Terlambat

124 19 2
                                    

"Terus kamu ikut kan latihan vokal hari ini?"

"Iya Daira Maharani, aku ikut kok tenang. Ini cuman bahas pembagian berita aja,"

"Iya jangan lupa loh, terus bantuin aku follow up anak-anak ya. Ini anggotanya belum bales bisa ikut atau gak. Mana si Abang nyuruh follow up mulu, pusing..."

"Iya abang juga suruh aku buat follow up anak-anak, tenang okay? Nanti aku kabarin lagi, ini aku mau ke sekre takut ga ada sinyal,"

"Okay, makasih ya, JANGAN LUPA HARI INI!"

" IYA RAAA, UDAH YA BYE BYE MUAHH,"

Pipp

Telepon pun dimatikan sepihak oleh Nathaya.

Hari ini Nathaya mempunyai dua jadwal yang tabrakan. Sepertinya bukan hanya Nathaya saja, lebih tepatnya Nathaya dan Jidan. Lantaran mereka memasuki organisasi yang sama.

Sepanjang perjalanan menuju sekre, Nathaya sudah membayangkan Jidan berada di dalam ruangan. Nyatanya setelah sampai tepat di depan ruangan sekre Pejuang Pers, hanya terdapat satu orang disana yang sedang menatap layar ponsel dengan earphone ditelinganya.

Sontak hatinya kini mulai bergetar kepada tatapan sepasang bola mata berwarna hitam yang menatapnya. Nevan dengan polosnya bertanya,

"Kok diem? Sini masuk,"

Sementara itu Nathaya yang termangu mulai sadar diri. Ia tersenyum kaku kemudian membuka alas kaki dan duduk di depan Nevan.

Suasana ruangan itu hanya dihiasi kipas angin hello kitty. Kamal menyebutnya si primadona Pejuang pers karena kipas itu penyelamat dunia gersang di dalam ruangan. Memang sekre ini sedikit pengap lantaran kurang ventilasi udara. Selain suara kipas, ada suara dosen yang sedang menerangkan kepada para mahasiswa. Nathaya sesekali melirik wajah serius milik Nevan.

Lucu.

Sudah hampir menit ke 10 mereka tak banyak bicara. Nathaya yang merasa bosan mulai beralih bermain ponsel walaupun tidak ada sinyal di dalam ruangan.

"Eh Van, kamu mata kuliah hukum jaminan sama siapa?"

Nathaya mulai mencoba mencari topik  supaya ruangan terasa hidup lebih nyata dibanding hanya menatap layar.

"Sama pak Galih,"

"Oh sama dong, disuruh buat makalah ga? Gila ya makalahnya harus pake mendeley, aku tuh pusing tau,"

"Iya,"

Nevan masih tak teralihkan dari ponselnya, juga topik yang dibangun Nathaya putus begitu saja.

Nathaya yang seorang introvert mulai merasa tidak percaya diri untuk membuat topik lagi. Akan tetapi pikiranya berputar. Kalau seperti ini melulu ia tidak akan maju untuk mendapatkan hati pria di depannya ini.

Pada akhirnya Nathaya kembali mencari topik. Kali ini topiknya mengambil referensi dari tiktok. Nathaya sering melihat love consul yang seliweran di beranda nya. Sehingga ia mempunyai beberapa topik untuk memikat para pria.

Katanya sih memikat, tapi akan Nathaya coba.

" eh kamu udah makan?"

Seperti yang love consul katakan, kalau mau cari topik usahakan terlihat seperti peduli. Apakah Nathaya sudah terlihat peduli?

"Belum nih, kamu udah?"

Jiwa Nathaya mulai memberontak di dalam hati. Rasanya seperti jantung di banting menuju usus. Mules sekali perutnya karena momentum manis ini.

Akhirnya beneran manjur.

"Belum nih,"

Dalam hati Nathaya berharap penuh kepada Nevan. Sampai akhirnya 1 jam berlalu, Nevan pun sudah selesai kelas. Namun tak ada pergerakan sama sekali dari Nevan, ia malah memilih memainkan ponselnya. Padahal Nathaya sudah menunggu untuk diajak makan bersama.

[Kumplit]  Di Balik Kamera Nevan. MINJU FT NCTDREAMWhere stories live. Discover now