31. Rahasia

2.1K 326 11
                                    

Catatan penulis :

Sebelumnya aku mau minta maaf karena nggak bisa upload bagian dua bab spesial Rend deket2 ini. Ada beberapa hal yang sulit aku tulis cepat 😭 karna over bab. Aku jadi mabok.

I mean, kalau aku lanjutkan secepatnya justru jadi aneh dan nggak feel buat kalian. InsyaAllah tetap aku publish tapi tidak dalam waktu dekat. Sudah aku tulis 75% untuk bagian 2 nya ya. Hanya saja masih belum bisa lanjut :" Aku butuh waktu istirahat dulu dengan menulis bab 31 ini yaa ❤ semoga suka ❤

31. Rahasia

Langkah Treya urung dan berhenti diambang pintu ruangan begitu tidak sengaja melihat Rend keluar meeting room sambil memeluk laptop. Rambutnya sudah acak-acakan, sementara sebingkai kaca mata bertengger pada hidung mbangirnya. Usai menyadari kehadiran Treya, langkah Rend ikut berhenti sesaat, keduanya sama-sama terlihat canggung. Sebelum Rend kembali melangkah mendekat. Dia tersenyum hangat. "Sudah mau pulang?"

Sebenarnya pertanyaan Rend cukup konyol, bagusnya kok baru mau pulang? Mengingat jam hampir menunjukkan pukul tujuh malam. Sementara ruangan hanya menyisakan mereka berdua.

Alih-alih menyinggung, Treya hanya mengangguk. "Iya, baru kelar ngecek materi riset Tia buat Emergency couple."

Rend manggut-manggut. Lalu pandangannya turun. "Perut ... udah enakan?" Dia menunjuk perut Treya.

Treya mengangguk. "Udah, dong," cerianya.

Rend tertawa kecil. "Ya sudah, tunggu bentar, pulang sama saya, ya."

Lalu wajah Treya langsung seasam sayur basi. Gimana? Gimana?

Dia langsung menghadang Rend yang mau masuk ruangan untuk mengambil barang-barang.

"Gimana, Mas?" Barangkali tadi Treya salah dengar.

"Pulang sama saya," beo Rend ringan.

Bukan pertanyaan, melainkan pernyataan. Treya bedehem. "Saya pulang sen-"

"Sudah malam, kenapa nggak sama saya? Sekalian. Kan searah."

"Tap-"

Rend menyentuh salah satu bahu Treya dan menggesernya supaya tidak menghalangi langkahnya. "Bentar, tunggu sini, saya ambil barang lain dulu," potong Rend tersenyum kecil dan segera beranjak.

Treya langsung berpegangan pada kusen pintu. Sialan. Manis banget senyum cowok orang! Ngeselin! gerutu batinnya.

Tidak lama ketukan sepatu dari belakang memecah lamunan Treya. "Ayo," ajak Rend yang sudah berada di samping Treya.

Mengangguk, Treya mengikuti langkah Rend.

"Mau mampir makan dulu?" tawar Rend.

Asli. Kebaikan Rend kalau masuk dalam gelas, sudah tumpah-tumpah.

"Mas laper?"

Keduanya masuk lift.

"Kamu laper?" Rend menoleh.

Treya berdehem karena Rend menatapnya intens. "Nggak begitu. Kalau Mas laper, biar saya temenin."

Rend menggeleng. "Kalau kamu lapar, baru kita makan."

Treya cemberut. "Ya sudah, saya nggak lapar, tuh."

Kekehan Rend lolos. "Okay, langsung balik?"

Begitu bunyi pintu lift terdengar, pintu segera terbuka. Keduanya melangkah melewati lobi. "Iya aja. Capek banget. Pengen berendam." Treya merentangkan tangannya.

Fauxbae'ing | TAMAT ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora