🪔 Chapter 1 🪔

6.5K 809 1.1K
                                    

        Nakia ....

         Di dalam gelapnya arungan mimpi, sayup-sayup terdengar suara dari ujung gulita. Berulang-ulang menyebutkan kata yang sama, selayaknya memanggil seseorang yang menjadi sang empunya bunga tidur.

        Kemarilah, aku sudah menunggumu ....

        Baritone rendah, sudah dipastikan bahwa itu berasal dari pita suara seorang laki-laki. Laki-laki tak bernama yang mengulurkan tangan dari ujung kegelapan. Menengadahkan telapak sebagai invitasi agar pemilik nama, Nakia, bersedia datang kepadanya.

        Tentu hal itu sukses mengundang rasa penasaran dari si pengarung mimpi. Kedua kakinya bergerak terhipnotis, mengikis jarak supaya mampu meraih tangan besar nan kokoh di seberang sana. Tangan kepunyaan laki-laki misterius bermanik mata selegam langit malam. Warnanya seperti surai rambutnya yang tersapu angin, tetap kokoh mempertahankan sebuah mahkota di atasnya ....

        Mahkota dari persimbolan seorang Raja.

        Kemari, genggam tanganku ....

        Lagi, dengan persuasi yang menggelitik sanubari. Suaranya begitu tenang, namun tegas secara bersamaan. Selayaknya mendeklarasikan bahwa tidak ada yang mampu membantahnya, persis seperti seorang Raja yang bertakhta.

        Tak urungnya, sang penjelajah mimpi telah terpedaya. Sejengkal lagi tangan itu bisa diraihnya-

Grab!

        Akan tetapi, ada tangan lainnya yang lebih dahulu mencekalnya. Tangan kecil yang merebut perhatiannya agar berpaling dari laki-laki pertama dan menariknya pada dimensi baru. Dalam sekejap ladang gelap gulita menjelma menjadi;

        Padang gurun pasir ....

        Bingung melanda sang pengarung mimpi. Hanya ada selapang butiran pasir coklat. Sepoi angin khas dari sahara tandus menerpanya, lantas menggetarkan jiwanya.

        Tolong aku ....

        Ia terkesiap. Lagi-lagi ada seseorang yang bersuara, kali ini intonasinya mendayu dan sangat lembut. Nyaris seperti lullaby. Tetapi, tersirat sebuah kegusaran di dalam sana.

        Aku mohon ....

        Kali ini suara itu berada di dekatnya. Tepat di belakang telinganya. Ia memutar tubuh- sontak tercekat mendapati figur asing yang bertudung, lengkap dengan wajah yang tertutupi cadar berkain ciffon.

        "Si-siapa kau?" pertanyaan terlontar dengan susah payah.

        Sosok tertutup itu justru terdiam tanpa kata. Sorot matanya menyendu, tampak gelisah untuk membuka mulut, seakan-akan tak mampu berbicara. Alih-alih memberikan jawaban, ia justru memutar tungkai kaki, lalu melarikan diri ke tengah-tengah padang gurun.

        "Tu-tunggu!!"

        Nahas, presensi misterius itu justru semakin jauh berlari dengan kaki-kaki telanjangnya. Kaki jenjang yang tak takut telapaknya tersengat panasnya sinar surya di atas butiran pasir.

🪔 Hossam Nakia 🪔 》KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang