Party Incident

45 5 1
                                    

    Emily dan Heather berujung berangkat ke lokasi pesta dengan menebeng pada Melvin yang ternyata diam-diam berbaik hati menunggu mereka.

Setibanya di tempat tujuan, Emily melangkah beriringan dengan Heather, sementara Melvin tetap berada di halaman rumah dan tampak bertegur sapa dengan teman-temannya.

Rumah itu tak sebesar rumah keluarganya Heather. Justru hanya seperti rumah normal bergaya Amerika modern. Namun, rumah itu memang memiliki halaman belakang dan halaman samping yang cukup luas, sehingga juga dijadikan area pesta. Posisi satu rumah dengan rumah lainnya di area itu memiliki jarak yang cukup jauh, sekitar seratus meter, sehingga pesta ini mungkin memang tak berpotensi mengganggu ketenangan tetangga.

Orang-orang yang datang kebanyakan tak membawa kendaraan, hanya Melvin dan karib-karibnya saja yang pakai kendaraan mewah.

Selagi berjalan bersama Heather memasuki rumah di depan mereka, Emily menoleh ke belakang untuk menatap Melvin. Ia mendapati kalau ternyata Melvin juga sedang menatap ke arahnya.

Ia tidak benar-benar bisa memastikan Melvin menatapnya atau justru hanya menatap Heather. Namun intinya, ketika pandangan mereka beradu, Melvin langsung buang muka dan seperti menghindari tatapannya.

"Heather!!"

Sekelompok wanita yang sedang meminum sirup di ruang tamu rumah, berseru menyapa Heather. Heather pun tersenyum lebar dan segera menghampiri para wanita itu. Emily hanya mengikuti saja karena jujur, ia benar-benar tidak akrab dengan siapa pun di ruangan ini selain Heather.

"Emily, kau mungkin belum mengenal mereka. Mereka adalah kakak tingkat kita di kampus," ujar Heather.

"Oh, begitu, ya?" Emily tersenyum ramah pada sekitar lima orang yang kini berdiri berhadapan dengannya dan Heather. "Salam kenal."

Hanya satu orang yang membalas senyuman Emily, sementara empat lainnya justru menunjukkan ekspresi dan tanggapan yang negatif. Bahkan mereka memandangi Emily dengan sinis.

"Bukankah kau pelayan bar yang waktu itu menumpahkan minuman ke pakaian Melvin?" ketus salah satunya.

Emily terdiam.

"Mengapa kau datang ke sini bersamanya, Heather? Cassie mungkin akan mengamuk jika tahu adik dari pria idamannya datang dengan wanita ini." Wanita yang lain menimpali.

Emily tentunya makin bungkam. Ia tidak menunduk atau apa pun itu, tetap berani menatap semua wanita di hadapannya. Namun, ia tidak tahu harus bilang apa.

Tidak suka dengan bagaimana para wanita itu menyikapi Emily, Heather pun langsung merangkul Emily dengan erat. "Ini kan temanku. Apa hubungannya dengan Cassie? Aku tidak peduli. Cassie juga tidak ada hubungan apa-apa dengan kakakku."

Sesaat kemudian, Heather langsung menarik Emily untuk pergi ke tempat lain.

Emily tak banyak berkomentar meski sejujurnya ia juga tak terlalu mempermasalahkan bagaimana wanita-wanita tadi menyudutkannya. Ia cukup kagum pada bagaimana sikap Heather.

Mereka berdua berhenti melangkah di halaman samping rumah, yang mana di sana ternyata jauh lebih ramai daripada saat di dalam ruangan tadi. Heather dengan sangat antusias menarik tangan Emily menuju meja di sudut halaman.

Terdapat deretan gelas plastik berwarna merah di sana. Sebenarnya, Emily bukan pertama kalinya datang ke pesta seperti ini. Ia tahu kalau gelas itu berisi alkohol. Dan lagi, sebenarnya ia juga bukan pemudi yang baru pertama kali mengetahui soal alkohol.

Toh, dirinya bahkan sering bekerja paruh waktu di bar dan pernah pula di tempat karaoke. Alkohol sudah sangat biasa baginya dan ia bahkan mengetahui berbagai jenis minuman seperti itu. Berbeda dengan Heather yang mungkin memang sangat konservatif karena punya ayah dan kakak yang super protektif.

Beyond the FaultWo Geschichten leben. Entdecke jetzt