Spesial Banget!

1K 112 8
                                    

Aku kangen liat komentar kalian yang nebak-nebak Mars. Semoga ini menghibur^^

Selamat ulang tahun untuk Ayah Langit! Semoga nambah anak. Aamiin!

~°•°~

Lea mengetuk jarinya di layar ponselnya pelan. Gadis tujuh belas tahun itu berjalan menuju kamar saudara kembarnya. Pintu bercat putih gading ia ketuk pelan.

"Leta, lo di dalem gak?" tanya Lea sedikit berteriak.

Hening. Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar Aleta.

Lea mengernyit bingung, tumben sekali anak kesayangan orang tuanya ini tidak menjawab ucapannya. Lea memegang handle pintu, memutar lalu pintu di depannya ia dorong pelan.

Kamar Leta terlihat rapih seperti biasanya. Kamar dengan dominan warna pastel terlihat sunyi dan dingin? Lea berjalan masuk, pintu ia biarkan terbuka.

"Leta, lo dimana?" tanya Lea bingung. Dia berjalan menuju kamar mandi.

Saat akan membukanya, pintu kamar mandinya terkunci dari dalam. Lea memukul pintu kamar mandi milik Leta dengan brutal.

"Leta! Lo di dalem?" tanya Lea panik. Kalau Leta ada di dalam, pasti terdengar suara air. Tapi ini hening, tidak ada suara apapun. Kalaupun buang air besar pasti Leta akan menyahut. "Leta! Buka pintunya, jangan buat gue panik!"

Lea menoleh ke kanan kiri, mencoba mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk membuka pintu kamar mandi.

"Sial!" Lea mencoba mendobrak pintu namun tidak ada hasil. Pintunya tidak terbuka sama sekali.

"Leta! Gue bilang buka pintunya!" teriak Lea panik. Gedorannya semakin keras.

"Lea, kenapa?"

Lea menoleh, menatap kakaknya. "Kak, Leta kayaknya di dalem. Tapi dia gak bales ucapan gue. Gue takut dia kenapa-napa."

Bintang mendekat, dia menggerakkan handle pintu. Tidak bisa. "Biar kakak dobrak."

Lea menjauh, dia menatap kakaknya yang mencoba mendobrak pintu kamar mandi. Butuh berkali-kali sampai pintu itu terbuka.

Tubuh Bintang melemas, kedua matanya berkedip pelan. Cowok dua puluh satu tahun itu menatap bathub milik adiknya.

Lea yang melihat keadaan kakaknya yang terlihat syok ikut mendekat. Dia berjalan dengan langkah ragu, dan saat dia melihat kondisi kamar mandi Leta, tubuhnya melemas.

"Leta!"

Bintang berjalan mendekat ke arah bathub. Kedua tangannya bergerak, lantai kamar mandi penuh dengan darah kental. Bathubnya terisi setengah, menenggelamkan tubuh Leta yang sedang terlihat sudah membiru.

"Apa yang--"

Thea melemas, di bahkan langsung jatuh terduduk di depan pintu. Ibu tiga orang anak itu merasa kalau nyawanya di tarik paksa.

Bintang memasukkan kedua tangannya ke dalam bathub, mengangkat tubuh kaku Leta. Kulitnya sangat pucat, darah yang keluar dari sayangan di pergelangan tangan kiri Aleta menunjukkan kalau gadis itu melakukan bunuh diri.

Tangis Thea terdengar histeris. Thea di bantu berdiri oleh Lea. Si bungsu itu menangis, hatinya terasa di remat kuat.

"Bunda, Leta bunuh diri."

~°•°~

"Bunda, ini udah lebih dari seminggu." ucap Bintang, dia sakit melihat sang Bunda yang masih terlihat sering melamun sejak kematian Aleta.

BAD LUCK? (✔)Where stories live. Discover now