day O4 - mutual pining with mitsuya takashi

57 7 0
                                    

756 words

---

[Surname] [Name] dengan santai melangkahkan kakinya menuju area parkir sepeda di sekolahnya.

Hari ini, gadis dengan surai [hair colour]-nya itu memang tidak membawa kendaraan beroda dua tersebut. Namun, bukan berarti ia akan mengabaikan eksistensi seekor kucing abu-abu yang setiap sore duduk manis di sana.

"Hairo," sapa [Name], mengulas senyum manisnya itu.

Miaw.

Prr.

[Name] pun merungguh di hadapan kucing itu. Tangannya bergerak cekatan mengeluarkan sebuah wadah tertutup dari tasnya yang telah diisi dengan makanan kucing sebelum berangkat tadi pagi. Menyajikannya untuk si pelanggan yang mulai mengeong lapar.

Hairo sendiri langsung melahap pemberian itu tanpa banyak protes. Kucing tersebut bahkan tidak berhenti mendengkur dan menunjukkan afeksinya pada kebaikan [Name].

"Pelan-pelan saja," tutur [Name] setengah berbisik, setia memperhatikan tiap gerak Hairo.

"[Name]," panggil sebuah suara.

Gadis itu menengadah dengan tatapan penuh tanya, kemudian buru-buru berdiri ketika mendapati Mitsuya Takashi-lah yang menemuinya.

"Ya, Senpai?" tanya [Name] selagi berusaha menetralisir kegugupannya.

Masalahnya, [Name] telah menyimpan perasaan padanya sejak awal masuk sekolah. Lagi pula, subjek pembicaraan perbincangan hampir seluruh murid dan guru di sekolah adalah Takashi. Laki-laki yang memiliki segudang impresi dan reputasi tersendiri di masing-masing versi: Ketua Klub Kateika ⁽¹⁾ atau Ketua Divisi Dua Geng Touman, tentulah bisa menarik hati siapa saja. Tak terkecuali, [Name] sendiri.

"[Name] sudah membuka ponsel, belum?" tanyanya balik dengan seulas senyum.

"Ah ...." [Name] menarik ponsel lipatnya dari saku rok seragam dan mengecek notifikasi yang datang. "Ibu tidak pulang," ujarnya memberitahu.

Takashi mengangguk membenarkan. "Ibuku juga, sepertinya mereka sama-sama lembur lagi malam ini."

[Name] pun tersenyum kikuk. Ia tahu ke mana arah pembicaraan mereka, tetapi tak mampu menyuarakannya, hingga Takashi mengajaknya, "Pulang bersama?"

---

"[Name]?" Takashi menoleh kecil ke belakang, tepatnya pada penumpang yang duduk di kursi kedua sepeda hitamnya.

"Ada apa, Senpai?" tanya [Name], sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan agar bisa mendengar suara laki-laki itu lebih jelas.

"Kapan, ya, terakhir kali kita menghabiskan waktu bersama?" Pikirannya memang fokus pada jalan di depan, tetapi pandangannya tanpa sadar mulai menewarang.

fluff week ๑ hq◞ jjk◞ tr◞ sk8Where stories live. Discover now