07

133 18 0
                                    

Sunoo menoleh, melihat Jeongin yang tersenyum manis kearahnya.

"Rindu Kak Jeongie?" tanya Jeongin yang yang langsung dibalas dengan pelukan erat oleh Sunoo.

"Lindu.. Ddeonu lindu cekali dengan Kak Jeongie."

Jeongin hanya tertawa sambil membalas pelukan Sunoo. Ia mengangkat tubuh kecil itu dan mendudukkan dirinya di tempat Sunoo duduk sebelumnya, kemudian menaruh si kecil di pangkuannya.

"Kak Jeongie juga rindu sekali dengan Ddeonu.. Bagaimana Kak Wonie? Apa dia nakal selama Kak Jeongie pergi?"

Obrolan itu berlanjut, tak mempedulikan eksistensi mahluk hidup lain yang tengah menatap keduanya dengan pandangan kesal.

"Rindu sekali, sampai Kak Wonie diabaikan." protes Jungwon, ngambek.

Akhirnya dua orang yang tengah melepas rindu itu menoleh. Yang kecil menatap dengan pandangan bertanya, dan yang satu lagi menatap dengan seringai licik di bibirnya.

"Ututu lihat itu, Ddeonu. Ada yang ngambek." ujar Jeongin cekikikan, membuat Jungwon semakin berdecak kesal.

"Kak Wonie ngambek.. gala-gala Ddeonu..?"

Mendengar pertanyaan dari si kecil, Jungwon segera menggeleng. "Mana mungkin Kak Wonie ngambek karena Sunoo." ujarnya sambil mengusak rambut Sunoo.

Jeongin berdiri, masih dengan Sunoo di gendongannya. "Ya sudahlah, mau dia ngambek pun itu tidak penting. Ayo Sunoo, Kak Jeongie ingin menunjukkan sesuatu padamu."

"Heh, mau keman-"

WUSH!

"-a.. Sialan, aku ditinggal."

•••

"Kak Wonie lambat sekali ya, Ddeonu." ujar Jeongin saat Jungwon baru saja tiba.

"Heum.. Ddeonu lelah menunggu.." Sunoo mengangguk mengiyakan.

Jungwon mengusak rambutnya. "Kalian tiba-tiba pergi tanpa mengatakan tujuan kalian padaku, harusnya aku yang lelah karena mencari kalian. Lagipula Sunoo hanya diam di gendongan Kak Jeongie, bagaimana bisa Sunoo lelah?"

Omelan Jungwon hanya dibalas dengan rotasi mata oleh Jeongin, total abai dengan sang adik. Membuat Jungwon yang mendapat respon seperti itu menjadi semakin kesal.

"Haha.."

Suara tawa lirih yang tiba-tiba itu membuat dua orang kakak beradik itu langsung mengalihkan pandangannya, tepat pada Sunoo yang tengah menutup mulutnya dengan kedua tangan mungilnya.

"Kak Wonie.. lucu cekali waktu malah-malah.." ujar Sunoo, dengan senyum yang sama persis dilihat Jungwon sore tadi.

Sunoo merasa tubuhnya dilempar keatas, lalu jatuh kembali ke dekapan Jeongin. Suara tawa Jeongin memenuhi indra pendengaran Sunoo, pipinya dicium dengan gemas. "Tertawa, Ddeonu tertawa!"

"Ddeonu tetawa..?" tanya si kecil yang tidak tahu apa itu tertawa.

"Iya, tadi waktu Ddeonu merasa lucu karena Kak Wonie. Ddeonu tertawa!" ujar Jeongin bahagia, ia menggesek hidungnya dengan hidung mungil Sunoo.

"Hati-hati, nanti hidungnya geser!" tegur Jungwon.

"Gapapa, kalau geser nanti kita luruskan lagi."

Bugh!

"Bukan begitu maksudnya!" ujar Jungwon setelah memukul kepala Jeongin.

"Cih, kakaknya baru kembali bukannya disambut dengan baik malah dikasari. Menyebalkan." kesal Jeongin sebelum memasuki gua didepan mereka, yang baru Jungwon sadari bahwa ada gua di desa terbengkalai ini.

"Aku tidak ingat ada gua di daerah ini. Bahkan, seingatku disini adalah taman violetgrass." Jungwon memecah keheningan, namun kakinya tak berhenti mengikuti Jeongin.

"Ya, kamu benar. Sebelumnya ini adalah taman violetgrass, dan aku mengubahnya." jawab Jeongin sebelum memberikan bola cahaya untuk dimainkan oleh Sunoo, sekaligus menerangi jalan gua yang gelap.

"Kenapa?"

"Kamu akan lihat jika kita sudah sampai."

Setelahnya, tidak ada suara selain deretan 'wah..' dari Sunoo yang sibuk memainkan bola cahaya.

Dua belas menit berjalan, sampailah mereka diujung gua yang..

"Buntu? Kita berjalan sepanjang ini hanya untuk akhir buntu?" kesal Jungwon saat melihat dinding batu yang menutupi jalan mereka.

Jeongin tak menjawab, ia menurunkan Sunoo dari gendongannya sebelum berbisik ditelinga si kecil. Jungwon tak tahu dan tidak mau tahu apa yang dibisikkan oleh Jeongin, ia masih kesal.

Dug dug!

"Ini Ddeonu.." ujar Sunoo setelah mengetuk dinding batu itu dua kali. Dan ya, dinding batu itu segera hancur menjadi debu.

Gelap, sangat gelap. Mereka belum beranjak, namun bisa dilihat bahwa tempat didepan mereka ini sangat gelap.

"Ayo masuk, Ddeonu." ajak Jeongin sambil menggandeng tangan Sunoo yang tidak memegang bola cahaya. Sedangkan Jungwon dibelakang mereka masih mencerna apa yang terjadi.

Mereka berjalan lurus. Melalui bola cahaya, bisa dilihat bahwa mereka tengah melewati deretan violetgrass. Membuat Jungwon semakin keheranan karena bagaimana bisa tanaman ini tumbuh disini, di tempat yang terisolasi dari cahaya matahari? Entahlah, kepalanya pusing sebab terlalu banyak menerima informasi hari ini.

Jeongin berhenti, Sunoo ikut berhenti. Jungwon yang tidak fokus akhirnya terkejut dan hampir menubruk tubuh kakaknya.

Jungwon bingung, sudah tidak ada yang bisa dilihat melalui bola cahaya. Bahkan deretan violetgrass yang mereka lewati tadi sudah tidak terlihat.

Jeongin memutar jarinya untuk memperkuat tenaga di bola cahaya, hingga akhirnya mereka bisa melihat keseluruhan isi gua.

Taman violetgrass yang sangat luas yang baru saja mereka lewati, dan sebuah rumah yang cukup besar didepan mereka. Rumah itu terbuat dari kayu, dan terlihat cukup kuno dari desainnya.

"Lumah.." ujar Sunoo, sangat pelan.

"Hah?" beo Jungwon.

"Lumah.. ini lumah Ddeonu."

•••

panjang ya chap ini :D
ternyata tamatnya besok, awokwok

terima kasih sudah membaca^^
sampai jumpa-!

🍓iru

Former Life Memories Where stories live. Discover now