▶ 07 - 감각 [Sense]

260 40 3
                                    

│Sense│

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

│Sense│

□□□

Antara percaya dan tidak, tapi itu lah yang sudah terjadi. Karina bergegas membuka café-nya setelah menjemput Jay dan Sunghoon dari kantor polisi. Sebenarnya ia tidak menyangka saat Jay berkata jika pegawainya juga terseret menjadi saksi. Satu-satunya pegawai Karina adalah Wonyoung, yang juga temannya. Lalu wanita Jang itu harus dimintai keterangan karena berada di tempat kejadian sebagai wanita sewaan.

Seakan mencoba untuk menjauhi topik pembicaraan, Sunghoon duduk pada single sofa di sudut ruang rumah Karina, membiarkan Jay dan si pemilik rumah terlibat adu mulut karena kesalahan mereka. Jay yang tidak terima diomeli hanya misuh-misuh dengan mata melotot, ia berpikir bahwa ini bukan kesalahannya. "Ini salah Darren, Kyle. Aku hanya menjemput Haruto."

Karina, atau mungkin Kyle, kembali berkacak pinggang si hadapan Jay, "Siapa itu Haruto?" tanyanya sengit.

"Dia korban. Roh jahat buruan Darren yang membunuhnya. See? Ini salah Darren. Kalau saja hunter tampan tapi menyebalkan itu lebih cepat mengenyahkan Han Jihyo, mungkin aku juga tidak akan menjemput arwah Haruto. Dan pegawaimu itu akan baik-baik saja, menikmati indahnya bercinta dengan client-nya..." Balas Jay. "——jadi, masih mau memarahiku? Kau lupa sedang memarahi siapa? Aku seorang mage, dan aku bisa menghukummu." Lanjutnya sekadar mengingatkan namun dengan nada angkuh.

Mendapat sedikit ancaman membuat Karina melirik presensi Sunghoon yang tengah duduk bersandar asik memainkan ponselnya. Ia hanya khawatir pada kedua temannya itu, takut terjadi hal buruk yang bisa membahayakan banyak penghuni White Castle.

Jay menghela nafas melihat bagaimana Karina terdiam, ia sudah paham betul jika Karina tidak akan pernah berani memarahi Sunghoon. Entah untuk alasan apa, yang jelas sejak Sunghoon diterima menjadi hunter, Karina seakan tersihir pada pesona laki-laki itu. membuatnya mau tak mau harus curiga meskipun pernah sekali ia bertanya pada Sunghoon, namun laki-laki itu benar-benar tak peduli.

Well, sebenarnya Jay merasa sedikit kasihan untuk Karina.

"Masih tidak berani memarahinya?" Jay berbicara hampir berbisik, jelas membuat Karina tersentak.

Wanita itu memukul lengan Jay. "Berisik!" umpatnya.

Jay hanya bisa terkekeh. Sering kali Karina menanyainya tentang Sunghoon, bagaimana biasanya laki-laki itu jika sedang bersamanya? Dan jawaban Jay tak pernah membuat Karina puas, karena apa yang dilihat Karina tidak seperti apa yang Sunghoon perlihatkan pada Jay.

Jay bilang Sunghoon itu jahil dan menyebalkan. Dia senang bermain-main dengan wanita. Tapi nyatanya Sunghoon tidak pernah memperlihatkan itu pada Karina, sedikit banyak membuat Karina penasaran pada perangai Sunghoon.

"Lihat? Ada apa di ponselnya sampai harus sefokus itu?" Karina bergumam namun membiarkan Jay mendengarnya, membuat laki-laki itu kembali terkekeh pelan dan ikut memperhatikan Sunghoon. "Hitungan ketiga, dia pasti menatap kita. Satu..."

[1] The Spirit Hunter ✔ | ENHYPEN Vers.Место, где живут истории. Откройте их для себя