52

16.5K 1.4K 97
                                    

"Hm ... apa aku bisa membuka usaha fotokopian dan percetakan saja ya. Cari lokasi di dekat kampus. Tawarkan pada dosen-dosen untuk menulis buku mereka. Aku bisa jadi ghost writernya. Kalau seluruh mahasiswa disuruh beli bukunya...." Agmi terkekeh sendiri membayangan duit dari bisnis yang masih ada dalam angan-angannya saja.

Pintu kamar mandi terbuka. Tubuh Agmi langsung menegang saat melihat Reno yang keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Sial! Pria ini seksi sekali! Spontan Agmi menutup mata untuk mencegah terjadinya hal-hal yang diinginkan.

"Kamu udah tidur?" tegur Reno yang santuy aja jalan-jalan meski nggak pake baju begitu. "Nggak mandi dulu?"

"Hm ... mager," jawab Agmi dengan mata yang masih terpejam. Nada suaranya sengaja dia ubah supaya kayak orang kecapekan gitu. Biar Reno nggak ngajakin ngomong.

"Jorok ih, kamu nggak gerah apa?"

Karena tak mendengar jawaban dari Agmi. Reno lantas meninggalkan cewek itu dan masuk ke dalam walk in closetnya. Dia mengganti bajunya di sana dan kembali dengan piyama tipis  dengan kerah yang rendah banget sehingga bagian dadanya itu masih terekspos.

Sial! Apa dia sengaja pakai baju begitu! Agmi yang pura-pura tidur diam-diam mengintip begitulah. Pemandangan bagus sayang buat dilewatkan, kan?

Reno tersenyum kecil aja melihat kelopak mata Agmi yang bergerak-gerak. Dia tahu istrinya itu belum tidur.

"Apa ini? Ada pembatas di sini?" ucap Reno saat melihat guling dan bantal yang membagi ranjang menjadi dua.

Reno melirik Agmi yang sama sekali tidak bereaksi. Masih pura-pura tidur dia rupanya. Apa dia tegang? Senyuman nakal Reno jadi terkembang.

"Sayang, kamu sudah tidur?" tegur Reno lagi.

Agmi masih bertahan untuk berakting terlelap. Berduaan dengan Reno di dalam kamar yang didekorasi penuh bunga-bunga begini sungguh membuatnya canggung. Dia tidak mau berinteraksi dengan Reno.

Perlahan Agmi merasakan wajah Reno mendekat karena Agmi bisa merasakan hembusan napasnya yang menggelitik. Sialan! Ngapain dekat-dekat sih! Agmi mengumpat di dalam hati.

Tiba-tiba saja Agmi merasakan sentuhan lembut dan basah pada bibirnya. Sentuhan aneh yang membuatnya seketika terbang ke awang-awang. APA INI! APA?!

Ketika membuka mata, benar saja. Si brengsek Reno itu tengah mencumbunya. Agmi kebingungan dengan apa yang terjadi. Namun ditengah-tengah itu dia masih bisa mempertahankan rasionalitasnya untuk tidak terhanyut pada permainan Reno. Agmi berusaha melepaskan diri tapi tidak berhasil karena tubuh Reno terlalu kuat. Maka yang terpikir adalah mengigit bibir cowok itu. Reno terkejut dan spontan menjauh karena rasa nyeri yang amat sangat. Bahkan bibirnya sampai berdarah.

"Apa-apaan kamu?" tegur Reno.

"Kamu yang apa-apaan! Kita kan sudah sepakat tidak ada kontak fisik!" sembur Agmi emosi. Terlebih karena jantungnya berpacu cepat dan dia sebenarnya mulai menikmati ciuman tadi.

"Ya ampun, ciuman ringan seperti itu disebut kontak fisik juga?" kata Reno sembari menopang dagu dengan wajah innocent.

Agmi menggeram jengkel. Makhluk satu ini benar-benar biadab. Yang kayak gitu namanya ciuman ringan? Terus French Kiss itu kayak gimana?

"Apa kamu memang suka melakukan hal seperti ini? Pasti kamu juga kan yang menggoda Dokter Arlin hingga kalian berselingkuh?" tuduh Agmi tanpa sadar karena emosinya yang naik.

Netra Reno membelalak. Tatapan mata pria itu berubah dingin. "Kenapa kamu bawa-bawa Arlin segala?" ucap Reno.

"Hah! Aku tahu, pasti kamu yang merayu Dokter Arlin duluan, kan? Kalau melihat tindakanmu yang seperti ini aku jadi tahu bagaimana perasaan Dokter Arlin. Dasar pebinor!"

Agmi nggak tahu kenapa ucapan sekasar itu keluar dari bibirnya begitu saja. Sebenarnya dia sama sekali tidak bermaksud bicara sejahat itu. Namun dirinya yang sedang dikuasai emosi membuat mulutnya bergerak dengan sendirinya sebelum dia berpikir.

"Kamu jangan bicara sembarangan. Kamu tahu apa?" Netra Reno menatap dengan tajam dan menusuk. Tapi Agmi sama sekali tidak gentar.

"Kakakmu sangat baik dan menyayangimu sepenuh hati. Aku kasihan padanya. Entah apa yang akan dia lakukan seandainya tahu apa yang adik dan istrinya lakukan di belakangnya," lanjut Agmi.

"Tutup mulut!" geram Reno. "Jangan bicara seolah kamu tahu segalanya!"

Reno dan Agmi saling menatap dengan tajam.

***

Votes dan komen ya guys.

Guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guys...  Kalau mau aku update cepet bisa teror aku lewat channel telegram ku ya...
t.me/sahabatrachmahwahyu

Link ada di bio

Terpaksa Menikahi Dokter (Republish) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang