40. Hari Damai Berikutnya

2K 247 5
                                    

jangan lupa follow IG Rend yu~ @ ariendrapill

•••

"

Glasya sudah balik duluan, penerbangan pagi-pagi banget." Begitu kabar yang Selsi antar usai Treya bisa pulang dari rumah sakit beberapa jam lalu. Artinya cewek tersebut tidak ikut penerbangan sore nanti bersama mereka.

Sambil membawa irisan semangka dingin, Selsi menghampiri Treya yang bersantai di gazebo dekat kolam renang. Beberapa menit lalu, keduanya selesai packing, Selsi banyak membantu Treya. Tahu-tahu pihak villa datang menawarkan semangka, tidak mau munazir, segera Selsi memotongnya dan membawanya ke gazebo. Sementara menemani Treya di gazebo, yang lain asik perang air di kolam renang.

"Katanya ada urusan pribadi, Yangga sempat melarang mengingat dia juga syok setelah kejadian semalam, gue aja syok, gimana dia, tapi Glasya tetap kokoh pendirian. Kami nggak bisa larang," jelas Selsi sebelum menggigit semangka. Obrolan tentang Glasya masih belum bisa lepas.

"Seenggaknya sudah memastikan kalau dia baik-baik aja," lanjut Selsi.

Salah satu alis Treya menukik. Ada dua kata yang menarik perhatian dia. "Urusan pribadi?" Suara Treya nyaris serupa gumaman.

"Sel! Buruan turun!" teriak Deka menengahi obrolan mereka. Keduanya kompak menoleh ke sumber suara.

"Sabarlah! Lagi makan, nih!" timpal Selsi menunjukkan semangka sebelum kembali dia lahap. Lalu, beralih pada Treya, bisa Selsi pindai kalau ekspresi Treya seakan menggambarkan kalau isi kepala cewek tersebut penuh.

"Iya, urusan pribadi yang gue juga nggak tahu." Dia mengangkat bahunya tidak peduli.

"Udah. Nggak papa, Ya. Muka lo kelihatan khawatir banget," lanjut Selsi.

Pandangan Treya naik. "Bukan khawatir, kepo aja," koreksi Treya.

Tawa Selsi meletup. "She's okay. Kalau itu yang lo khawatirkan. Nggak ada yang luka. Dia mungkin syok dan nggak bisa di sini kalau hanya membuat dia semakin trauma. Sepanjang perjalanan ke rumah sakit dia diam. Pulang villa juga diam. Lebih baik pulang, kan?"

Mungkin. Namun, Treya tidak sanggup menyuarakannya.

Dan belum juga Treya kembali membuka mulut, Selsi sudah terlebih dahulu menyahut, "Dah!" Selsi berdiri. Dia keburu ingin renang.

"Gue renang dulu, ya," pamit Selsi tanpa menunggu jawaban dari Treya yang hanya mengangguk saja.

Seperginya Selsi, bukannya menghabiskan sisa semangka, Treya justru terus terdiam memikirkan hal yang bahkan tidak dia mengerti. Kenapa Glasya harus pulang duluan? Dari seluruh kemungkinan yang sudah mengisi kepala Treya, Glasya yang tidak akan berterima kasih atau mungkin mengatai Treya cari muka adalah yang paling Treya yakin. Namun, Glasya justru pergi.

Semalam, dia belum sempat mengecek, Rend melarang, paginya dia juga tidak bertemu Glasya. Rend juga tidak lagi menyinggung perihal Glasya. Obrolan tentang Glasya hanya dia dapat dari Selsi seorang.

"Nggak! Nggak! Nggak perlu dipikirkan!" racaunya menggelengkan kepala berkali-kali untuk menghapus apa pun tentang Glasya dari kepalanya. Harusnya begitu tahu Glasya pulang, enak, kan? Bahagia, kan? Iya, dong.

Treya memusatkan kedua telunjuknya pada kedua pelipisnya. "Pokoknya, bersihkan pikiran lo dari pelakor itu," yakin Treya terus menggelengkan kepala seakan bisa mengusir bayang-bayang Glasya. Sampai, tidak berselang lama, dia memekik saat seseorang memegang bagian atas kepalanya, menahan untuk tidak lagi menggeleng lagi.

"Eh!" Treya langsung terperanjat.

Saat mendongak, sosok Rend yang tertawa terpindai matanya. Cowok tersebut menunduk. "Olahraga leher?" Lalu dia duduk di samping Treya.

Fauxbae'ing | TAMAT ✔Where stories live. Discover now