FIVE

1K 77 91
                                    

Hi gengs, i'm back yuhuuu🏁🏁

Pada kangen gak sih?😚

Absen, jam berapa baca bab ini??

SEBELUM BACA VOTE DULU YAK😎

FOLLOW SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE ⚠️

_______________________________

_______________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAB 5 || SWEET MEMORY

Brak

Pintu terbuka dengan kasar. Leano refleks menoleh ke arah pintu. Kedua alisnya berkerut, Annetha masuk sambil ngos-ngosan. Pelipisnya dibanjiri keringat, deru nafasnya tidak beraturan. Gadis itu terlihat seperti habis lari maraton keliling lapangan.

"Lo tuh ya." Tunjuk Annetha dengan nafas tersengal-sengal. Satu tangannya lagi sedang bertumpu di ujung tongkat kasur.

"Tenang, tarik nafas dulu, baru ngomong." Annetha mengikuti saran Leano. Ia mengambil nafas lalu menghembuskan nya perlahan. Detak jantungnya masih berpacu cepat. Namun, sedikit lebih stabil daripada yang tadi.

Annetha berkacak pinggang, menghunus Leano dengan tatapan tajam. Gadis itu teramat kesal karena Leano pindah kamar rawat tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Dengan sangat terpaksa Annetha harus menaiki tangga dari lantai 1 ke lantai 10. Berakhirlah sekarang dirinya ngos-ngosan.

Sementara Leano, hanya menaikkan satu alisnya. Bingung mengapa Annetha terlihat marah padanya.

"Kenapa lo main pindah kamar rawat gitu aja tanpa ngasih tau dulu ke gue hah!"

Annetha mengambil nafas sejenak "Mana ruang VIP lagi. Lo pikir gue mampu bayar biaya perawatannya? Jangan ngadi-ngadi deh, satu jam perawatan aja udah bisa ngabisin berpuluh-puluh juta."

"Terus juga, kenapa harus dilantai paling atas? Lo nggak tau sih gimana perjuangan gue buat naik ke sini. Gue harus naik tangga dari lantai pertama sampai sepuluh dan itu semua karena lo! Huh, kesel gue." Celoteh Annetha sambil mengatur nafasnya yang masih tersengal-sengal.

"Udah ngocehnya?"

"What?" Annetha tercengang. Mulutnya terbuka lebar, tak percaya dengan reaksi Leano saat ini. Lelaki itu malah terkekeh seolah tengah mengejeknya.

"Nih minum dulu." Leano menyodorkan segelas air putih kepada Annetha, karena merasa haus Annetha mengambil lalu meminumnya sampai habis. Kini, tenggorokannya sudah terasa nyaman.

LEANNETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang