Alasan

614 43 5
                                    

Setelah kondisi baekhyun yang sempat drop beruntung namja manis itu masih bisa bertahan. Dokter mengatakan jika baekhyun tidak hanya terluka fisik namun juga mengalami tekanan psikologis. Trauma dan rasa sakit yang selama ini di pendam oleh namja mungil itu semakin memperburuk kondisinya.

"Baek lihat aku membawakan mu stroberi kesukaan mu." Ujar Chanyeol sambil menggenggam jemari lentik kekasihnya itu. Setiap hari dirinya selalu menemani sang kekasih yang masih terbaring di ranjang rumah sakit.

Disisi lain hubungan Siwon dan Minho kini telah membaik keduanya telah bisa menerima kekurangan masing-masing. Minho sadar jika seseorang tidak harus menjadi yang terkuat untuk berkuasa dan ia tidak akan lagi meminta anggota keluarganya mengikuti jejaknya. Mereka berhak memutuskan nasibnya masing-masing.

Sedangkan Siwon telah sadar jika appanya hanya ingin berusaha melindungi nya. Didikan sang appa tidak sepenuhnya salah karena appanya hanya ingin anak dan cucunya direndahkan orang lain seperti dirinya dimasa lalu.

Selain itu Siwon juga kembali menyadari jika baekhyun bukan lah pihak yang seharusnya ia benci atau limpahkan kesalahan. Putra bungsunya itu juga sama sebagai korban, korban dari keserakahan dan kebencian dari keluarganya. 

"Nak,, kau telah menemani baekhyun hampir 1 minggu. Apa tidak sebaiknya kembali ke sekolah?" Ujar Minho yang merasa bersalah kepada Park Chanyeol.

" Tidak masalah Tuan,, Appa ku telah mengijinkan dan juga aku ingin selalu mendampingi kekasih ku ini."

"Begini saja aku akan mengurus semuanya kau bisa tetap mengikuti pelajaran sambil menemani baekhyun." Ujar Siwon yang terpikir akan meminta bawahannya menyiapkan sarana pembelajaran di ruang rawat putranya. Tentu saja dengan pembelajaran secara online yang penting kekasih putra bungsunya tetap bisa lulus tepat waktu.

.

.

.

Di lain tempat Luhan dan ibunya tengah duduk-duduk di stasiun bawah tanah. Mereka terlihat seperti gelandangan apalagi pergerakan mereka tidak bisa leluasa karena sekarang foto dan nama keduanya telah ada dalam daftar buronan. 

"Eomma aku lapar." Keluh Luhan yang sedari pagi hanya memakan secuil roti.

"Bukan hanya kau saja lu, eomma juga lapar. Tapi bagaimana lagi jika kita ceroboh bisa saja kita akan tertangkap."

Kring kringgg

"Telpon dari siapa? Kenapa kau membawa hp ini bisa membahayakan kita." Ujar Yonna yang sedikit geram dengan sang putra. Handphone bisa dengan mudah dilacak kepolisian dan tentu saja wanita paruh baya itu tidak ingin tertengkap.

"Ini Sehun eomma sepertinya dia mengkhawatirkan ku. Bolehkan aku mengangkatnya eomma? please!!" Pinta Luhan yang sebenarnya sangat merindukan albino mutannya itu.

"Jangan bagaimana kalau ini rencana kakek mu? Bisa saja Sehun dimanfaatkan oleh mereka untuk menangkap kita."

Luhan kembali menaruh ponselnya meskipun jujur saja ia rindu dengan namja albino itu. Berpisah cukup lama semakin membuatnya sesak. Ia sadar kalau dirinya egois karena menginkan semua perhatian dari semua orang. 

" Ma! apa kita masih bisa bertahan lebih lama lagi?"

Yoona merangkul putra kesayanganya itu dengan erat sembari memberikan usapan hangat. Jujur saja dirinya tidak yakin akan bertahan terus dalam persembunyian ini. Andakan waktu dapat di putar kembali dirinya tidak akan melakukan hal bodoh karena obsesinya semata.

Dirinya memang membenci Siwon sedari dulu tapi hatinya juga merindukan sosok namja lembut itu. 

" Ibu boleh aku tau kisah keluarga kita?" Tanya luhan dengan berkaca-kaca.

Yoona tidak tega melihat sang putra akhirnya mulai menceritakan semuanya.

Flashback

Saat itu yoona memang menikah karena perjodohan orang tuanya. Karena keluarga Byun adalah keluarga paling terpandang. Jujur dia tidak menolak.

" Yoona shii, apa kau senang dengan pernikahan kita ini? " Tanya siwon yg ragu.

" Tentu. "

Mereka melangsungkan hubungan rumah tangga dengan canggung selama sebulan. Keduanya tidak hebat dalam menjalin asmara.

" Aku akan rapat dan mengerjakan laporan tahunan sampai malam. " Ujar siwon menatap sang istri di dapur.

" Iya. "

" Apa kau tidak menghawatirkan ku? "

" Tidak. " Tungkas yoona acuh

" Hah,, sayang sampai kapan hubungan kita seperti ini? "

" Stop mengeluarkan kata seperti itu. Kita menikah bukan karena rasa cinta. Ini karena keegoisan appa mu! " Ujar yoona pantang

" Tapi ini juga karena ketamakan orang tua mu!! Kita sama disini. Bukankan kau seharusnya menggantikan tugas saudarimu! "

Mendengar itu yoona mengepalkan kuat jemarinya. Lagi-lagi kenapa hanya dia yg harus menanggung kewajiban saudarinya.

Ya pernikahan itu sebenarnya milik saudari nya dan byun siwon. Namun sayangnya saudarinya menghilang dan ia harus menggantikan posisi nya.

Sedari kecil hanya menjadi bayangan saudarinya. Membuat nya jengah saat melihat hal itu dialami putranya. Dimana sang kakek yg selalu memanjakan Baekhyun di banding luhan.

Rasa benci itu semakin dalam setelah tau saudarinya ternyata meninggal dibunuh karena tidak sesuai kriteria Minho. Apalagi setelah setahun pernikahan Byun Minho kembali dengan rekan manisnya menghabisi seluruh keluarganya hanya karena mengambil sedikit uang mereka. Sungguh kejam bukan??

Hal inilah yang semakin memperkuat Yoona untuk balas dendam terhadap manja tua itu. Meskipun harus mengorbankan salah satu putranya.

.

.

Flasback off

" Omma apa tidak rindu appa? Perasaan luhan tidak enak. "

" Luhan tenangnya. "

Jujur saja saat ini perasaan yeoja cantik itu juga tidak nyaman. Tiba-tiba ia teringat putra bungsunya. Bahkan dadanya berdebar kencang.

.


.


.


Tbc


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PunishmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang