[S.2] 18. Come

72 15 2
                                    


"Apa sebenarnya ada yang tidak ku ketahui?? Atau memang di sengaja untuk di tutupi??" Pertanyaan Felix semakin memojokkan Sofia

"T-tidak, a-apakah ingatan Felix sudah kembali?! Aku harus mencari alasan lain..!!"Batin Sofia yang tampak gelisah

"Pft.., mengapa pembicaraan nya jadi seserius ini??"Kekehnya

"Cepat jawab saja. Aku tidak ingin membuang waktu."Ucap Felix

"Baiklah. Eleanora itu hanya memanfaatkan mu saja, kamu tahu sihirmu hilang kendali saat menyelamatkan nya. Tapi, setelah itu dia meninggalkan mu begitu saja, bukan?? Bahkan.., saat kamu belum pulih sepenuhnya ia tak penah menjenguk mu."

"B-berarti sebelumnya aku pernah mengenalnya??"Ucap Felix

"Ya, kurang lebih begitu. Dia memanfaatkan mu karena pada saat itu kamu menyukai nya. Hah.., ku kira dia gadis polos tapi dugaanku salah. Maka dari itu, aku memperingatkan untuk jangan mendekatinya lagi."Ucap Sofia dengan kebohongan nya

"Kalau seperti ini.., seperti ia akan percaya, bukan?? A-aku tidak ingin dia mendekati Felix..!!''Batin Sofia

"Aneh, mengapa kau seolah membicarakan keburukannya?? Apakah dia seburuk itu?? Sepertinya sudah selesai, aku akan pergi." Felix bangkit dari kursinya dan berjalan meninggalkan Sofia

-
-

"Hatiku menyatakan kalau ini ada yang janggal. Tapi, aku tidak bisa mengingatnya."Gumam Felix

Seorang gadis baru saja keluar dari kereta kuda nya. Ia berjalan menuju ke dalam Academy Victoria.

"Hah.., akhirnya aku bisa berada disini. Ini saat nya aku balas dendam kepada Eleanora."Gumam nya dengan senyum

"Gumam nya dengan senyum

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


PRANG!!

"A-ah?!" Eleanora terkejut ketika cangkir itu terlepas dari tangannya

"N-nona, apakah ada yang terluka?!"Ucap Stella dengan khawatir

Eleanora menggelengkan kepalanya,
"T-tidak, aku baik - baik saja. S-sepertinya aku terlalu banyak melamun."

"Huft.., syukurlah. Kalau begitu saya akan membersihkan pecahan cangkirnya. Nona, tetaplah diam disana."Pinta Stella

"A-ah, baiklah. Maaf, karena merepotkan mu Stella.."

"Nona tidak merepotkan saya sama sekali. Saya malah merasa tidak enak, karena nona jarang menyuruh saya melakukan hal apapun."Jawab Stella

"A-ahaha i-itu karena aku bisa mengerjakan sendiri. Tapi, Stella sudah banyak membantuku seperti membangunkan ku di pagi hari, menyiapkan seragam, serta merapihkan rambutku dan banyak lagi..!!"

"J-jadi, untuk hal kecil aku bisa melakukannya. Aku merasa tidak enak kalau terus di bantu..!!"Ucapku dengan jelas

"Benar, tapi kalau nona merasa kesulitan saya akan membantu nya. Katakan saja, karena saya pelayan pribadi nona." Stella mulai membersihkan pecahan cangkir dan mengelap lantai

I Became A Princess?!Where stories live. Discover now