42

16.7K 1.2K 44
                                    


"Selamat istirahat, Sayang," ucap Reno yang membukakan pintu untuknya. Sungguh cowok ini punya manner banget. Pantes aja sih banyak yang naksir sama dia. Tapi rasanya Agmi masih merinding aja mendengar sapaan masih yang menggelikan itu.

"Iya, selamat istirahat juga, Mas Reno," jawab Agmi dengan wajah yang kaku banget.

Bibir Reno melengkung. Wajahnya kemudian mendekat pada Agmi.
"Boleh nggak aku cium kening kamu?" tanya Reno.

"Nggak boleh!" tegas Agmi yang seketika ketika menutupi dahinya.

"Kalau tangan?" Reno nggak menyerah juga bikin Agmi panas dingin aja.

"Kenapa sih? Kan nggak ada yang lihat kita! Kita nggak perlu pura-pura mesra!" tolaknya.

"Itu jendela kiri pojok ada temen kamu yang lagi ngintipin kita," kata Reno.

Agmi menoleh ke jendela itu. Benar ada tirai jendela itu terbuka sedikit dan kepala Dea muncul dari sana.

"Itu temen kamu yang suka nyebarin gosip itu, kan?" tegur Reno. "Aku sering banget lihat dari ngegosip di ruang istirahat IGD."

"Ternyata Mas Reno suka dengerin gosip juga ya?" goda Agmi.

"Cewek itu juga yang menganalisis identitasmu di postingan instagramku hanya dari rok dan hoodie yang kamu pakai, kan? Dia itu cerdas. Otak wartawan."

Agmi mendesah. Omongannya Reno emang bener banget. Dea admin si Lambe Turah itu pasti akan menyebarkan berita macam-macam kalau melihat sikap Reno dan Agmi yang ganjil. Agmi sadar bahwa semua ini sejak awal memang dimulai oleh Dea. Dea juga waktu itu yang menyebarkan gosip perihal Dokter Reno yang hapal nama Agmi hingga satu rumah sakit jadi tahu.

"Aku selalu bersikap manis begini depan cewek-cewek, bahkan yang bukan pacar juga. Kalau sikapku sama kamu berbeda dia pasti curiga."

Agmi menggigit bibirnya. Betul juga apa kata Reno itu. Mereka harus tampil selayaknya pasangan. Percuma saja mereka menikah. Agmi harus profesional.

"Oke, tangan aja," angguk Agmi akhirnya.

Reno girang bukan main. Ditautkan jemarinya Agmi. Reaksi Agmi yang terkesiap itu benar-benar lucu. Agmi polos. Reno tahu calon istrinya itu belum punya banyak pengalaman dengan laki-laki. Itu jadi sedikit membangkitkan jiwa predatornya.

Sementara itu Agmi susah payah menenangkan jantungnya yang melompat-lompat. Gila sih, pegangan tangan doang ternyata juga bikin perasaannya nggak karuan. Kalau tahu bakal begini mestinya tadi cium di kening aja! Seenggaknya dia bisa merem gitu kan, jadi nggak deg-degan kayak begini.

Reno mengangkat tangan Agmi kemudian menempelkan di bibirnya. Lama sekali! Kayaknya hampir tiga puluh detik gitu. Agmi nggak tahu lagi deh harus gimana. Jantung dia udah meleleh kayaknya.

"Mimpiin, aku ya," senyum Reno setelah melepaskan tangan Agmi.

"Nggak bakal!" balas Agmi ketus, tapi Reno cuman ketawa aja.

"Sampai besok." Reno melambaikan tangan lalu masuk ke dalam mobil. Agmi terpaku melihat mobil itu akhirnya menghilang dari pandangan.

Agmi melangkah dengan lunglai menuju pintu masuk asrama. Rasanya kakinya dia kayak nggak berpijak di atas tanah. Kalau begini terus apa dia bisa melanjutkan pernikahan dengan Reno sampai tiga tahun ke depan?

Di depan pintu asrama, bener aja ada Dea yang langsung menyambutnya dengan, "Cie! Cie!" Syukur deh kayak bocah itu nggak curiga.

Agmi sok ngartis aja gitu bilang dia capek dan langsung menguncir diri di kamar. Agmi merebahkan tubuhnya di atas ranjang tanpa mengganti baju dulu. Ingatan ketika Reno menciumnya tadi kembali membayang. Agmi menutup kepalanya dengan bantal untuk meredam teriakannya.

Terpaksa Menikahi Dokter (Republish) Where stories live. Discover now