Part 18

1.1K 61 2
                                    

Chris baru saja selesai mandi sehabis pulang bekerja. Ia melirik jam dinding dikamar yang sudah menunjukkan pukul 22:00. Ia merebahkan diri, melepas penat yang menderanya seharian. Hari ini begitu padat sekali unit yang mengantri untuk dikerjakan sehingga iapun harus ikut turun tangan membantu para anak buahnya. Ia memejamkan mata, menghela napas lega merasakan nikmatnya berbaring di ranjang yang empuk.

Tiba-tiba ponsel yang ada di dekatnya berbunyi. Terlihat nama Nia yang sedang menelpon. Ia pun segera mengangkatnya.

"Hei, babe," sapa perempuan itu.

"Hai, cantik. Sedang apa?"

"Baru saja selesai membasuh muka dan ingin tidur. Bagaimana harimu? Pasti sangat melelahkan ya?"

"Iya sayang, karyawanku tampak kewalahan, makanya aku ikut membantu sampai lembur begini,"

"Kalau begitu tidurlah. Aku tahu kamu benar-benar capek,"

"Sangat. Mataku terasa ngantuk," Chris mengucek matanya dan menguap.

"Alright, sleep well. Have a nice dream, babe."

"You too. I love you, my dear."

"I love you too, Chris."

Ia mematikan telpon dan menaruhnya di nakas. Tak membutuhkan waktu lama sampai kemudian ia benar-benar jatuh terlelap.

******

Chris mendapati dirinya berdiri di tengah padang rumput yang luas. Suasana terasa hening karena hanya ada dia sendirian disitu. Tiba-tiba ada sepasang tangan yang memeluknya erat dari belakang. Ia tidak tahu itu siapa, lalu seseorang itu melepas pelukannya dan berdiri di hadapannya.

"Lily," ucapnya lirih ketika melihat mendiang istrinya berdiri didepannya sembari tersenyum. Ia menarik tangan Chris, menuntun lelaki itu untuk ikut berlari bersamanya. Chris pun mengikuti langkah kaki wanita itu, bergandengan tangan menyusuri padang rumput itu berdua.

Saat tengah berlari, wanita itu tiba-tiba berhenti dan berdiri diam membelakanginya dan tiba-tiba berkata, "Chris, aku haru pergi."

"Kau mau kemana, Lily? Tetaplah disini," pinta Chris.

Perempuan itu membalikkan tubuhnya, dan betapa Chris terkejut saat mendapati yang didepannya kini bukanlah Lily lagi, melainkan Nia.

"Chris, aku harus pergi," ucap Nia. Chris menggelengkan kepalanya keras.

"Tidak, Nia. Jangan pergi. Jangan tinggalkan aku," Chris menggenggam erat kedua tangan wanita itu, memohon-mohon. Tetapi Nia melepaskan genggaman tangannya, dan Chris tak dapat meraihnya sekeras apapun ia berusaha. Ia berteriak memanggilnya dan berlari, mengejar bayang perempuan itu yang semakin ia kejar semakin menjauh, lalu pelan-pelan mengabur, dan menghilang. Chris jatuh berlutut merasakan kesedihan mendalam dan pilu yang tak terperi. Lalu padang rumput hijau di sekitarnya tiba-tiba berubah menjadi gelap gulita. Sontak ia merasa tubuhnya melayang, dilempar ke dalam sebuah jurang yang dalam, yang hanya berisikan kekosongan dan kehampaan tak berujung, persis seperti yang dirasakannya saat ini.

Chris terbangun dengan napas tersengal-sengal dan jantung berdebar kencang. Keringat telah membasahi sekujur tubuhnya yang hanya memakai kaos oblong tipis. Ia mengerjapkan mata, mencoba menyadarkan diri dan mengatur napasnya. Setelah agak tenang, ia pun duduk bersandar.

Ia termenung memikirkan mimpinya barusan. Telah lama sejak terakhir kali ia memimpikan Lily, dan malam ini hal itu terulang kembali. Yang lebih buruk, ia justru bermimpi bahwa Nia lah yang menjadi Lily dan pergi meninggalkannya. Hal itu memberikan rasa yang berpuluh-puluh kali lipat lebih menyakitkan, begitu menyedihkan, dan terasa begitu nyata, sampai-sampai membuatnya seakan kembali mengulang luka masa lalunya, yakni kehilangan orang yang sangat ia cintai pergi meninggalkannya.

Adore You Where stories live. Discover now