BAB 35

900 117 32
                                    

Pria yang lima tahun lebih tua darinya itu tersenyum ramah selagi berjalan santai ke arahnya. Berdiri di samping Yoongi yang kini tengah duduk di atas kursi rodanya, menikmati pemandangan yang diberikan teras depan rumah mungilnya.

"Tuan Min, CEO Bright Company sudah datang."

Yoongi menoleh dan tersenyum pada pria yang diperkenalkan Tuan Go padanya.

Pria itu menundukkan kepalanya sopan. "Aku tidak pernah sempat memperkenalkan diriku secara formal," ujarnya. "Halo, Tuan Min. Aku Go Seung Tak, putra tunggal dari ayahku, Tuan Go."

Yoongi mengangguk, senyumannya tidak luntur untuk menyambut pria dengan senyuman ramah itu. "Maaf, karena aku kau harus mengorbankan waktu berhargamu."

Pria itu menggeleng pelan. "Sama sekali bukan masalah, Tuan Min. Aku justru merasa senang, akhirnya aku bisa bertemu denganmu secara langsung."

*****

Yoongi terkekeh pelan mendengar candaan ringan yang dilontarkan oleh Seung Tak. Keduanya kini tengah duduk di ruang tamu Yoongi, membahas beberapa hal penting perihal perusahaan dan rumah tempat tinggal Yoongi sekarang.

"Kalau begitu, tidak akan terjadi masalah perihal kepemilikan perusahaan di atas kertas, bukan?"

Go Seung Tak menganggukkan kepalanya. "Bahkan kita juga bisa dengan mudah melakukan pergantian kepemilikan kapan pun Anda siap."

Namun Yoongi justru menarik satu sudut bibirnya dan menggeleng pelan. "Aku tidak berpikir aku menginginkan itu."

Seung Tak mengangguk paham. "Anda bisa mengabariku kapan pun Anda ingin mulai bergabung dalam perusahaan dan pengambilan keputusan. Aku akan mengaturnya untuk Anda."

Yoongi tersenyum dan mengangguk pelan. "Untuk saat ini, aku ingin kau yang menangani segalanya, kupikir aku belum siap untuk kembali menangani apa pun yang berhubungan dengan bisnis." Lalu ia menatap Seung Tak. "Aku beruntung memiliki Paman Go dan dirimu dalam perjalanan hidupku. Kalian benar-benar membantu dan menemaniku melewati semuanya. Aku berharap, suatu saat nanti aku memiliki kesempatan untuk memanggilmu 'hyung'."

Pria itu mendeceh pelan sambil tertawa kecil mendengarnya. "Bukankah itu adalah suatu kehormatan bagiku? Lagi pula, aku juga tidak pernah memiliki saudara. Aku akan menyukainya, mendengar seseorang memanggilku 'hyung'."

"Hyung," gumam Yoongi. "Seung Tak Hyung."

Keduanya pun tertawa mendengarnya.

"Terdengar bagus." Candanya. "Apa kau menyukai rumahnya? Aku tidak tahu persis seperti apa kau menginginkan desain dari rumah ini, tapi aku berusaha untuk mengerjakannya sesuai dengan instruksi yang diberikan ayahku," jelasnya. "Aku juga meninggalkan furniture di dalamnya kosong dan hanya menyimpan hal-hal pokok yang mungkin akan kau butuhkan saja. Lebih baik jika kau sendiri yang mengisinya."

"Uhm, terima kasih. Aku sangat menyukai desainnya, rumah ini membuatku merasa nyaman."

Keheningan menyapa mereka untuk sejenak. Sampai akhirnya Yoongi kembali membuka percakapan. "Maaf, karena aku, kau kesulitan memiliki waktu untuk dirimu dan ayahmu."

"Ah, jangan khawatirkan hal itu. Aku justru merasa sangat bersyukur karena kau dan ayahmu sudah merawat dan menjaga keluarga kami dengan baik selama ini. Kami begitu beruntung karena Tuan Min bersedia melakukan semuanya, seolah kami adalah keluarganya sendiri." Ia tersenyum kecil.

"Tidakkah kau ingin menunjukkan nama dan margamu yang sesungguhnya, Hyung?" katanya. "Kau terlalu lama bersembunyi hanya demi kebaikanku."

Seung Tak menggelengkan kepalanya. "Aku tahu kau tidak pernah menuntutku dan keluargaku untuk membalas semua kebaikan yang telah kau dan ayahmu berikan, tetapi karena semua kebaikan itu aku dan keluargaku bisa hidup terjamin. Apa pun yang kami lakukan untukmu, Yoongi, tidak akan pernah cukup untuk membalas semua kebaikan yang kami dapatkan. Aku juga sudah terbiasa dengan nama yang orang-orang kenal, aku hanya akan mengganti namaku dengan nama asliku ketika semua sudah berakhir dan kau memenangkan pertandingannya. Yang terpenting, ayahku tahu bahwa meskipun aku hidup dengan nama lain, aku tetaplah 'Go Seung Tak'nya. Putra kesayangannya." Wajah itu terlihat ragu untuk sejenak, namun Seung Tak tetap membuka suara pada akhirnya. "Bagaimana dengan terapi berjalanmu? Jika kau tidak keberatan, aku akan meminta seorang ahli untuk datang kemari dan membantumu menjalani terapi."

BORN OF HOPEWhere stories live. Discover now