▶ 09 - 블랙 하트 [Black Heart]

227 41 2
                                    

│Black Heart│

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

│Black Heart│

□□□

Entah sudah berapa kali berpindah, sepertinya Sunghoon kembali pada channel awal setelah sebelumnya berusaha menemukan siaran yang dapat menghilangkan rasa bosannya. Anggap Sunghoon tidak sopan, menaikkan satu kaki pada meja di depannya sambil bersandar seperti setengah nyawanya tertelan bunyi jarum jam. Tidak ada yang bisa mengalahkan Sunghoon yang sedang bosan, kecuali mungkin presensi Wonyoung.

Bagusnya wanita itu datang dua detik setelah televisi dimatikan.

"Oh? Sejak kapan kau bangun?" Wonyoung nampak biasa saja meskipun untuk kali ini, dua kaki Sunghoon menjulur sempurna pada meja. Dan si pemilik tidak sedikit pun berniat menurunkan kakinya, ia merasa Wonyoung baik-baik saja melihat itu.

"Sudah sejak negara api menyerang." Sunghoon membalas sambil melipat tangannya.

Wonyoung terkekeh lantas berjalan mengambil segelas air, "Minum dulu." Wanita itu memberikannya pada Sunghoon. Barulah kaki Sunghoon turun dari meja.

"Kau mau pergi kerja?" Sunghoon bertanya.

"Ada yang harus kuurus. Aku akan ke café pukul satu nanti." Jawab Wonyoung mengambil gelas Sunghoon lalu menyimpannya di pantry. "Kau tidak bekerja Sunghoon-ssi?" Tanyanya.

"Aku memiliki satu restoran yang baru saja membuka cabang di Itaewon. Jadi aku hanya akan datang untuk mengecek sesekali. Bagaimana? Bukankah aku sombong?"

Wonyoung mengangguk membenarkan.

"Oh ya, nanti malam kau akan pergi bekerja 'kan?" Sunghoon bertanya lagi. Untuk kali ini Wonyoung tidak langsung menjawab. Jika Sunghoon membahas malam, itu berarti bukan lagi bekerja di tempat Karina.

Wonyoung memilih duduk lebih dulu, bertumpu tangan menatap curiga ke arah Sunghoon.

"Memangnya kenapa?" tanya Wonyoung.

Dengan santai dibarengi tubuhnya yang sedikit condong Sunghoon menjawab, "Aku ingin bertemu Tuan-mu."

Wonyoung mengubah posisi duduknya, "Ingin bertemu boss? Memangnya ada apa? Kau mengenalnya?"

"Ada yang ingin kubicarakan dengannya, dan jika aku mengenalnya aku tidak akan bertanya padamu."

"Kupikir dia bukan artis yang sulit ditemui. Dia pasti ada waktu."

Sunghoon menggeleng, "Harus bersamamu."

Kali ini Wonyoung kembali menatap curiga ke arah Sunghoon, gelagatnya aneh sekali. "Kalau mau menyewa bilang saja. Aku memiliki nomor ponselnya yang bisa kau hubungi." Wanita itu mencoba menebak isi pikiran Sunghoon.

Ketika itu, jam di pergelangan tangan Sunghoon menyala hijau. Membuat Wonyoung sedikit terkejut juga terpana. "Ah, kalau begitu aku akan minta nanti saja. Aku harus pulang sekarang." Sunghoon berdiri membuat Wonyoung mendongak memperhatikannya, sesekali melirik jam Sunghoon yang masih menyala-nyala.

[1] The Spirit Hunter ✔ | ENHYPEN Vers.Donde viven las historias. Descúbrelo ahora