Perjalanan baru dimulai
ketika Bele telah nyaman dengan kehidupan barunya setelah merasakan patah hati terbesar, penyebab rasa sakit itu muncul kembali.
waktu terus berjalan, sedikit demi sedikit rahasia kecil hingga besar akan terkuak.
lantas, a...
note : jika tidak suka dan kalian pikir alur cerita ini ngawur silakan pergi dengan baik-baik dear, love you so much 😍😍
karena hanya mereka dengan mental kuat yang siap diguncang dan dapat bertahan 🖐🏃♀🏃♀
ayuuk vote dulu sebelum bacaa, setelah baca bisatuh komen ehee 🐁 ***
Seorang pria dewasa dengan bekas sayatan di bawah mata kanannya itu dengan serius mengerjakan tugas di depan matanya.
Tangan kekar dengan beberapa urat menonjol itu lihai bergerak kesana kemari untuk menyelesaikannya.
"Aw, tolong pelanlah sedikit. Kau menarik rambutku."
Pria itu otomatis berhenti dan menatap rambut perempuan yang duduk dibawah, sedangkan ia duduk di kursi kokoh.
Dia melanjutkan kegiatan yang terhenti, kali ini lebih hati-hati. Panas hatinya begitu menyulut kala perempuan itu berdandan sangat cantik untuk sesuatu yang tak penting.
"Bangun!" Perintah itu membuat Si perempuan menurut. Dia berdiri dan menghadap pria itu dengan takut-takut.
"Tidak buruk juga hasil kerjaku." Ucapnya bangga melihat hasil tatanan rambut kepang itu.
Si perempuan refleks menyentuh rambutnya. Menelusuri hasil kepangan pria itu.
"Ini bagus." Pujinya
"Oh tentu! Aku adalah pria yang serba bisa kau tahu?" Pertanyaan itu terdengar seperti pernyataan.
Agno, pria itu berdiri. Dengan kasar ia membuka jubah hitam mahal yang melekat dilehernya. Dia mendekatkan wajahnya pada perempuan dihadapannya.
Satu ciuman yang mengejutkannya. Pria itu sepertinya benar-benar marah. Ia menahan dagu perempuan itu dan kembali menciumnya dengan intens sembari membisikkan sesuatu.
"Aku benar-benar muak!"
***
"Bagaimana mungkin? Anda telah merejectnya bukan?"
Anggukan yang didapatkan membuat satu ruangan menjadi hening. Walaupun memang sebelumnya juga hening namun tidak semencekam sekarang.
"Demi moon goddess! Syukurlah Yang Mulia tidak kenapa-napa. Itu sangat membahayakan, bagaimana kalau waktu itu Yang Mulia tid-"
"Mati maksudmu? Tidak selamat? Hahaha. Dengar! Aku bukan werewolf biasa seperti kalian. Lemah! Soulmate hanyalah permainan kata dan takdir."
***
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
