuju sekolah dengan Regan yang juga ikut untuk menonton pertunjukan Miya. Mereka sengaja datang lebih awal agar tidak terlambat, karena pentas drama adalah acara yang pertama.

Antagonis PapaWhere stories live. Discover now