▶ 15 - 속삭여 [Blah]

242 30 0
                                    

│Blah│

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

│Blah│

□□□

Pintu flat itu berderit ketika Winter membukanya. Tubuh kecilnya berangsur membantu Wonyoung untuk berbaring di sofa ruang tengah, pun dirinya sendiri ikut terduduk di sebelah wanita itu. Melirik sekilas tiap sudut kamar flat yang tidak berubah sedikit pun, selain debu yang mulai menghiasi beberapa barang.

Winter mengatur nafasnya setenang mungkin. Bagian pelipisnya berdenyut pening ketika mengingat kesusahan yang ia alami sampai detik ini. Bahkan Winter tidak menyadari kapan tepatnya hubungan dirinya dan Wonyoung merenggang. Ia hanya ingat pasal alasannya tiba-tiba saja menjauhi wanita itu. Iri, kasihan, dan merasa bersalah.

Winter merasa hidupnya juga cukup memprihatinkan untuk tidak memikirkan kondisi orang lain. Tapi rupanya ia tidak bisa. Winter sudah membawa Wonyoung pada posisi yang salah, dirinya lah yang sudah menawarkan pekerjaan kotor pada Wonyoung. Mengenalkan wanita itu pada Choi Yeonjun, yang sekarang berbicara seolah tak akan pernah melepas Wonyoung sebagai pekerjanya.

Sementara dirinya sendiri terlepas dengan mudah, setelah merasa tersiksa sejauh dan selama ini.

Merasa tak mendapat pencerahan apapun meskipun semakin dalam memikirkannya, Winter memutuskan untuk membersihkan diri selagi menunggu Wonyoung beristirahat sebentar. Namun belum sempat ia melepas semua pakaian, bel kamar apartemen Wonyoung berbunyi. Membuatnya kembali memakai kemeja yang tadi sudah dilepasnya.

Lantas mendapati presensi laki-laki tinggi berkulit putih di depannya.

Melihat siapa yang datang, Winter membuka pintu flat lebih lebar sehingga Sunghoon bisa langsung melihat kalau Wonyoung tengah tertidur di sofa.

"Aku akan menunggunya bangun." Ujar Sunghoon memberi alasan.

Tetapi Winter memilih untuk bergeming dengan tangannya yang melipat di depan perut. "Biar aku saja." Sahutnya.

Sunghoon menunduk sebentar sembari menggigit bibir bawahnya. Kemudian menggeser tubuhnya sampai memperlihatkan tubuh Jake yang berdiri tidak jauh di belakang pemuda itu. Winter dibuat mengernyit heran. "Tapi kurasa kalian memiliki suatu hal untuk dibicarakan."

Sekon berikutnya Winter melangkah mundur untuk kembali menutup pintu. Naas yang terjadi justru tangan Jake yang terjepit ketika secara refleks menghentikan wanita itu. Dan ya, Jake jelas menjerit sakit dengan Winter yang buru-buru membuka pintu.

"Yak! Kenapa menghalangi?" Winter memekik. Maju beberapa langkah untuk melihat kondisi tangan Jake yang memprihatinkan. Kelima pangkal jarinya memerah. Sampai Winter mengusapnya refleks dengan wajah paniknya. "Ish! Kau pikir masih punya cadangan kalau tanganmu putus???" imbuhnya, mendesis rendah.

Cukup untuk membuat Jake tersenyum lalu berganti menggenggam tangan Winter. "Kan masih ada tanganmu..." katanya mencicit. "Akan kumaafkan kalau kau mau bicara denganku."

[1] The Spirit Hunter ✔ | ENHYPEN Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang