Chapter 5

1.8K 206 18
                                    


[Jangan lupa vote ya 😊😊]


Trigger warning : Violence


<<Affected>>


"Pisau tidak sehebat pistol." Tukas Rindo angkuh sambil memerhatikan anggota eksekutif Dubois di sudut ruangan. Punggung bersandar pada dinding, kedua tangan di jejalkan pada saku celana, sorot mata memandang dengan pandangan mengolok-olok. Semua gerak-geriknya terkesan agar terlihat superioritas dibandingkan sekutu barunya. "Aku tidak yakin mereka akan jadi sekutu yang hebat."

"Benar." Koko ikut menimpali seraya melirik mereka dengan sorot mata sinis. "Aku heran apa yang dipikirkan Mikey."

"Oi!" Rindo kali ini berteriak, mencondongkan tubuh dengan postur angkuh, membuat semua  anggota Dubois menoleh ke arah anggota Bonten. "Bagaimana jika kalian semua berhenti bermain ninja-ninja-an, pulang cepat dan menyusu pada mama kalian?"

Jika ada yang bertanya siapa yang paling tengil di Bonten setelah Sanzu? Ya. Rindo lah orangnya. Omongan Rindo yang jelas-jelas mengejek itu membuat seluruh anggota Bonten yang masih ada di ruangan otomatis tertawa cekikikan, minus eksekutif Dubois yang mulai tersulut amarah.

"Tentu saja!" Dubois nomor 3 bernama Oki, berkepala botak, berbadan kekar penuh tato, bermuka sangar menyahuti mereka dari sudut ruangan. "Tapi bagaimana jika pisau itu bisa terbang?"

Detik berikutnya, dengan kecepatan kilat sebuah kunai telah di terbangkan dan menancap pada dinding diantara selangkangan Rindo, membuat pria berambut mullet violet itu terkesiap seketika.

"Dengan kecepatan tinggi." Tambah Oki memecahkan suasana ruangan yang mendadak hening karena ulahnya yang mendadak membuat seluruh insan di ruangan syok.

Kali ini eksekutif Dubois yang tertawa cekikikan.

"Aku yakin mereka tidak akan bisa bercocok tanam lagi." Celetuk salah satu eksekutif Dubois bernama Kazuo, berpenutup mata, berambut panjang sebahu di kuncir satu sedang tertawa terbahak-bahak.

"Selamat tinggal pada batang mereka yang tidak bisa menengang lagi." Timpal eksekutif Dubois bernama Arata ikut menahan tawa.

"Sialan." Umpat Rindo kesal hendak menghampiri mereka, berencana untuk membunuh mereka saat itu juga.

"Hentikan itu." Takeomi sang penasihat Bonten tiba-tiba membuka suara, bersandar pada dinding, bersedekap santai sambil menyesap batang nikotin dan menambahkan, "Kita dikumpulkan disini tidak untuk memulai perselisihan."

"Berisik!" Rindo menghentikan langkah, pandangan beralih secara bergantian pada Takeomi dan eksekutif Dubois. "Gaya mereka yang angkuh membuat ku kesal!"

"Hei, sudah, sudah." Kali ini Koko yang ikut menghentikan Rindo, menepuk-nepuk bahu pria berambut mullet itu untuk menenangkannya. "Mikey akan menghajar siapa saja yang membuat ulah."

"Kau tahu sendiri tinjuan Mikey sakit sekali." Tambah Koko sambil bergidik ngeri. "Aku sih tidak mau merasakannya."

BRUKK!

Suara gedebuk yang keras dari luar membuat seluruh orang yang ada di dalam ruangan itu mau tidak mau memusatkan atensinya pada suara yang menghebohkan itu. Pasalnya suaranya sangat keras. Seperti suara meja kayu yang di banting. Ya seperti itu.

"Nah, baru saja di omongin." Celetuk Koko sementara kakinya juga ikut berjalan menghampiri arah suara yang menggegerkan itu, bersamaan dengan semua manusia yang ada di ruangan juga ikut melangkah keluar penasaran.

Guilty Pleasure X Sanzu HaruchiyoWhere stories live. Discover now