Perkelahian

38 6 1
                                    

Tempo hari Emily sudah menemui manajer di restoran tempatnya bekerja paruh waktu. Katanya akhir pekan restoran sedang tak membutuhkan pekerja paruh waktu, dan Emily diperkenankan untuk masuk lagi di hari Senin nanti.

Karena itulah, sore ini Emily mengiyakan ajakan Heather untuk mampir ke rumahnya dan mengerjakan tugas bersama. Heather bilang, dia ingin menanyakan beberapa hal pada Emily mengenai materi perkuliahan yang belum dia mengerti.

Emily tidak pernah merasa dirinya pintar. Justru ia seringkali menganggap dirinya tak ada apa-apanya. Namun bagi Heather, justru Emily sangat pintar dan kritis meski Emily sering melamun di kelas.

Saat ini Emily sedang mengobrol dengan Heather di kamar Heather. Mereka membicarakan banyak hal mengenai beberapa materi kuliah mereka minggu lalu dan saling tukar pendapat.

Hingga pada pukul lima sore, Heather keluar dari kamar karena ingin menemui seorang teman kursusnya yang datang ke rumah untuk mengembalikan buku.

Awalnya Emily diam di dalam kamar itu dan sibuk membaca buku. Namun karena menunggu Heather terlalu lama, Emily jadi merasa tidak enak berada di dalam kamar orang lain sendirian. Apalagi kamar mewah Heather itu terdapat banyak sekali barang-barang mahal.

Emily takut kalau-kalau ada barang yang hilang, malah dirinya yang jadi tersangka.

Maka dari itu, Emily pun memutuskan untuk beranjak keluar kamar dan menunggu Heather di lantai bawah saja. Heather mungkin mengobrol dulu dengan teman kursusnya di halaman rumah.

Emily menuruni tangga untuk ke lantai bawah. Pandangannya menyapu area ruang tamu rumah mewah itu, dalam hati membatin betapa bagusnya tempat tinggal Keluarga Evans ini. Pantas saja waktu itu Melvin membandingkan apartemen Emily yang hanya sepetak dengan kamar anjing sepupunya.

Saat berada di koridor pembatas ruang tamu dan ruang tengah, Emily tak sengaja mendengar ada suara orang yang sedang berkelahi.

Karena penasaran, Emily pun melangkah ke arah sumber suara yang ternyata berasal dari area kolam renang, yang mana pintu akses kolam renang terdapat di sudut ruang tengah.

Emily berdiri di dekat pintu tersebut, ia melihat Melvin sedang berada di area samping kolam renang yang luas itu bersama Hera, ibunya.

"Lakukan saja," kata Hera pada Melvin.

Melvin diam menatap Hera dengan kedua matanya yang sedikit menyipit. Napas Melvin sedikit tersenggal, menggambarkan dengan cukup jelas kalau sepertinya dia baru saja mengeluarkan banyak tenaga. Sepertinya karena berkelahi.

Emily pun jadi heran, Melvin berkelahi dengan ibunya sendiri? Tapi setelah ia lihat-lihat, sepertinya mereka berkelahi dalam konteks latihan. Hal tersebutlah yang membuat Emily makin heran, Melvin latihan otot dan bela diri dengan ibunya? Menakjubkan sekali!

"Cepat, Melvin. Pukul Ibu," kata Hera.

"Tidak mau. Sudah cukup sore ini, Ibu. Aku lelah," balas Melvin sembari menghela napas berat.

"Belum cukup. Cepat lakukan!"

Mendengar perintah Hera, Melvin terlihat ragu karena tidak berani memukul ibunya itu. Namun di waktu yang bersamaan, sorot mata tajamnya yang arogan terlihat seperti dia berambisi dan menggebu-gebu untuk membuktikan kemampuannya pada sang ibu.

Beberapa saat kemudian, tanpa memberikan aba-aba apa pun, Melvin mengangkat kepalan tangan kanannya dan mengarahkannya pada Hera.

Tepat pada saat itulah, Hera yang seperti sudah bisa membaca pergerakan Melvin, berhasil menangkis tangan putranya itu. Ketika Melvin akan menendangnya, Hera juga berhasil menghindar.

Beyond the FaultWhere stories live. Discover now