chapter 17

28.1K 2.2K 55
                                    

Chapter ini isinya teka teki ....
Vote and komen ya!

Happy reading🌻

Tengah malam Reva terbangun, dengan Vian disisinya. Ia terbangun karena mendengar suara sesuatu terjatuh dari luar. Karena penasaran ia keluar untuk memeriksa. Diluar tidak ada apapun sehingga ia berniat keluar rumah.

Tetapi didepan pintu utama mansionnya Reva menemukan tisu dengan bercak darah. Wanita itu membaca tulisan di tisu tersebut 'PERMAINAN DIMULAI'.

"Maksudnya apa sih?" bingungnya sambil melihat kesana kemari. Tidak, ia tidak menemukan siapapun.

Ting

Notifikasi ponselnya tiba-tiba berbunyi.

+62 813 63** ****
Permainan dimulai, pilih opsi.
1. Hidup dengan teror.
2. Pergi dari negara ini dengan tenang.

Anda.
Siapa lo?

+62 813 63** ****
Pilih opsi, sayang.

Anda.
Bocah prik!

+62 813 63** ****
Tidak menjawab, baiklah kalau begitu saya pikir kamu tertarik dengan opsi satu.

Bersiaplah bitch!

Oh ya, jangan pernah beri tahu orang lain!atau ... calon anak lo bakalan MATI!

Reva kemudian masuk kedalam mansion itu lalu berlari menuju kamarnya. Ia mengunci pintu tersebut, kemudian duduk dengan terengah-engah. Wanita itu kembali membalas pesan orang tidak dikenal tersebut.

Anda.
Siapa lo bangsat!
Gue yakin lo orang terdekat gue

Anjig by one sini!

Bales anj –
Read.

"Mungkin orang gabut kali ya?" gumamnya sambil rebahan.

"Bodo amat lah! gue yakin cuma main-main." Lalu ia memejamkan matanya dan tertidur.

                                 •••••

Reva terbangun karena merasa tidak nyaman. Matanya seketika membola, karena tangannya diikat. Ya! ia sedang diculik. Ia mencoba membuka ikatan di tangannya, namun nihil.

Prok prok

Tepukan tangan seseorang membuat Reva menoleh. Karena hanya ada cahaya remang-remang, wanita itu tak bisa melihat dengan jelas. Tetapi orang yang menculiknya adalah seorang pemuda dan sangat mirip dengan ....

"Vian?" lirihnya.

Pemuda itu mendekat sambil tersenyum smirk. Vian mencengkeram dagu Reva kuat dan menghempaskan begitu saja.

"Kenapa?" tanya Reva dengan mata terpejam.

Vian menaik turunkan alisnya lalu tertawa. "Lo pikir, gue selama ini beneran suka sama cewek jalang kayak lo?"

"Enggak! gue bahkan jijik sama lo. Dan sekarang ... gue gak tertarik lagi. Jadi, gimana kalau gue bunuh lo sama calon anak lo?" Vian terdiam sebentar lalu tersenyum smirk. "Maksud gue ... kita!"

Reva memberontak mencoba melepaskan ikatan itu.

"Mau kemana, hmm." Wanita itu berkaca-kaca dan tetap berusaha.

Plak

Satu tamparan mengenai pipi Reva, membuat Reva terkejut.

"Bodoh! kata-kata terakhir?"

New World [TRANSMIGRATION]Where stories live. Discover now