Ini hanyalah fiksi belaka, walaupun berlatar idol!life, karakter dalam cerita adalah buatan penulis semata. Mohon kebijaksanaannya untuk memisahkan antara RL dan Fanfic.
FLUFF
HAPPY READING
●○●○●○●○●○●○●○●○●○●
Seungmin Pov.
Sejauh yang bisa aku ingat, aku dibesarkan dengan harapan menjadi orang baik suatu saat nanti. Sebuah harapan yang sederhana dari kedua orang tua, bukankah begitu?
Aku diajarkan bagaimana untuk bersikap sopan, menghargai orang lain, dan tidak menyakiti siapapun. Aku setuju semua hal itu adalah hal yang baik. Sebuah pemikiran yang lahir dari orang baik pula. Yang kusebut keluarga.
Tapi... untuk seorang anak, kadang belajar hal seperti itu adalah perkara sulit. Karena bagaimanapun, aku masih anak-anak.
"Dia memukulku." Aku menangis di hadapan ayah dan ibu. Mengadu kalau teman bermainku memukulku.
"Apa yang kamu lakukan padanya?" Pertanyaan ibu membuatku bingung. Padahal aku sudah bilang kalau aku dipukul. Jadi aku hanya menatapnya. "Kamu tidak mungkin dipukul tanpa alasan. Kamu buat salah apa?"
Untuk menjadi anak yang baik, sering kali Seungmin kecil tidak diizinkan untuk memegang peran sebagai korban. Ayah dan ibu mengajarkanku bahwa segala hal yang kuterima pasti merupakan konsekuensi dari apa yang sebelumnya aku perbuat. Mereka mengajarkan untuk tidak mudah menyalahkan orang lain yang menyakiti Seungmin kecil dan memikirkan lagi kesalahan apa yang Seungmin kecil lakukan sampai mendapat perlakuan tidak adil seperti itu dari orang lain.
Pada akhirnya, kalau aku terluka, maka sebenarnya aku pun ikut bertanggung jawab atas rasa sakitnya.
Namun, ketika aku melukai kakak tanpa sengaja, tentu saja... yang salah hanya aku.
Ketika aku masih kecil, pertemuan keluarga besar sangat sering terjadi. Aku akan bermain bersama para sepupu sementara ayah dan ibu bercengkrama dengan para paman, bibi, kakek, dan nenek. Di pertemuan seperti itu, pergunjingan untuk mendapatkan tahta sebagai orang tua terbaik, anak terbaik, dan cucu terbaik tanpa sadar menjadi sebuah kebiasaan.
Aku punya seorang sepupu laki-laki yang terlahir bertubuh besar. Di satu permainan kejar-kejaran, dia menyenggolku tanpa sengaja, tapi mampu membuatku tersungkur. Aku menangis keras. Lututku sakit walau tidak berdarah. Ayah menggendongku kemudian menempatkanku di atas pangkuan kakek.
"Ya ampun Seungmin lucunya... Gemas sekali disenggol sedikit langsung jatuh." Bibi tertua bicara begitu.
"Seungminnie memang ditakdirkan jadi lucu dan menggemaskan ya. Beda dari anak-anak lelaki kita yang lain." Bibi yang juga ibu dari sepupuku kali ini bicara.
"Benar. Anak-anak laki-lakiku kalau bermain, hancur seisi rumah. Mereka kuat dan banyak tenaganya. Jadi lelah." Timpal paman.
Di atas pangkuan kakek, aku ikut terguncang ketika kakek tertawa keras. Ia menunjuk ayahku yang merupakan putranya.
"Dia juga begitu. Memang sudah dari sananya keluarga kita itu terlahir kuat!"
Aku Kim Seungmin yang berumur lima tahun. Beberapa menit lalu aku terluka karena salah seorang cucu kakek yang kuat tidak bisa mengendalikan kekuatannya dan mendorongku jatuh. Namun, kakek lebih senang membahas betapa kuat cucunya itu ketimbang memastikan apakah aku baik-baik saja. Padahal aku ada di pangkuannya. Menatap wajahnya.
Semua orang menyanjungku sebagai anak yang manis dan lucu. Mereka membicarakannya seakan-akan aku spesial, padahal kutahu yang mereka harapkan dariku tidaklah demikian.

YOU ARE READING
The Leader and His Chameleon Brother | Chanmin
Short StorySelene is Christopher's girlfriend. Seungmin is nothing more than Chan's brother. Semua member tahu Seungmin dan Chan adalah yang paling unggul masalah bermain peran. Tapi apa mereka juga tahu, kalau kedua member mereka ini mahir bermain peran di a...