BAB 22

4.4K 314 39
                                    

Sejak pagi, Tatiana memang sudah badmood

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak pagi, Tatiana memang sudah badmood. Membuat seisi rumah mendadak heran. Bahkan, anak sekecil Meilani pun menyadari ada yang berbeda dengan kakak perempuannya itu. Tapi, Meilani lebih memilih tidak ikut campur, kata mamanya, ini bukan urusan anak kecil.

Yang lebih merasa keheranan jelas adalah Ved. Laki-laki itu mulai bertanya-tanya, apa Tatiana marah karena Ved bangun kesiangan sampai akhirnya dia tidak sempat buru-buru keluar ke kamarnya sendiri, sehingga membuat Tatiana marah? 

Sambil mengikuti Tatiana keluar rumah, Ved menyeruput kopinya dengan cepat. Kemudian, dia letakan sembarangan gelas kopinya di meja terdekat. Secepat kilat, Ved menyambar tas kerjanya dan segera menyusul Tatiana.

Laki-laki itu lantas menarik Tatiana menuju mobilnya. Pagi ini dia akan terus terang saja. Ved akan mendesak Tatiana untuk mengaku, sebenarnya apa yang membuat perempuan itu uring-uringan tidak jelas. Kalau Ved salah, dia akan segera meminta maaf.

Untungnya, Tatiana pasrah saja ketika Ved tarik ke dalam mobil. Ved pikir, perempuan itu akan membuat drama, menolak sambil membentak. Rupanya Tatiana masih cukup sadar diri kalau keduanya sudah sangat kesiangan. Jadi, ribut sekarang bukanlah yang terpenting.

Sambil memutar kemudi, Ved melirik Tatiana. Kemudian, laki-laki itu bertanya, "Kamu marah ya?"

"Bukan!"

Mata Ved sampai mengerjap ketika mendengar balasan Tatiana yang kelewat cepat itu. Bahkan, Ved baru selesai menutup mulutnya, balasan ketus sudah melayang kepadanya.

"Terus kamu kenapa?"

"Kenapa apanya?" balas Tatiana sambil mendelik. Ved yang melihat itu lantas meringis ngeri.

Menebak-nebak, apa jangan-jangan semalam Ved berbuat salah tanpa sadar ya? Misalnya, Ved tidak sengaja menendang Tatiana ketika dia sedang tidur. Atau tangan Ved tidak sengaja menonjok Tatiana kali ya? Soalnya, semalam Ved bermimpi sedang tinju dengan teman Tatiana yang gemulai itu. Siapa ya namanya? Ved lupa.

"Aku buat salah ya?" tanya Ved lagi sambil menelan salivanya gugup. "Kalaupun aku punya salah, aku minta maaf ya."

"Kenapa minta maaf?"

"Daripada minta jatah," ceplos Ved.

Tatiana mendelik lagi, kali ini giginya merapat geram. Mungkin dia membayangkan sedang mengunyah Ved dengan semua giginya. Tapi, Tatiana betulan sedang marah nih. Ved jadi gelisah tidak menentu.

"Sorry, aku nggak tau salahku di mana. Tapi, ada baiknya kamu bicara. Supaya aku langsung minta maaf. Demi apa pun, Na, aku nggak mau disalahkan."

"Kamu nggak salah."

"Terus?"

"Nggak ada lanjutan! Buruan belok!"

Ved melongo. "Ngapain?"

"Udah sampai di depan kantorku, Ved!" kesal Tatiana.

Ved kembali meringis. Iya kah? Kok cepat sekali ya? Tahu begini, dia putar balik saja. Mengelilingi kota dulu, baru mengantar Tatiana ke kantornya.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang