AHC | 5

18.5K 501 6
                                    

hai haii👋👋
udah buka? udah dong ya pasti^-^

vote dulu, komen seiring membaca 👹💖💘

eh mau nanya dulu. chapter depan ada anu-anu nya beneran, nah itu enaknya aku up atau skip dulu aja??

—————

Seperti ucapan Jonathan kemarin malam, laki-laki itu akan mengantarkan Sheva ke pusat perbelanjaan untuk membeli dalaman. Terutama bra yang sudah tidak muat menampung dada istrinya itu.

Jonathan dengan sangat bersemangat—bahkan laki-laki itu sampai menyempatkan diri untuk pulang walaupun baru dua jam sampai di kantor—menemani istrinya berburu pakaian dalam. Ia dengan masih memakai jas dan setelah kantornya, merengkuh pinggang Sheva sambil menggendong Prince di tangan kirinya.

"Mau ke mana dulu, yang?"

"Langsung aja ke toko underwear." Jonathan mengangguk kemudian mengarahkan kakinya ke salah toko yang berada di deretan depannya. Ia mengajak masuk istrinya ke toko yang menjual barang-barang dengan harga selangit itu. Maklum lah, untuk istri tersayang harga se-angkasa pun akan ia berikan.

"Mas, tunggu di luar aja ya, aku masuk sendiri." pinta Sheva. Pasalnya di dalam ada banyak sekali pakaian dalam wanita yang tergantung. Dan Jonathan adalah seorang pria, jadi you know lah. In Javanese we call it 'saru'.

Jonathan menjawab dengan gelengan. "Mas mau ikut masuk. Kan mau nemenin kamu."

"Tapi mas di dalem tuh ada banyak anu,"

"Anu apa, hm? Ga ada tapi-tapi, mas mau ikut masuk." Jonathan langsung menyeret tangan istrinya masuk ke dalam toko itu. Disambut oleh salah satu pegawai yang berdiri di dekat pintu.

"Selamat siang, bapak, ibu, mau cari apa?" sapa pegawai itu ramah.

"Pakaian dalam untuk istri saya, mba."

Pegawai itu agak terkejut, karena Jonathan yang menjawab bukan Sheva. Tetapi ia berusaha menormalkan air wajahnya. "Oh untuk istrinya ya pak, untuk pakaian dalam perempuan ada di sebelah sana pak, bu," Pegawai itu menunjuk salah satu sisi dari toko. Sisi berlawanan dari tempat mereka berdiri sekarang.

Mata Jonathan menangkap beragam pakaian dalam yang sangat menggoda. Ia mulai memilih dalam hati apa yang harus dibeli istrinya.

"Perlu saya temani pak, bu?"

Jonathan menggeleng. "Ga usah, mba. Kami bisa sendiri. Yuk, yang." Ia menarik tangan Sheva bersemangat. Istrinya itu hanya menghela nafas dan mengangguk sopan kepada pegawai yang dicampakkan.

Sampai saat ini bisa dilihat jelas bahwa Jonathan yang amat teramat sangat bersemangat dalam agenda belanja kali ini. Laki-laki itu langsung menunjuk-nunjuk underwear yang harus dibeli Sheva.

"Mas, jangan banyak-banyak. Satu aja." ucap Sheva saat melihat Jonathan yang terus-menerus menunjuk gantungan yang menempel di dinding. Bahkan laki-laki itu mencampakkan putranya di atas stroller. Untung saja Prince sedang tidur.

"Engga, yang. Kamu harus beli yang banyak buat stok."

"Yaudah tapi mas diem. Jangan ikut milih, malu tau diliatin orang." Jonathan menurut dan langsung duduk di salah satu kursi. Membiarkan istrinya menjelajah sendirian.

Sheva berjalan menelusuri gang kecil yang berada di antara gantungan-gantungan pakaian dalam. Dilihatnya satu per satu dan mengambil yang menarik perhatiannya. Kategorinya hanya tiga, cari yang berwarna merah seperti permintaan suaminya, cari yang disukainya dan yang disukai Jonathan.

After Have Children || Sequel of Married with Om-omOù les histoires vivent. Découvrez maintenant