BAB 35

4.1K 322 203
                                    

"Fresica mana?" tanya Ved basa-basi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fresica mana?" tanya Ved basa-basi.

"Di dalam kamar, kenapa?"

"Mau mampir."

"Kan udah masuk."

Kemudian, Ved terkekeh. Laki-laki itu merasa salah tingkah karena kehabisan kata-kata dan mati gaya. Padahal tadi Ved sempat merasa semangat lho untuk mendatangi Tatiana, apalagi setelah dia ngobrol dengan Arjuna.

Ya meskipun mereka hanya ngobrol singkat, tapi cukup melegakan.

Ngomong-ngomong, Ved belum sempat mengucapkan terima kasih kepada Arjuna karena laki-laki itu mau menemaninya, menjadi teman curhat.

Setidaknya, Ved mendapatkan pencerahan meskipun terlambat. Dan adanya Arjuna membuat Ved merasa tidak sendirian.

Ternyata benar ya, kalau sedang buntu dan banyak pikiran, mungkin cerita kepada teman bisa sedikit mengurangi bebannya. Syukur-syukur bisa memberinya saran juga.

"Udah makan malam?" tanya Ved pada akhirnya, daripada bengong.

"Udah."

"Yah, coba aja kamu belum makan."

"Ya memangnya kenapa?"

"Mau aku ajak makan." Ved menggaruk rambutnya. "Kalau semisal aku numpang makan di sini boleh nggak?"

Mendengar itu, Tatiana langsung melipat kedua tangannya di depan dada. Perempuan itu menatap Ved dengan tatapan lekat.

"Kamu ke sini tuh mau apa sebenarnya? Jujur aja, dan bilang sekarang. Nggak usah pake alasan mau numpang makan sementara kamu nggak bawa makanan sama sekali. Dan lagi, aku nggak menyediakan makanan untuk kamu."

Mata Ved langsung mengerjap beberapa kali ketika Tatiana terlihat tegas setelah mereka tak lagi menghabiskan waktu bersama.

Perempuan yang Ved rindukan, kini telah berubah. Ya memang tidak sepenuhnya berubah sih. Buktinya Tatiana tetap cantik di matanya.

Hanya saja, entah kenapa Ved melihat benteng pertahanan yang Tatiana bangun. Perempuan itu seolah ingin membuat Ved sadar bahwa mendekati Tatiana tidak lagi mudah.

Perempuan itu tidak akan membiarkan Ved memporak-porandakan hatinya lagi.

Arjuna bilang, komunikasi itu yang paling utama. Sehingga kesalahpahaman yang Ved takutkan bisa segera ditangani.

Kalau sudah terlanjur marah, siapa yang repot? Tentu saja Ved sendiri yang akan kerepotan. Sebab bagaimanapun juga kesalahpahaman itu terjadi karena perbuatan Ved.

"Aku mau ngomong serius sama kamu," ucap Ved dengan nada serius.

Lalu, Tatiana pun mengangguk pelan. Entah kenapa malam ini perempuan itu memiliki sedikit rasa penasaran dan tertarik untuk mendengar apapun yang akan Ved sampaikan. Semoga saja apa yang Tatiana lakukan ini tidak sia-sia.

SituasionshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang