1

12 2 0
                                    

Pulang sekolah yang damai tidak lagi damai ketika Yura memohon pada Jaelin untuk mengantikan dirinya mengambil barang di kantor salah satu Kakak Yura. Jaelin diberi uang ongkos taxi dan dijanjikan traktir makan di restoran kesayangan Jaelin. Jaelin menyanggupi pada akhirnya karena dia suka makanan gratis. Sedangkan Yura melesat pergi ke tempat di mana idolanya manggung di studio TV musik.

ExtraordinaryYura:
Tanyakan pada satpam apa ada titipan barang dari Yuna Eonni.

Jaelin:
Oke. Memangnya apa isinya sih?

ExtraordinaryYura:
Sampel gratisan. Nanti aku bagi dua denganmu.

Jaelin:
Wah, kau cantik hari ini Yura.😍

ExtraordinaryYura:
Telpone kakakku kalau kau tersesat
021-xxx-xxx-xxx

Jaelin:
Oke princess.

.

Jaelin sudah tanyakan pada Pak Satpam yang berjaga, katanya tidak ada titipan dari Yuna-ssi kali ini. Sepertinya Pak satpam sudah pernah dititipi barang sebelumnya karena dia hafal Jaelin bukan adiknya Yuna eonni.

"Yura memerintahku untuk mengantikannya." Katanya pada pak satpam.

"Di telphone saja, de."

"Iya, terimakasih Pak.."

Jaelin menelphone Ka Yuna, tapi tidak diangkat. Jadi dia mengirimi pesan singkat yang dibalas ka Yuna.

Yuna Eonni:
Oh, hai Jaelin, kemana perginya Yura?Kau tunggu saja di cafe sebrang gedung kantor nanti temanku akan memberikannya padamu. Aku sedang sibuk, maaf ya di titipkan. Orang kantor tidak boleh ketahuan kalau aku  memberikannya padamu.

Jaelin menurut, dia pergi ke cafe sebrang gedung kantor. Sayang sekali  cafenya hanya jual kopi. Jaelin tidak minum kopi, tapi dia pesan kopi decaf hanya agar dia duduk di salah satu meja dekat jendela.

Jaelin lapar, dia belum makan tapi uang jajannya sudah terpotong buat beli kopi ini. Dia akan menagih nanti untuk mengganti minuman ini pada Yura. Sebagai bukti, Jaelin memotret selfie wajahnya sambil menunjukkan kopi di layar kamera. Mengirimnya pada Yura. Tapi anak itu tidak membalas, mungkin sibuk meneriaki idol favoritnya.

Jaelin sedang memainkan handphonenya ketika sebuah suara laki-laki menyapanya.
"Ini Yura? Adiknya Yuna?"

Jaelin berpaling dari layar handphone pada pria dewasa di depannya. "Bukan. Aku temannya Yura.".
Kening pria itu berkerut, mungkin dia tidak diberi penjelasan oleh Kak Yuna.
"Aku disuruh untuk mengambil sampel oleh Yura." Kata Jaelin lagi.

"Ah, kalau begitu aku tidak salah orang." Pria itu punya wajah tampan, matanya menarik, dan terlihat masih muda. Tapi, pakaian khas orang kantoran membuatnya terlihat dewasa.
Pria itu duduk di kursi di depan Jaelin dan menyimpan satu kantung kertas besar di meja. "Ini, sampelnya."

Jaelin menerima dengan senang hati, lalu dia mengintip sebentar isi kantung yang penuh dengan barang-barang sampel. Bibirnya terangkat secara otomatis ketika melihat banyak sampel gratisan.

"Kau terlihat senang."
Jaelin melirik dan melihat kekehan pria di depannya. Kekehannya membuat Jaelin meleleh. Kalau pria ini temannya Yuna Eonni pasti dia seumuran Yuna eonni. Cocok tidak ya jadi Daddynya? Begitu pikir Jaelin.

Jaelin ingat dia punya kopi yang tidak akan dia minum. "Ah, ini untukmu. Kopinya utuh karena aku tidak bisa minum kopi. Aku beli karena harus duduk di sini." Entah itu TMI (To much information) atau tidak. Yang jelas dia sudah bersikap sopan dengan menawarkan minuman padanya.

Sugar For Daddy || Park Jimin (JM) Fanfic AUWhere stories live. Discover now