Chp2

3.2K 275 89
                                    

Morax menatap Childe dengan tatapan yang sulit di artikan.

Childe hanya menghela nafas berat dan berkata
"Apa? Memang benar aku meninggalkan wujud naga mu di domain itu, tidak mungkin aku harus ikut membawanya kan"
Ujar Childe sambil membuka kotak di tangan nya dan mengeluarkan gulungan perban dari dalam kotak putih tersebut.

"Padahal harus nya ada ritual tersendiri untuk melaksanakan upacara kematian seorang adeptus. "
Morax berujar pelan.

"Hm hm baik lah Archon, sadarilah posisi mu, kau adalah budak di sini"
Ucap Pria ber rambut oranye itu membuka baju nya.

"Aku tau, karena itu aku tidak meminta informasi lebih"
sahut sang Archon sambil memutar sesuatu di leher nya, ia baru menyadari bahwa ia memakai borgol leher, sekarang ia tau kenapa Vortex nya tak muncul saat di harapkan.

"Begitukah"
Sahut Childe sambil membalut semua luka nya dengan perban.

Morax hanya diam dengan ekor yang berkelebat anggun kekanan dan ke kiri. Tidak berniat membantu bocah Fatui di hadapan nya.

Childe memperhatikan dalam diam, memperhatikan bagaimana benda hitam itu bergerak beraturan kesana kemari hingga sang dewa menyadari nya.

"Bisakah kau berhenti menatap ku seperti itu tuan Fatui"
Morax menatap aneh Childe yang terus terusan menatap tubuh bawah nya.

"Tidak bisa, tidak akan"
Childe kembali melanjutkan putaran nya pada gulungan putih di tangan nya.

"Mengapa demikian"

"Karena kau adalah milik ku"
Sahut Childe kemudian berdiri.

"Maaf aku tidak mengerti, setau ku itu adalah ungkapan yang di gunakan manusia untuk mengklaim sesuatu bahwa itu kepunyaan nya"
Ujar Morax menatap Childe dengan tatapan heran.

Childe mendekat pada sang penguasa tanah geo itu hingga jarak di antara mereka benar benar dekat, beberapa inci saja hingga hidung mereka bersentuhan.

"Itu yang aku maksud"
Childe berujar tepat di depan wajah Rex lapis.

Ia semakin maju membuat naga bermata emas itu mundur perlahan hingga terjatuh di tempat tidur.
"Aku mengklaim bahwa dirimu adalah milikku"
Sambung Childe menahan nya di sana.

"Maafkan aku tuan Fatui apakah kau bisa menyinggkir"
Ujar Morax mendorong bahu Childe.

Childe kembali tersenyum
"Ku ulangi lagi, sadarilah posisi mu Archon"
Ia meraba pangkal ekor sang dewa, membuat nya refleks tersentak merasakan sesuatu yang menggelitik di sana.
"Bahwa dirimu adalah budak ku"
Sambung nya memasukan jari kedalam mulut Morax.

Childe cukup terkejut karena gigi nya sangat rapi dan lidah nya normal seperti manusia, ia berpikir bahwa Rex Lapis dalam wujud manusia nya memiliki gigi taring dan lidah kadal, ternyata tidak.

Di bawah nya sang Archon sudah merona merah merasakan jari Childe yang terjepit di antara pantat nya, terlebih lagi saat salah satu nya memainkan hole miliknya, tidak sampai masuk benda itu hanya bermain main di atas nya.

"F— Fatui bajingan, lepaskan"
Naga itu menggeliat tidak nyaman saat Childe memainkan area bawah nya yang sama sekali tidak memakai celana atau penghalang apapun.

Bagaimana mau memakai celana jika ekor nya saja selalu menghalangi.

Childe menyeringai melihat respon mahluk di bawah nya yang terlihat tidak nyaman dengan wajah merah padam.

Tok tok tok

Childe kembali mengumpat dan bersumpah untuk memukul siapapun itu.
Melepaskan sang Archon yang sudah merah padam ia berjalan dan membuka pintu dengan emosi.

Lantern [chizhong]Where stories live. Discover now