52 : Menjaga Pacarmu

3K 296 43
                                    

Jeno menatap kolam teratai lagi.

“Masih ada yang dipikirin? Melamun terus.” ucap Dokter Hendery datang.

Jeno tersenyum.

“Dokter.” ucap Jeno menyapa.

Dokter Hendery mengusap rambut Jeno.

“Gimana? Bener ngga ucapan Dokter, Adikmu memaafkanmu kan?” tanya Dokter Hendery.

“Iya Dok. Dia memaafkanku.” ucap Jeno.

“Lalu apalagi yang sedang kamu pikirkan?” tanya Dokter Hendery.

“Saya sedang merangkai banyak hal yang harus saya lakukan dengan Jaemin.” ucap Jeno tersenyum.

“Saya dan dia sudah kehilangan momen sebagai Kakak Adik sangat lama. Sebenarnya banyak sekali hal yang ingin saya lakukan bersama dia.” ucap Jeno.

“Tapi, kalau terlalu tiba-tiba, saya takut akan canggung.” ucap Jeno.

Dokter Hendery tersenyum.

“Canggung? Menurut Dokter tidak akan. Kamu percaya diri saja Jen.” ucap Dokter Hendery.

“Tidak bisa Dok, saya itu orang yang cukup malu dan canggung. Dengan kedua Kakak saya saja, saya masih kesulitan untuk bicara. Tidak seperti Jaemin.” ucap Jeno.

“Kalau kamu membuka dirimu, hangat, dan mendekatkan diri pada saudaramu, pasti tidak akan ada rasa canggung.” ucap Dokter Hendery.

“Saya paham betul sulit untukmu merubah sikap. Kamu terbiasa diam, ketus, dan pemarah bukan?” ucap Dokter Hendery.

“Iya Dok.” balas Jeno setuju.

“Perubahan itu diwujudkan dengan sikap dan perbuatan Jen. Lakukanlah, ikatan saudara itu dalam, jangan malu.” ucap Dokter Hendery.

Jeno mengangguk.

“Baik Dok, akan saya coba.” ucap Jeno tersenyum.

“Dokter, kenapa Dokter baik sekali pada saya?” tanya Jeno.

“Emm kenapa ya? Mungkin karena kamu itu anak baik dimata saya.” ucap Dokter Hendery.

Jeno tertawa pelan.

“Dulu, saya punya anak. Mirip sekali denganmu. Waktu kamu dibawa kesini, jantung saya sampai berdegup kencang. Memori kelam saya langsung keluar begitu saja saat melihatmu.” ucap Dokter Hendery.

“Memori kelam?” tanya Jeno.

Dokter Hendery mengangguk.

“Anak dan istri saya meninggal karena kecelakaan. Mereka dilarikan kesini, dan saya ikut menangani mereka. Dulu saya Dokter umum.” ucap Dokter Hendery.

Jeno menatap Dokter Hendery sendu.

“Saya sudah mengikhlaskan, kamu tidak perlu memasang raut begitu.” ucap Dokter Hendery tersenyum.

“Dok.” panggil Jeno.

“Iya?” jawab Dokter Hendery.

“Saya ingin punya Papa seperti Dokter Hendery.” ucap Jeno.

Dokter Hendery mengerjapkan mata.

“S-Seperti Dokter? Hahaha, kamu ada-ada saja Jen.” ucap Dokter Hendery.

“Saya serius Dok.” ucap Jeno.

Dokter Hendery tersenyum menanggapinya.

“Na Jeno!” panggil seseorang.

Jeno dan Dokter Hendery menoleh.

“Jake!” ucap Jeno tersenyum lebar.

“Teman saya Dok.” ucap Jeno.

RIVAL | Jeno Jaemin ✔ endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang