NINE

787 58 27
                                    

       

       

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


09. Nine

Keesokan harinya Annetha terbangun karena mendengar bunyi alarm handphone nya. Ia meringis memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit pusing. Matanya menatap layar ponselnya yang ternyata sudah pukul 08:00.

Annetha menghela nafas sejenak. Ia membenarkan posisi duduknya sambil bersandar di ujung kasur. Semalam dirinya langsung tertidur karena efek obat. Annetha memijit ujung pangkal hidungnya.

"Huh, sialan." Annetha refleks mengumpat kasar begitu teringat kejadian kemarin dimana Leano merebut paksa ciuman pertama miliknya. Padahal Annetha sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan memberikan ciumannya, kecuali kepada suaminya kelak.

"Dasar cowok bajingan!" Cibir Annetha tak henti-hentinya mengeluarkan sumpah serapah akibat kekesalan nya terhadap Leano. Ia tak habis pikir dengan sikap Leano yang dengan seenaknya mengambil ciuman pertama nya. Di tambah lagi dengan fakta kalau ternyata Leano adalah keponakan Erickson. Orang yang paling dia benci. Dunia ternyata begitu sempit.

Drttttt

Fokus Annetha terpecah begitu mendengar ponselnya berdering. Begitu dilihat matanya langsung melebar. Ia shock melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Tidak ada angin tidak ada hujan pak Agus, dosen matkul nya menelepon dirinya pagi-pagi buta begini? Ada apakah gerangan? Tak ingin berlama-lama Annetha pun menerima panggilan tersebut.

"H-hallo, selamat pagi, pak Agus." Sapa Annetha ramah. Ia berusaha tidak canggung walaupun sebenarnya dia gugup setengah mati. Bagaimana tidak? Pak Agus merupakan dosen killer yang paling ditakuti mahasiswa.

"Pagi, Annetha. Maaf saya menelpon kamu pagi-pagi begini."

"Em, iya nggak papa pak. Em btw Ada apa ya pak?"

"Saya hanya ingin memberitahu kalau kamu bisa mengikuti ujian susulan saya kemarin."

Annetha terdiam sejenak. Ia hampir shock mendengarnya. Apa telinganya tidak salah dengar? Ujian susulan? Seorang pak Agus membuat ujian susulan? Rasanya tidak mungkin. Sebab, Pak Agus terkenal dosen yang tidak suka membuat ujian susulan. Dan itu bukan hal yang tabu diantara para mahasiswa bimbingan beliau.

"Hallo, Annetha. Apa kamu masih bisa mendengar suara saya?"

Annetha tersentak dan segera sadar dari lamunannya.

"Eh, iya pak. Maaf saya sedikit kaget."

Terdengar suara helaan nafas dari pak Agus. "Ya sudahlah, tidak usah kamu pikirkan. Hari ini saya ada jam kosong pukul 10:00 pagi. Saya tunggu kamu di ruang lab bahasa untuk ujian susulan. Jadi, saya harap kamu tidak terlambat untuk kedua kalinya, Annetha!" Ucap Pak Agus menekankan kalimat terakhir nya dengan tegas.

"Baik, pak. Terima kasih atas kesempatan nya. Saya janji tidak akan mengecewakan bapak lagi." Balas Annetha berujar dengan sungguh-sungguh. Ia sangat bahagia karena pak Agus mau memberinya kesempatan untuk ujian walaupun terlambat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LEANNETHWhere stories live. Discover now