2 | Pertemuan Kembali

80 31 2
                                    

|||

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

|||

Padme menatap pantulan dirinya di hadapan cermin berukuran besar. Abaya satin berwarna hitam merentang lebar dan besar di badannya, sama sekali tidak mencetak tubuh gadis dua puluh tahun itu. Ditambah kain lebar menjuntai turun jauh menutupi bagian dada, memberi kesan elegan dan mahal.

Tas dengan merk terkenal menyangkut di bahunya, menggunakan warna yang senada pada pakaian hari ini. Sekali lagi, Padme memastikan dirinya sudah dalam keadaan rapi. Wajah yang sekadar diberi pupur bayi, bibir yang diolesi pelembab tanpa warna, sudah cukup untuknya. Tidak ada polesan-polesan lain.

Sebagaimana yang sudah diperintahkan, bahwa perempuan dilarang untuk tabarruj. Dikutip dari Ibnul Jauzi dalam tafsirnya menyebutkan dua definisi tabarruj menurut ulama, yaitu menurut Abu Ubaidah tabarruj adalah wanita menampakkan kecantikannya (di depan lelaki yang bukan mahram) dan menurut az Zajjaj tabarruj adalah menampakkan bagian yang indah (aurat) dan segala yang mengundang syahwat lelaki (yang bukan mahram).

Oleh karena itu, berdasarkan semua definisi di atas seperti yang Padme pahami, bisa menyimpulkan bahwa tabarruj adalah segala bentuk perilaku wanita untuk menampakkan kecantikannya di depan lelaki lain yang bukan mahramnya. Maka, memakai pakaian yang tidak menutup aurat, atau menutup aurat tapi dengan bahan yang tipis, ketat ataupun transparan, bisa disebut sebagai tabarruj. Di mana hukumnya haram untuk dilakukan.

Dalam quran surat al Ahzab ayat 33 disebutkan :

"Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias--tabarruj--sebagaimana orang-orang Jahiliyah yang dahulu."

"Masih jam delapan, aku pergi sekarang nda, ya?" Padme bergumam seraya melihat jam yang tertera pada layar ponselnya.

Duduk pada kursi, Padme membuka ruang pesan. Tepat saat itu, salah satu teman akrabnya di sekolah mengirim pesan suara.

"Padme, kamu sudah berangkat, kah?"

Mengetik papan keyboard di layar benda pipih tersebut, Padme membalas, "Belum, kamu sudah di sana, Li?"

Tanpa menunggu waktu lama lagi, Liliane kembali membalas menggunakan pesan suara. "Ini baru mau jalan. Kamu jalan sekarang aja, biar kita sama-sama sampai."

Mengangguk, gadis itu mengirim pesan setuju. Mengetahui Liliane langsung keluar dari room chat mereka, Padme melangkah keluar kamar. Mengunci pintu kamar, dia mengambil helm setelah memasang sepatu.

"Bismillahi tawakkalltu 'alallah, laa haula wa laa quata illaa billaah," ucap Padme membaca doa keluar rumah, sebelum kakinya melewati batas pintu seraya mengangkat kedua tangan yang satu sisinya saling menempel.

Memasang helm, gadis itu menutup pintu rumah. Setelah pasti terkunci, barulah Padme melangkah menuju tempat di mana motor maticnya terparkir.

Padme menduduki motornya, lalu kemudian tidak lupa dia membaca doa kembali.

Kiriman Berharga Dari Negeri Piramid | EndWhere stories live. Discover now