Keputusan

1.9K 288 17
                                    

Hi I'm back
Sorry atas keterlambatannyaa guys
Oh ya, sebelumnya aku mau ngucapin minal aidzin wal faidzin yaa🙏🏻




















Pagi ini Mark baru saja masuk ke sebuah cafe yang dekat dengan kantornya. Tak lama dia mendapati seorang wanita yang kini tengah melambaikan tangan ke arahnya sembari tersenyum kepadanya.

"Sorry, jalannya macet" ujar Mark yang langsung duduk di depan wanita itu

"Udah pesen makan?" tanya Mark kembali yang ditanggapi gelengan oleh wanita itu

"Kalo gitu kita makan dulu aja" ucap Mark lagi

Sudah sekitar dua puluh menit mereka menyelesaikan sarapannya, kini tampak Mark menunjukkan raut serius pada wanita itu, "Lia.." panggilnya dengan sangat pelan

"Iya kak, gimana kabarnya, kak?" tanya Lia dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya

Mark sedikit tersenyum menanggapinya, "Kakak baik" ucapannya sedikit gugup, terlihat dari perilakunya yang sekarang menenggak habis jus jeruk yang berada di depannya.

Mark menghela napasnya sejenak, "Lia, kakak rasa pertunangan kita gak bisa dilanjutkan lagi" ucapnya

"Kenapa kak? Apa salah Lia?" tanya Lia yang tampak tak tenang sekarang

Mark menggeleng, "Lia gak salah apa-apa, justru disini kakak yang salah" ujarnya lagi mencoba untuk tenang

"Tapi kenapa, kak?-" tanya Lia, wanita itu berhenti sejenak

"-A-apa karena masalah rencana pernikahan kita? Aku bisa bilang sama papa buat ikut apa yang kakak mau kok"

Mark menggeleng lagi, "Bukan itu Lia" ucapnya lembut

Kini Lia sudah tidak bisa membendung air matanya, wanita itu terus memohon pada Mark untuk membatalkan ucapannya itu.

"Kamu inget Aeri, kan?"

"Cewek yang ninggalin kakak itu? Kenapa? Kakak ninggalin aku karena dia?" tanya Lia dengan suara sedikit meninggi

"Bukan itu-" Mark menghela napasnya sejenak

"Dia hamil anak aku" ucap Mark yang seketika membuat Lia tersentak

"Kakak bukan orang baik, bahkan kakak sudah membuat hidup seseorang tersiksa selama ini Li"

Lia menggeleng, "Gak kak, kakak orang paling baik yang aku kenal. Aku gak masalah soal itu, aku cuma mau kakak aja"

"Lia, kakak gak bisa. Kamu pantes dapetin orang yang lebih baik dari kakak"

"Gak mau, aku maunya kakak" ucap Lia lagi

"Lia, dengerin kakak-" ucapnya yang kini berjalan menghampiri Lia kemudian kedua tangannya memegang bahu Lia

"Ini gak bisa dilanjutin lagi, maaf. Ini semua kesalahan kakak dan aku yang bakalan nyelesaiin ini semua" ucapnya yang langsung berjalan pergi meninggalkan Lia yang masih terdiam di tempatnya.











Kini Mark sudah sampai di kantornya. Disepanjang jalan tampak semua orang melihatnya dengan raut ketakutan. Sepertinya kejadian di pantai itu sudah menyebar luas di antara semua karyawannya.

Tok tok

Somi masuk ke ruangan Mark dengan membawa sebuah benda kotak di tangan kirinya, "Pak Mark, saya mengantarkan titipan ini dari Giselle" ucapnya sembari meletakkan benda yang dibawanya tadi ke meja

"Terima kasih" ujar Mark




Sepeninggalan Somi, Mark terus menatap benda kotak di depannya. Tak lama dia meraih benda itu dan dibukanya. Disana terlihat tiga album foto yang tak begitu tebal. Kemudian dia mengambil album yang paling atas. Dibukanya satu per satu, yang tak lama membuat Mark meneteskan air matanya di sana. Dia melihat potret anaknya yang masih bayi yang dia ketahui seorang laki-laki, hatinya semakin nyeri setiap kali dia membukanya. Di album kedua dia melihat beberapa momen dari putranya itu. Seperti yang sekarang dia lihat, disana tertulis "Pertama kali aku berdiri" atau ada lagi yang tertulis "Aku bisa memanggil mama"

Di album ketiga dia melihat putranya yang tumbuh lebih besar. Namun seketika dia mengernyitkan dahinya seiring dia membukanya satu per satu. Dia tampak tidak asing dengan anak laki-laki itu. Dengan cepat dia langsung membuka halaman paling belakang. Tiba-tiba dia merasa napasnya tercekat, dia terus memandangi sebuah tulisan di sana.

Prince Lee Uchinaga

Tiba-tiba tubuh Mark melemas. Dia tidak menyangka jika anak laki-laki yang ditemuinya beberapa waktu lalu adalah putranya. Dia terus merutuki kebodohannya yang sama sekali tidak mengenali anak kandungnya itu. Ada juga rasa penyesalannya yang semakin tertanam di hatinya.










Selle, titipan lo udah gue samperin

Giselle tersenyum membaca pesan dari Somi. Ya, setelah waktu lalu Jeno berbicara kepadanya, dia memutuskan untuk mengenalkan Prince ke ayah kandungnya yang tak lain adalah Mark. Dan entah kenapa justru hal itu membuatnya sedikit lega.

"Kak, ada yang nyari" panggil Winter

"Suruh masuk aja" ujarnya

Tak lama, seorang wanita yang tak asing baginya memasuki ruangannya.

"Dokter Minju?" ucap Giselle sedikit heran

"Boleh duduk?" tanyanya yang langsung diangguki oleh Giselle

"Mau minum apa?" tawar Giselle

Minju menggeleng, "Gak usah, cuma sebentar kok" ucapnya

Kemudian Minju membuka tasnya dan meraih sebuah benda persegi panjang berwarna biru disana. Kemudian diletakannya di meja depan Giselle.

"Ini surat undangan pertunangan saya dengan Jaemin" ucapnya sembari tersenyum, yang tampak menjengkelkan bagi Giselle

Giselle tersenyum, "Oh ya? Kalau begitu selamat" ucapnya meraih surat undangan itu

"Terima kasih untuk ucapannya. Saya harap kamu datang"

"Pasti!" ujar Giselle

"Baiklah, kalau begitu saya pamit"

"Mau saya antar?"

Minju menggeleng, "Gak usah, makasih" ujarnya kemudian berdiri dan melangkah pergi

"Oh ya-" ucap Minju berbalik saat hampir sampai di depan pintu

"Atas nama Jaemin, aku minta maaf sama kamu ya" ucapnya yang kemudian tersenyum dan kembali berjalan keluar dari ruangan Giselle.

Sedangkan Giselle kini menatap Minju dengan pandangan kesal. Sebenarnya dia tidak terlalu kesal dengan kabar pertunangan itu, namun sikap Minju yang terkesan meremehkannya itu yang membuatnya kesal. Tak lama, ponselnya berbunyi kembali. Disana tertera nama Jaemin di layar ponselnya.

Ri, malam ini ada acara gak?

Aku mau ketemu kamu, boleh?

Giselle menatap heran setelah membaca pesan itu.

Mau ketemu dimana?














Hi hiii
Gimana sama chapter ini?
Jadi, apa ya yang mau Jaemin bilang sama Giselle?
 

Love Again- Mark Giselle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang