1). lahirnya cahaya

28 2 0
                                    

Enjoy reading...

*

Petir menyambar saling bergantian, suara gemuruh membuat semua orang ketakutan, Kerajaan Moon tiba-tiba saja diselimuti kegelapan membuat semua orang khawatir, pasalnya sejak 1jam yang lalu Ratu Anyara berjuang menaruhkan nyawanya untuk melahirkan anak pertamanya.

Setelah penantian yang begitu lama akhirnya Raja Moontylin mendengar tangisan bayi di telinganya.

Bayi ini lahir membawa cahaya merah tua di tubuhnya. Cahaya ini akan menjadi pelindung sekaligus bahaya bagi bayi tersebut.

Raja Moontylin yang sedang berada di hutan untuk mencari seokar rusa, dengan cepat kembali ke kerajaan setelah mendengar kabar Ratu Anyara akan melahirkan.

Sesampainya di kerajaan, Raja Moontylin langsung menemani Ratu Anyara yang sedang berjuang mati-matian melahirkan anaknya.

"selamat Raja, kini anda mempunyai seorang pangeran yang sangat tampan. Ia lahir dengan cahaya ditubuhnya" Ucap tabib yang membantu Ratu Anyara lahiran.

Mendengar ucapan sang tabib Raja Moon tak kuasa membendung air matanya, rasa bahagia yang sangat besar kini menghujami dirinya. Untuk pertama kalinya Raja Moontylin mengekspresikan kebahagiaanya melalui tangisan. Penantian yang sangat lama akhirnya terpenuhi. Pasalnya raja Moon berusia sekitar 42 tahunan. Ia menikahi Ratu Anyara yang masih berusia 30 tahun.

Raja Moontylin mengambil alih bayi di tangan tabib, membawanya kepelukan hangat, cahaya merahtua itu seketika memudar dari tubuh si bayi.

'cahaya merah tua?' batin sang Raja ketika melihat cahaya merah tua berada di tubuh putranya yang baru saja lahir.

Raja Moon mengecup puncak kepala Ratu Anyara "terimakasih Ratu, terimakasih"ucapnya lirih dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

"terimakasih kau sudah berjuang melahirkan pangeran yang begitu tampan untukku" Raja Moon terus mengucapkan kata terimakasih pada Ratu Anyara dengan bayi di gendongannya.

Ratu Anyara tersenyum bahagia melihat Raja yang sangat menyayanginya dan juga putranya yang barusaja lahir.
"tampan, sangat tampan sepertimu Raja" ucap Ratu Anyara dengan tangan yang terus menerus mengelus pipi putranya.

"semoga kelak ia tumbuh menjadi Pangeran yang kuat. Dan menjadi penerus kerajaan ini"

Di hari yang sama bahkan jam, menit dan detik yang sama, namun keadaan yang berbeda, cuaca yang cerah dan diiringi rintikan hujan kecil yang menciptakan pelangi dimana-mana, hewan hewan di taman nampak begitu ceria, dan bahagia menyambut kedatangan bayi yang barusaja lahir di kerajaan sun.

Suara kicauan burung, dan suara hewan lainnya bersenandung bersamaan dengan suara tangisan bayi.

Bayi yang lahir dengan cahaya biru di tubuhnya. Cahaya yang akan menjadi kehidupan sekaligus kematian.

Seperti es yang menjadi kehidupan bagi beberapa makhluk, tapi tentu saja bisa mematikan kehidupan yang lain.

Betapa terkejutnya Tabib beserta Ratu dan Raja yang melihat cahaya itu, namun mereka merasa cahaya itu bukanlah cahaya yang berbahaya. Cahaya itu adalah anugrah yang tuhan berikan pada putri mereka. Pikirnya

"selamat Raja, selamat, hal yang kau tunggu tunggu telah datang kekerajaan ini, dengan wajah yang cantik kini putri anda telah lahir dengan cahaya biru di tubuhnya" ucap tabib, tabib yang sudah bekerja di Kerajaan Sun beertahun-tahun lamanya.

"a_apa kau bilang?" tanya Raja Sunliver memastikan.

"bayinya perempuan, Raja" ujar tabib sambil menyerahkan bayi itu pada Raja, Raja menyambut bayinya dengan hangat.

2 SISI (On Going) Where stories live. Discover now