4

8 1 0
                                    

Hari ini Jimin datang ke kantor agak siang dari biasanya, biasanya Jimin tidak begitu ramah pada karyawan lainnya. Dia hanya akan membalas setiap hormat para karyawan lain dan berjalan menuju ruang kerjanya. Tapi, kali ini ada senyum yang dia umbar pada beberapa karyawan yang memberi dia hormat. Menimbulkan kegaduhan dan gosip yang setidaknya akan membuat Jimin dipandang ramah. Kebetulan sekali karyawan yang dapat senyum adalah para karyawan baru, anak magang yang tadinya segan pada Jimin jadi malah terpukau akan ketampanannya.

Sebenarnya Jimin semalam tidur tidak pulas seperti dia yang biasanya. Jimin sempat memikirkan Jaelin, Babynya yang manis. Bahkan rasa bibir Jaelin masih dia ingat, manis, kenyal, dan begitu lembut. Seperti permen kapas. Dia tidak menyangka kalau punya Sugar Baby semenyenangkan ini. Padahal dia baru mencium Babynya.

Ini pengalaman baru yang Jimin dapat, mencium gadis yang tidak bisa berciuman. Sensasinya menyenangkan, dia bisa mengajari banyak, dan mendapati Jaelin yang cepat paham_menirukan ciumannya pada dirinya sendiri_ membuatnya bangga. Itu aneh dan asing bagi Jimin karena selama ini dia selalu berciuman dengan perempuan yang jago dan berpengalaman. Bahkan pacar pertamanya itu jago berciuman jika dibandingkan dengan Jaelin.
Ini membuat Jimin berasa kembali muda.

"Hei, tumben kau terlihat bahagia.."
Ini Taehyung. Temannya itu selalu menggpanggu Jimin, masuk tanpa ketuk pintu dan bicara nonformal.

Jimin sudah biasa, jadi dia biarkan.

"Aku tadi dengar gosip kalau kau beramah tamah pada karyawan baru." Kata Taehyung lagi sambil duduk di sofa dengan seenaknya tumpang kaki di meja.

"Itu kulakukan agar mereka betah kerja di sini." Jawab Jimin kelewat acuh.

"Akhirnya kau mengerti juga hal itu." Taehyung duduk dengan benar, "Tapi, omong-omong, kau punya pacar ya? Aku dengar gosip kau bahkan rela makan siang di kedai dengan seorang perempuan berseragam SMA. Padahal kalau ada pesta makan-makan kau hanya menitipkan kartu."

Jimin mendesah, secepat itukah berita ini tersebar?

"Atau dia hanya sepupumu? Masa iya, kau pacaran dengan anak SMA hahaha..segila-gilanya kau pada wanita kau tidak sampai mau mengencani bocahkan ya?" Taehyung dengan santai mengotak-ngatik furnitur yang terpajang di meja.

"Taehyung, mengenai gosip itu-"

"Tenang saja, aku sudah meluruskan semuanya,, mereka hanya mengira kau adalah paman pengasih walau kau suka bersikap dingin pada mereka. Tidak ada gosip yang aneh-aneh." Kata Taehyung.

Jimin lega, setidaknya dia dikira pamannya Jaelin oleh karyawan yang sempat menghormatinya di kedai tapi punya mulut pengosip.

"Aku sudah membenarkan citramu di mata para karyawan. Jadi, Park Jimin, katakan padaku siapa gadis itu? Apa kau sungguh mulai bermain-main dengan bocah?" Jimin hanya menatap Taehyung. "Well, Itu hanya perkiraanku saja karena setahuku kau tidak punya sepupu."

Barulah Jimin berujar, "Dia teman adiknya Yuna. Yuna menitipkan sampel barang yang akan dia beri padanya, kebetulan aku mau pesan kopi. Setidaknya aku harus mentraktirnya." Hanya sebatas itu. Kebenarannya biar Jimin yang simpan sebagai rahasia.

"Pria baik." Taehyung mengangguk, lalu tiba-tiba dia ingat sesuatu. "Ck, pantas saja Yuna hari ini diam tidak wajar, biasanya paling cerewet. Kenapa juga kau mau-mau saja dititipi padahal kau sendiri yang melarang sampel dibagi-bagi pada orang lain."

"Tadinya aku tidak tahu isinya sampel. Taehyung, bisa panggilkan Yuna?"

"Kau akan memarahinya?"

"Panggilkan saja." Wajah Jimin sudah tidak bersahabat, Taehyung ke luar dari ruangan Jimin dengan permisi. Rupanya dia takut pada Jimin yang mengamuk.

Sugar For Daddy || Park Jimin (JM) Fanfic AUWhere stories live. Discover now