Part 30

21.7K 1K 12
                                    

10 April 2022

•Happy Reading•

Pagi-pagi sekali Aurel sudah dibuat mondar-mandir berulang kali. Pagi ini ia disibukkan dengan kegiatan persiapan kerja untuk suaminya.

Hari ini Alfaris sudah resmi bekerja di kantor papanya, dan itu membuat pagi Aurel sudah tidak bisa tentram lagi.

Mulai dari baju, sepatu, tas, sarapan, semua harus terburu-buru, karena jam kerja Alfaris yang terbilang pagi, Alfaris berangkat bekerja sekitar jam setengah tujuh pagi.

"Sepatunya ada di ruang tamu ya, tas juga udah di sana," ucap Aurel mengarahlan sembari menyiapkan beberapa LKS yang akan ia bawa ke kampus, kebetulan juga hari ini ia ke kampus pagi.

"Iya," jawab Alfaris yang tengah memakai jasnya.

Aurel berjalan mendekat ke arah suaminya dan merapikan sedikit jasnya, "masa hari pertama ke kantor, berantakan gini!" omel Aurel.

"Nggak berantakan banget, kok."

"Nggak berantakan banget, tapi berantakan sekali. Ini rambutnya disisir atuh mas, kalau berantakan gini kesannya kayak mau ngamen," gerutu Aurel.

"Mana ada pengamen ganteng."

"Nunduk, kak!" titah Aurel agar lebih mudah merapikan rambut suaminya.

Alhasil, Alfaris duduk di meja makan, membiarkan ruang untuk istri kecilnya merapikan apapun yang menurutnya belum rapi.

"Tunggu sini bentar, Aurel mau ambil parfum!" Perintah Aurel lalu ia berlari menaiki tangga.

Tak ada satu menit Aurel sudah kembali dengan botol kaca berisi parfum di tangannya, "kakak tuh harus wangi, biar bosnya nggak ngomel karena bau badan," ujar Aurel sambil menyemprotkan parfum ke tubuh Alfaris secara memutar.

"Bosnya kan papa aku," ujar Alfaris dengan enteng, dan itu merupakan fakta.

Aurel terdiam sejenak, "emang kalau bosnya papa, kakak nggak boleh rapi dan wangi?"

Alfaris berdecak halus, "nggak gitu maksudnya."

"Terus gimana?" tagih Aurel.

Dah lah, perempuan selalu benar!batin Alfaris kesal.

Alfaris pasrah dengan apapun yang dilakukan Aurel, mulai dari menyisir rambutnya, dan memberinya parfum seember, tapi matanya melotot kala melihat istrinya memegang sebuah bedak.

"Kamu mau apa?!" sentak Alfaris tak sengaja dan berusaha menghindar ketika Aurel ingin memoles wajah Alfaris dengan bedak.

"Udah, nurut aja!" Aurel berkacak pinggang.

"Nggak mau ah!" tolak Alfaris.

"Ini tuh biar mukanya nggak kelihatan berminyak doang kak!"

"Nggak mau Rel, muka kakak nggak berminyak kok, lagian pake bedak gitu kayak cewek aja!"

"Astaghfirullah ini tuh cuma bedak, bukan gincu, kak!"

"Tapi kakak nggak mau!" tolak Alfaris lalu berlari menghindar.

Aurel ikut berlari dengan tangan yang masih memegang bedaknya, "kak! Cepet deh, sedikit doang kok!!"

ALFARISWhere stories live. Discover now