Chapter 15

1.7K 275 61
                                    

Yewon terdiam di depan meja kasir dengan pikiran yang entah kemana. Shift kerjanya sudah selesai sejak tadi. Namun gadis itu justru melamun dengan tatapan hanya lurus ke depan. Sesekali hela nafas terdengar dari mulutnya.

"Kau tak pulang?"

Seorang pria bertubuh jangkung tampak datang menghampiri. Dia adalah pemilik minimarket tempat Yewon bekerja.

"Memikirkan sesuatu?" tanya Chanyeol. Pria itu cukup dekat dengan Yewon. Itu karna Chanyeol tak memandang Yewon sebagai bawahannya. Ia sudah menganggapnya seperti teman, bahkan adik.

"Hm." jawab Yewon seraya melepas rompi yang ia kenakan.

"Kakakmu?"

Yewon menoleh, lalu mengangguk pelan.

Chanyeol tampak menarik tangan Yewon, ia membawa gadis itu untuk duduk di bangku luar minimarket.

Yewon hanya menurut. Hari ini ia tak begitu bersemangat melakukan apapun. Pikirannya terus tertuju pada kakak sulungnya yang tengah sakit.

Chanyeol menyodorkan satu kaleng soda pada Yewon. Memberi isyarat pada gadis itu untuk segera menerimanya.

"Kondisi kakakmu sejauh mana?"

Yewon meneguk sedikit minuman dari Chanyeol. Ia terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan pria itu.

"Dia sudah merasakan sakit sejak lama. Tapi dia hanya diam. Dokter bilang kemungkinan ginjal kakakku akan kehilangan fungsinya."

Penjelasan Yewon cukup membuat Chanyeol prihatin. Pria itu sedikit tau bagaimana kehidupan gadis di hadapannya. Keadaan membuat Yewon harus membuang jauh-jauh masa mudanya. Terlebih sekarang salah satu saudarinya sakit.

"Jika kau mau, aku akan membantumu mem..."

"Aniya." potong Yewon cepat.

"Kau sudah banyak membantuku Oppa. Aku tak ingin semakin merepotkanmu."

Seolah tau apa yang akan Chanyeol katakan. Sungguh Yewon tak bisa terus menerima bantuan dari pria itu.

"Aku tak merasa kau repotkan Yewon-ah. Aku tulus membantu keluargamu."

Yewon menggeleng. Untuk kali ini ia tak akan menerima bantuan Chanyeol. Ia akan berusaha memikirkan masalahnya sendiri.

Biaya rumah sakit untuk kakaknya tidaklah sedikit. Gaji yang ia peroleh tak akan cukup. Di sisi lain ia ingin Irene tetap dirawat. Ia ingin kakaknya sembuh.

"Oppa, apa temanmu ada yang memiliki lowongan pekerjaan?"

Pria itu menaikkan satu alisnya.

"Kau sudah bekerja di dua tempat, kau berniat mencari pekerjaan lagi?"

Yewon meringis mendengar tanggapan Chanyeol.

"Aku butuh pekerjaan tambahan Oppa."

"Tidak, tidak. Kau pikir tubuhmu itu robot. Setidaknya pikirkan kesehatanmu Yewon."

Kedengarannya memang gila. Tapi Yewon benar-benar sangat butuh. Tak masalah untuknya bekerja tanpa mengenal waktu. Ia hanya ingin mengumpulkan banyak uang untuk pengobatan kakaknya.

"Tidak perlu mencari pekerjaan lagi dan terimalah bantuan dariku."

.

.

.

Tatapan Irene tak lepas dari Minyoung yang tengah membasuh tubuhnya. Sudah dua hari sejak ia dirawat di rumah sakit. Gadis itu benar-benar merasa tak berguna sekarang.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang