11

333 46 0
                                    

Belerick terus menahan abyss, bahkan ia rela mati sekarang asal rekannya dan yang lain selamat, detik detik kekuatan belerick hampir terkuras habis bahkan tubuh kokoh miliknya sudah melemah, ia tak sanggup lagi untuk menahan.

Karna kekuatan belerick yang semakin melemah, seekor abyss melompat pada belerick, ia hanya pasrah tidak ada lagi tenaga yang cukup untuk menahan abyss itu dan..

Srekkkk..
Brukkk

Tubuh abyss itu jatuh tepat didepan belerick. Belerick melihat kebelakang ternyata ada aamon yang membantunya. Tadi badan belerick yang lemah, kini sedikit bertenaga karna ada yang membantunya.
"Kau sudah melakukannya dengan sangat baik, terimakasih" belerick tersenyum dan kembali menahan abyss dan aamon meyerang abyss dengan bantuan belerick.

Sedikit demi sedikit abyss dapat mereka taklukkan sampai abyss itu mati tanpa ada tersisa, itu semua berkat saling membantu.
"Terimakasih sudah datang membantu ku" ucap belerick, aamon hanya tersenyum dan mengajak belerick berkumpul dengan yang lain.

Natan dengan yang lain menunggu aamon dan belerick yang belum kembali, mereka semua mengharapkan agar mereka selamat...

kreek

Suara itu berasal dari semak belukar didekat mereka, dengan sigap gusion berjaga-jaga dan waspada, gusion melangkah kedepan dengan berhati hati dan dengan cepat ia melihat apa yang bersembunyi dibalik semak semak tersebut.

"Hay" sapa makhluk dari dalam semak semak itu. Gusion dan yang lain kaget melihat seorang anak kecil berkeliaran ditengah malam begini.

Gusion menarik baju anak itu membuat anak itu terangkat.
"Hey, turunkan aku" kata anak itu

"Siapa kau, dan kenapa anak kecil seperti mu bisa berkeliaran dihutan seperti ini" tanya gusion, anak itu terus memberontak minta diturunkan.

"Aku Nana, dan aku tinggal dihutan ini" gusion menaikan satu alisnya, ia tak percaya dengan ucapan Nana.
"Aku tidak berbohong paman, tolong lepaskan aku" Nana mulai menangis membuat gusion melepaskannya. Nana berlari ke natan dan bersembunyi dibalik punggung pria itu.

" Nama mu Nana bukan, jadi apa yang sedang kau lakukan malam malam begini" tanya Natan.

"Aku sedang bermain tadi, sekaligus mencari bunga hingga malam" Natan mengerutkan satu alisnya kurang mengerti.

"Apa paman kurang mengerti" tanya Nana, Natan hanya tersenyum dan menggeleng.

"Aku mencari bunga ini, bunga ini hanya akan tumbuh seminggu sekali dan mekar jika tengah malam, jadi aku keluar rumah malam seperti hanya untuk mengambil ini" Nana menjelaskan panjang lebar, membuat Natan dan gusion mengerti sekarang.

"Jadi apa kau tak takut jika ada makhluk lain menyerang mu" tanya Natan.

"Tidak, karna Molina bersama ku" Nana tersenyum dan melihat lunox yang lemah karna lukanya.
"Apa yang terjadi padanya paman dia terluka berat" Nana mendekati lunox yang terluka parah dilengannya.
"Sebaiknya kita harus mengobatinya, sebelum lukanya terinfeksi" Nana berjalan kearah gusion dan menarik tangan gusion ke arah lunox.
"Cepat paman bawa dia kerumahku, aku akan mengobatinya" gusion mengangguk dan mengendong lunox.

Natan pergi mengikuti Nana yang berada didepannya hingga sampai dirumah gubuk tapi layak untuk ditempati. Nana menyuruh gusion membaringkan lunox diranjang agar pengobatannya lebih efektif.

Natan melihat mana mengeluarkan obat dan perban dari lemari, dan mulai membersihkan luka lunox terlebih dahulu sebelum mengobatinya.

"Aku akan kembali ketempat tadi, siapa tau aamon dan Manusia tumbuhan tadi sudah berada disana" Natan sebenarnya tak ingin mengizinkan, tapi apa boleh buat anak remaja ini keras kepala.

"Paman kau sepertinya terluka juga" tanya Nana.
"Sini aku akan mengobatimu juga" ucap Nana.

"Aku bisa sendiri, utamakan saja lunox dia lebih terluka parah dari ku" Nana mengangguk dan melanjutkan mengobati lunox.

Natan sudah membersihkan lukanya dan mulai mengoleskan obat aneh ini kelukanya, rasanya perih membuat Natan gemetaran menahan rasa perih.

Suara pintu terbuka, membuat nana dan Natan menatap arah pintu, ternyata gusion, aamon dan belerick telah kembali.
"Kalian telah kembali, syukurlah" ucap bahagia Natan saat melihat yang lain selamat.

Aamon mengangguk dan menatap Nana yang sedang mengobati lunox, ia sudah tau sedikit tentang Nana yang membantu Natan dan lunox dari gusion tadi.
"Paman berambut coklat, bisakah kau mengikatkan ini, aku sangat kesulitan" gusion menghampiri Nana dan membantu Nana dalam mengobati lunox.

"Apa kau terluka"tanya Natan kepada aamon. Aamon hanya menggeleng. Dan memperhatikan Natan yang sedang mengobati lukanya sendiri. Aamon sedikit greget karna Natan sangat lambat mengobati luka miliknya sendiri.
"Cihh kau sangat lambat" aamon mengambil ahli dalam mengobati Natan, bisa dilihat aamon sangat lihai dalam mengobati dari cara mengoleskan obat dikakinya.

"berhati hatilah sialan.." Natan kaget tiba-tiba aamon sengaja menekan luka Natan mengakibatkan Natan mengeluarkan umpatan. Aamon hanya tersenyum dan mulai serius mengobati Natan.

"Belerick apa kau mengalami luka" tanya Natan.

"Tidak, aku hanya lelah karna kehabisan tenaga, bahkan hampir mati jika aamon tak membantuku tadi" jawab belerick. Natan melihat kearah aamon yang masih sibuk mengobati luka Natan.

Nana telah selesai mengobati lunox, dan kini berlari kearah belerick.
"Paman apa kau butuh pertolonganku" belerick tersenyum lembut dan mengelus rambut Nana.

"Terimakasih atas tawarannya, tapi aku baik baik saja" Nana mengangguk dan berjalan ke dapur untuk mengambil air dan beberapa roti untuk dihidangkan.

"Paman bisakah kau mengambil cangkir itu" gusion melihat arah yang ditunjukkan Nana dan mengambil cangkir tersebut.

"Dasar pendek" ejek gusion. Nana kesal dan menginjak kaki gusion
"Ahhgg" desis gusion.

"Kau sangat menyebalkan paman, semoga saja kau cepat tua" gusion terkejut, ia baru saja disumpahin oleh seorang bocah.

First Meet You (Natan Story')Where stories live. Discover now