PART 21

8.9K 560 33
                                    

"Maafin aku, Al. Maaf..."

Dengan perlahan, Bianca mendekatkan dirinya ke pinggiran rooftop. Dia ingin melihat jenazah Alden untuk terakhir kalinya.

Kening Bianca mengernyit heran, ketika melihat tidak ada siapa pun di bawah sana. Bukankah harusnya di sana ramai oleh orang-orang? Tapi kalau Alden di bawa ke rumah sakit, harusnya dia mendengar sirine ambulans. Entah telinganya yang bermasalah atau bagaimana, dia merasa tak mendengar suara apapun.

Bianca berdiri. "Lah kok kosong?" Bingungnya.

Cklek

Suara pintu rooftop yang terbuka membuat Bianca berbalik.

"Mencariku, hm?"

Deg

Pria yang baru saja terjatuh beberapa saat lalu, kini berdiri dengan senyuman manis yang terukir di wajahnya. Bianca bingung, apakah ini nyata atau hanya ilusi semata. Pria itu berjalan mendekati Bianca.

Tiba-tiba kepala Bianca terasa berat. Bianca pun tak sadarkan diri dan membuat pria itu membelalakkan matanya.

"ASTAGA, BIANCA!"

🌚

Flashback (Waktu sesudah Clarissa Smith ngechat Alden / Part 19)

Clarissa menatap arlojinya. Sudah pukul 10 lebih 2, tapi Alden masih tak menunjukkan batang hidungnya.

Clarissa meringis. Jika Alden tidak datang, maka malam nanti ia akan resmi dijodohkan dengannya. Tapi Clarissa sangat mencintai kekasihnya. Walaupun Rain telah menunjukkan wajah tampan Alden melalui foto, tapi tetap saja hatinya mencintai sang kekasih.

Pintu restoran terbuka. Seorang pria dengan setelan jas memasuki area restoran bersama sekretarisnya, Jake.

Clarissa mengangkat tangannya. Memberikan kode pada Alden agar segera duduk. Alden menurut.

Alden duduk di hadapan Clarissa, sedangkan Jake duduk di samping Alden.

"To the point saja, nona. Ada hal penting apa yang ingin anda bicarakan? Bukankah nanti malam kita akan bertemu?" Tanya Alden langsung pada intinya.

Clarissa memutar bola mata malas. "Saya tidak ingin bertele-tele, cepat batalin perjodohan ini!" Tegas Clarissa.

Kening Alden mengernyit. "Why?"

"Karena saya tidak mencintai anda, Tuan Alexander. Saya sudah memiliki kekasih!"

"Kekasih?"

Clarissa mengangguk tegas.

"Ap-"

Tiba-tiba seseorang duduk di samping Clarissa. "Sayang, maaf. Aku tadi terlalu lama di kamar mandi."

Clarissa mengangguk. "Gapapa, sayang." Tangan wanita itu mengusap kepala kekasihnya.

Alden memandangi keduanya dengan mata berkaca-kaca. Bukan karena merasa cemburu, tapi karena ia mengingat kenangan bersama Bianca. Biasanya ia dielus kepalanya oleh Bianca, tak lama kemudian dia turu. Tapi sekarang tak ada lagi usapan lembut Bianca.

Jake mengetahui perasaan Alden. Dia menepuk pundak Alden untuk memberikan kekuatan.

Pria yang merupakan kekasih Bianca menatap wajah Alden dengan lekat. Ini kan-

Brak

Kekasih Clarissa menggebrak meja lumayan kuat, membuat semua pasang mata menatap kearahnya.

Gara-Gara First Kiss! [TAMAT]Where stories live. Discover now