08. Mimpi Indah

235 23 19
                                    

1363 words.
───────

Atsumu mengerutkan dahinya bingung. Osamu begitu aneh malam itu. Gerak geriknya tidak seperti biasanya. Ia terlihat seperti sangat berjaga-jaga supaya tidak jatuh mabuk.

"Sam, lu gapapa?" tanya Atsumu menoleh kembarannya itu yang hanya terdiam. Sebenarnya sudah sekitar dua minggu ini Osamu mengurung dirinya di dalam kamar. Ia sering pergi dari rumah dan pulang malam. Jika ditanya, ia hanya bilang habis kerja kelompok dengan Suna.

"Gapapa," balas Osamu singkat.

Atsumu mengangguk kemudian memilih duduk di sampingnya. Ia masih merasakan sesuatu tidak beres dengan Osamu dan ia belum juga mengetahui apa itu.

"Main, guys!" ucap Kuroo keras sambil membawa beberapa botol alkohol di tangannya.

"Main apa aja yang penting kalo kalah minum," timpal Bokuto yang mengikuti Kuroo dari belakang, juga dengan beberapa botol baru di tangannya.

Semalaman itu mereka bersenda gurau menghabiskan waktu di sana. Mumpung akhir tahun dan akhir semester sekarang sudah mau berakhir.

Atsumu melirik kembarannya lagi yang sudah terlihat setengah mabuk akibat kalah dalam permainan.

"Yak, lu kalah lagi Samu. Silahkan minum." Terdengar suara tawa mengikuti ucapan Kuroo yang menyodorkan segelas baru pada Osamu.

"Udahlah, Bang. Dia udah gak kuat kayaknya," ujar Atsumu cemas sambil melihat Osamu yang hampir sekarat.

"Ma.. masih ku..at," ucap Osamu sambil mengangkat kepalanya dari meja.

Atsumu berdecak. Kemudian dilihatnya Osamu meneguk minuman itu lagi yang diikuti tepuk tangan dan sorak teman-teman di sekelilingnya.

"Sial banget Osamu hari ini," ujar Kita di samping Atsumu.

"Iya, Bang. Kayaknya dia lagi banyak pikiran akhir-akhir ini," ujar Atsumu membalas.

"Anjing, Sam. Sadar," celetuk Atsumu saat kembarannya itu semakin parah, mengamuk dan marah-marah dengan bahasa tidak jelas.

"TSUMU ANJING," sentak Osamu yang membuat seluruh mata beralih padanya.

Bukan rasa khawatir yang ditunjukkan, tetapi gelak tawa melihat kejadian langka malam itu.

"Udahlah." Atsumu yang cukup jengkel kemudian melihat jam pada tangan kirinya. Jam 12 malam.

Setelah berusaha keras meminta untuk pulang lebih dahulu, Atsumu membawa kembarannya itu menuju mobilnya.

"Gue anter aja. Lu mabok juga, gak bagus. Mobil lu nanti dibawa Suna aja gampang," ujar Kita saat ia dan Osamu sudah sampai pada lapangan parkir.

──────────

"Thank you Bang," ucap Atsumu di ambang pintu rumahnya.

"No problem. Gue udah yakin dia bakal mabok kayak gitu."

"Yah.. Dia emang ga kuat minum," balas Atsumu tertawa kecil. "Hati-hati di jalan Bang Kita."

"Yok gue duluan."

Setelah mobil seniornya itu melaju meninggalkan rumahnya, Atsumu menutup pintu dan berjalan masuk sambil menopang tubuh Osamu di sampingnya.

"Duh," keluhnya saat tiba-tiba kepalanya berdenyut.

Ia memijat pelipisnya kecil, "Untung gue masih sadar."

Setelah berusaha berjalan manaiki tangga, ia mendengar seseorang sedang terisak. Siapa lagi kalau bukan Osamu, pikirnya dalam hati.

"Nih minum teh. Udah nangisnya," ucap Atsumu sambil memberikan segelas teh hangat pada kembarannya yang mabuk parah di kasur.

Last Night's World | atsuosaKde žijí příběhy. Začni objevovat