▶ 16 - 드림 [Dream]

263 36 1
                                    

│Dream│

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

│Dream│

□□□

Kesalahan sepertinya memang jalan yang paling efektif untuk belajar. Untuk itu, muncul ungkapan belajarlah dari kesalahan orang lain, karena hidup tidak memberi banyak waktu untuk kita melakukan semua kesalahan itu seorang diri.

Wonyoung terdiam dalam senyap. Panjangnya kalimat yang terputar otomatis dalam ingatannya, sepanjang itu pula ingatan itu menyakiti hatinya. Dia hanya mengosongkan dirinya dari segala kepercayaan dan keyakinan kepada dirinya sendiri. Dia pernah ingin mati.

Semua tentang masa lalunya memang hanya sebatas masa lalu. Tidak akan ada yang mengembalikan Sunghoon-nya sekeras apapun dia berteriak, atau seperti berteriak tanpa suara, yang membuatnya lelah tapi tidak membuahkan hasil. Tapi rupanya rencana Tuhan lain lagi. Park Sunghoon kembali hadir dalam radarnya.

Tiba-tiba saja Wonyoung mengingat kembali yang lalu, bagaimana pria itu menghiburnya dengan banyak kata-kata bijak, dimana basically, pria itu juga tidak paham betul dengan apa yang ia katakan.

Wonyoung bukan seseorang yang percaya diri untuk memiliki ambisi. Selama hidupnya, yang dia lakukan adalah merendah dan menganggap orang lain tinggi. Well, lingkungannya mengajarkannya untuk seperti itu. Bagaimana ayahnya akan datang hanya untuk menyiksa dan memakinya. Sejak saat itu, Wonyoung bukan siapa-siapa. Dia hanya pembawa masalah dan menjadi penyebab kematian ibunya.

Lalu Sunghoon datang. Memberikannya kekuatan luar biasa, menarik Wonyoung dari ambang kehancuran.

Masih terasa gamang, seperti baru kemarin Wonyoung merasa mati, wanita itu kehilangan semangat hidupnya. Tapi entah apa yang Tuhan rencanakan. Mengembalikan Sunghoon padanya, justru mengembalikan telalu dekat. Sampai membuat Wonyoung selalu tidak percaya ketika matanya menangkap wajah damai laki-laki itu.

Pagi ini Wonyoung terbangun dengan pening melingkupi kepala. Terakhir yang diingatnya hanya Winter dan minum, membuat wanita itu meringis kala mendapati seorang Park Sunghoon tertidur dengan bertelanjang dada di sampingnya.

Pemikiran-pemikiran buruk tentu saja bermunculan satu per satu. Tentang hal apa saja yang terjadi semalam sampai membuat Sunghoon berada di kamarnya, juga tentang kemana perginya Winter? Karena Wonyoung masih mengingat wajah Winter yang kerepotan saat mengantarnya pulang memakai taksi. Sisanya Wonyoung tidak ingat lagi.

Wonyoung mencoba beranjak sesenyap mungkin, berusaha agar tidak membangunkan Sunghoon dari tidurnya. Namun yang Wonyoung lihat justru air wajah Sunghoon yang merengut terganggu. Pria itu beringsut semakin memeluk tubuhnya sendiri, kali ini seperti orang kedinginan. Wonyoung berusaha untuk membangunkan Sunghoon kala ringisan pelan keluar dari sela bibirnya. Sekon setelahnya, barulah Wonyoung sadar jika mimpi buruk tengah mengganggu tidur Sunghoon, dan membuatnya semakin gencar membangunkan pria itu.

Sampai akhirnya kedua mata Sunghoon terbuka. Tidak terlihat begitu panik, tapi Wonyoung tahu jika Sunghoon tengah mengatur nafas dalam dalam.

"Sunghoon-ssi... mimpi buruk ya?" Wonyoung memastikan. Siapa tahu Sunghoon ingin bercerita sedikit.

[1] The Spirit Hunter ✔ | ENHYPEN Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang