CAP 34

144 30 8
                                    


Company,

Jeonho sedang duduk dimeja kerjanya sambil menghirup beer ditangannya, dia tergelam didalam benak fikiran

.

"Berani sekali dia merahsiakan penyakitnya dari ku"kata jeonho kesal

.

Cengkamannya semakin kuat sehingga cawan yang dipegangnya pecah berkecai, barulah dia kembali sadar dari lamunan

.

"Apa dia benar-benar mahu mati? "

.

Matanya kembali melirik kearah document yang diberi dokter min kepadanya sebelum pulang tadi

Document itu adalah borang persetujuan untuk jihyo melakukan pemindahan buah pinggang

.

"Hah~untuk apa aku perlu menandatanganinya , anak itu sendiri yang selalu memintaku untuk membunuhnya "

.

Jaejoong dari tadi hanya mengamati hyungnim nya yang sedang berceloteh seorang diri,hal itu membuatkan jeonho sadar lalu melirik kearahnya

.

"Menurut mu bagaimana? "Soalnya terhadap jaejoong

.

Jeojoong terdiam lama, jujur dia juga sangat kesal dengan sikap jeonho

"Hyungnim bisa hidup tanpa anak itu? "

"Bukankah dulunya anak itu menjadi penyeri hidup hyungnim? "

"Jisoo dan hyunjin juga sanggup mempertahankan anak itu dengan nyawa mereka sendiri"

"Pasti kerna mereka tahu anak itu sangat berharga bagi hyungnim bukan"balas jaejoong panjang lebar

.

Jeonho terdiam lalu melirik kearah sebuah frame dimana gambar kenangan terakhir bersama jihyo dan anak-anak buah kesayangannya

.

"Aku sudah tidak menganggapnya seperti dulu lagi, aku sudah membuatnya cukup menderita selama ini agar dia tumbuh menjadi anak yang kejam dan berhati dingin seperti ku. Jujur aku takut kehilangan jihyo tapi aku tidak bisa membiar anak itu menjadi lemah sepertiku dulu, kerna itu aku berharap dia menyalahkan aku lalu langsung membenci ku. Tapi kenapa anak itu terus seperti ini? Dia malah bisa tersenyum cerah setiap masa, dasar anak keras kepala! tapi tatapan terakhirnya membuatkan aku sedikit puas, akhirnya aku dapat rasakan yang dia sudah menbenciku"kata jeonho lagi

"Jadi apa yang hyungnim akan lakukan seterusnya? "Soal jaejoong pula

Jeonho melirik kearah jaejoong lama lalu mengukirkan senyumannya

.

"Hurmm~kau juga pasti sangat membenciku bukan? "Soal jeonho kembali

Jaejoong terdiam seketika, jujur dia mula membenci jeonho sejak melihat penderitaan yang ditanggung oleh jihyo

.

"Kau juga sangat menyayangi jihyo,kerna itu kau selalu menghentikan ku bila aku sudah tidak dapat mengawal diri dari menghajar anak itu. Berkat kau, anak itu masih hidup sampai saat ini"

"Aku juga tahu yang jihyo sangat menyayangi mu lebih dari sesiapapun, tapi kau juga adalah teman dan anak buah yang sangat setia padaku"

.

Jaejoong tidak berkata sepatah dan hanya menundukkan wajahnya saja

.

"Hurm~ gumawo kerna sudah setia bersamaku dan menyayangi jihyo sepenuhnya. Aku harap kau bisa berada di sisi jihyo sama seperti yang kau lakukan padaku selama ini,hal itu membuatkan aku bisa beristirehat dengan tenang"

BRIGHT SMILE Where stories live. Discover now